foto: shoot.co.uk

Ada sesosok pria dengan fisik berbeda namun sudah tak asing lagi bagi publik Old Trafford, duduk di tribun VIP dalam laga matchday 3 Liga Champions 2018/2019 ketika Manchester United menjamu Juventus, pekan lalu. Pria itu adalah Park Ji-Sung, salah seorang legenda hidup The Red Devils yang pernah memperkuat tim di periode 2005-2012 silam. Penampilannya jelas berbeda dengan orang-orang Eropa, karena dia berasal dari Asia, tepatnya Korea Selatan, dengan fisik lebih kecil dan mata sipit. Namun, fans tidak mungkin tak kenal dengannya, karena Park pernah jadi idola pada masanya.

Pria yang kini sudah berusia 37 tahun itu kini tiba-tiba kembali ke Old Trafford, setelah enam tahun meninggalkan kota Manchester, dan empat tahun lalu memutuskan pensiun dari profesi sebagai pesepakbola profesional. Tak hanya sendiri, juga tampak ada tiga eks bintang United lain; Quinton Fortune, Patrice Evra dan Ole Gunnar Solskjaer.

Park pun rupanya tidak hanya menonton penampilan mantan rekan-rekannya, namun juga sempat menghabiskan waktunya di Aon Training Complex, markas latihan skuat tim Setan Merah yang dulu pernah dihuninya selama tujuh musim. Ternyata, Park punya misi sendiri; ingin mempelajari bagaimana dunia sepakbola bekerja di luar lapangan.

“Sangat menyenangkan bisa kembali ke sini. Saya melihat bagaimana klub mengelola pengembangan pemain muda, staf pelatih dan sistem kepelatihan – sisi teknis dari klub. Saya ingin melihat bagaimana mereka melakukan dan itu sangat bagus untuk dilihat. Saya telah menikmatinya sejauh ini, melihat bagaimana mereka mengembangkan para pemain dan mempelajari sepakbola wanita juga,” cerita Park sebelum pertandingan menghadapi Juventus, dikutip dari situs resmi klub.

“Kami selalu mencapai mental juara dan itu ada dalam sejarah kami. Para pemain harus memilikinya, tim harus memilikinya, tim muda dan tim wanita juga. Sangat menyenangkan melihat seluruh klub memiliki pola pikir yang sama untuk mencapai hal yang sama,” lanjut Park.

Dia sendiri sudah pula merasakan kesuksesan itu bersama United di masa lalu, hingga jadi salah satu pemain Asia paling sukses di Inggris, dan bahkan mungkin Eropa. Salah satu buktinya, pemain kelahiran Korea Selatan, 25 Februari 1981 itu meraih penghargaan Pemain Asian Terbaik di Eropa versi FIFA.com pada 2007.

Park sendiri memulai karier di Eropa bersama PSV Eindhoven, salah satu klub raksasa di Eredivisie Belanda pada awal 2003, dibawa mantan pelatihnya di tim nasional Korea Selatan, Guus Hiddink saat menembus semifinal Piala Dunia 2002. Di Belanda, dia memenangkan empat trofi, termasuk dua gelar juara liga domestik. Awal musim 2005/2006, Park akhirnya memulai perjalanannya bersama tim Setan Merah, hingga menuai sukses besar. Tak tanggung-tanggung, dia meraih 13 trofi bersama United, termasuk empat gelar Premier League Inggris dan menjuarai Liga Champions 2007/2008.

Setelah meninggalkan The Red Devils; dengan catatan 205 penampilan dan 27 gol di semua ajang, Park sempat memperkuat Queens Park Rangers, dan juga dipinjamkan ke mantan klubnya di Belanda PSV Eindhoven sebelum memutuskan pensiun pada akhir musim 2013/2014. Dua tahun kemudian, dia malah melanjutkan pendidikan di De Montfort University, Leicester, Inggris, untuk mempelajari tentang manajemen olahraga dengan tujuan melatih tim sepakbola di Liga Korea. Park mengambil studi Management, Law and Humanities of Sport, dan menyelesaikan pendidikan pada Juli 2017 lalu.

Kini, Park pun ingin memperluas pengetahuan tentan manajemen tim sepakbola dan kepelatihan ke Manchester, di mana dia mempelajari tentang pengembangan pemain. Menurutnya, United adalah pilihan yang tepat dan nyata baginya ketika memutuskan untuk mendapatkan pengalaman kerja. Selain pernah sukses bersama klub yang membesarkan namanya tersebut, Park juga terus mengabdi pada United meski sudah tidak bermain di lapangan. Sejak 5 Oktober 2014, tak lama setelah pensiun dari lapangan hijau, dia didaulat sebagai global ambassador untuk klub, terutama di kawasan Asia.Makanya, Park merasa hatinya selalu ada di Manchester, dan United pun selalu terbuka untuknya.

“Semua pintu selalu terbuka bagi para mantan pemain untuk kembali dan kami pun sangat senang dengan itu. Para mantan pemain menanyakan sesuatu kepada klub dan klub akan selalu membantu para mantan pemain dengan apa yang ingin mereka capai. Ini sangat brilian dan, selama karir saya, itu selalu sama – klub ini adalah keluarga,” pungkas Park bercerita tentang perasaannya pada klub ini. Begitu pula bagi United, dan pastinya juga publik Old Trafford, Park pun adalah bagian keluarga.