Komunikasi dapat menjadi tantangan saat membahas transfer, terutama jika si pemain tidak fasih berbahasa Inggris. Setiap kali Casemiro memberikan pendapatnya tentang Manchester United dengan agen klub sebelum transfer, ia selalu memakai penerjemah. Dan itu berlangsung rahasia selama tiga bulan.
Karena wawancara menggunakan panggilan video jarak jauh, semuanya bisa terkordinasi dengan mudah. Menariknya, saat itu Casemiro berani meminta video gym di kompleks latihan United di Carrington. Lalu ada seorang anggota staf United dikirim untuk merekamnya, dan mengirimkan file tersebut ke agen Casemiro, Oscar Ribot.
Dari pencarian gambar Google, gym di tempat latihan United tampaknya bertempat di aula pertemuan sekolah yang sangat besar. Gym tersebut masih layak untuk klub Premier League kelas atas. Maka ketika melihat video rekaman gym, Casemiro tampak menyetujui dan senang.
Lingkungan gym sangat penting bagi pemain asal Brasil itu. Di satu sisi United juga telah belajar tentang kebiasaan Casemiro selama di Real Madrid, di mana si pemain memang melakukan sesuatu yang tidak biasa. Yaitu mengangkat beban sejak pukul 8 pagi di markas latihan Madrid di Valdebebas.
Saat percakapan dengan Casemiro berlanjut, ia memberi tahu direktur sepakbola Manchester United John Murtough bahwa ia hanya ingin mengetahui tiga hal. Diantaranya adalah di mana ia tinggal, di mana ia berlatih, dan di mana ia akan bermain.
Dari sini United sangat yakin kalau mereka telah merekrut seorang pemimpin. Bahkan Casemiro memancarkan otoritasnya sebagai pemain dengan begitu tenang. Sampai akhirnya ia mulai bermain pada menit ke-80 untuk debutnya di laga vs Southampton.
Ketika debut, sangat terlihat bahwa mantan gelandang Real Madrid tersebut begitu bersemangat. Ia segera memberi tahu Lisandro Martinez untuk melupakan bermain maju dari belakang. Ia benar-benar menjadi pemain impian yang selama ini dicari-cari oleh Setan Merah. Sampai-sampai hati Roy Keane luluh dan sangat kagum dengan karakternya.
Meskipun awalnya Erik ten Hag tidak menjadikan Casemiro starter, tapi dari 10 penampilan terakhir ketika ia mulai dimainkan, United hanya kalah sekali. Para suporter pun senang. Namun mereka tidak hanya senang dengan dampak Casemiro ini, melainkan mereka juga senang akhirnya ada transfer bagus yang berhasil dilakukan oleh tim kesayangannya.
Pihak klub memang sengaja merahasiakan proses transfer Casemiro sampai seminggu sebelum minat klub secara resmi dipublikasikan. Casemiro juga menghargai keinginan United untuk merekrutnya dengan biaya sebesar 60 juta paun.
Real Madrid sendiri, melalui lisan Carlo Ancelotti, merasa tidak khawatir kehilangan Casemiro. Itu karena lini tengah mereka kini diperkuat Aurelien Tchouameni, yang dianggap sebagai gelandang jangkar unik. Maka dengan Ronaldo yang sudah hengkang dari Old Trafford, saat ini Casemiro adalah pemain bintang dengan gaji tertinggi di United.
Bukan sebuah kebetulan, Erik ten Hag pun saat ini kagum kepada Casemiro. Ia kagum seperti halnya kepada Raphael Varane, yang memang mantan rekan setim Casemiro di Real Madrid. Casemiro dan Ten Hag bahkan sudah akrab dan menyatu sejak pertama kali bertemu, meski pembicaraan dilakukan dengan bahasa yang berbeda.
“Dia (Casemiro) mengatakan kepada saya ketika kami melakukan pembicaraan pertama kali, bahwa dia membutuhkan tantangan baru. Menurutnya, di Real Madrid dia bisa memenangkan segalanya. Dia adalah bagian besar dari Real Madrid,” ujar Erik ten Hag dikutip dari MEN Sports.
“Maka dari itu, mereka (Madrid) sebenarnya tidak ingin dia (Casemiro) pergi. Namun dia merasa harus pergi ke klub lain, ke liga lain, dan untuk membuktikan diri dengan tantangan baru. Dari sini terlihat bahwa dia menunjukkan rasa laparnya. Jadi saya sangat menyukainya.”
Sementara itu, Casemiro juga mengungkapkan kekagumannya kepada Ten Hag. Ia menjelaskan bahwa ia sudah berada cukup lama meniti karir di sepakbola, dan semakin lama ia merasakan obsesi untuk terus menang. Dan ketika bertemu dengan Ten Hag, ia merasa bahwa dirinya menyatu bersama obsesi mantan manajer Ajax tersebut.
“Saya percaya bahwa berada di karir sepakbola yang cukup lama pasti akan melahirkan obsesi untuk menang. Jadi ketika saya tagu obsesi Ten Hag untuk menang, itu adalah yang paling mengejutkan saya. Saya seakan menyatu dengannya,” ungkap Casemiro.
Di sisi lain Ten Hag juga menggambarkan Casemiro sebagai “semen di antara batu” beberapa waktu lalu. Pemain berusia 31 tahun itu adalah perekat benteng yang kokoh. Meskipun masih ada satu kekurangan darinya, yakni: ia belum bisa fasih berbahasa Inggris.