Nama Frenkie De Jong dan Matthijs de Ligt adalah dua pemain belia yang mencuri perhatian pada musim ini bersama Ajax Amsterdam. Sosok Frenkie disebut-sebut sebagai gelandang tengah dengan penampilan yang sangat modern. Bahkan ada yang menyandingkannya dengan sosok Lionel Messi dan Andrea Pirlo berkat kemampuannya sebagai deep-lying playmaker atau ball-playing midfielder.

Sementara nama kedua mencuri perhatian ketika memenangi penghargaan bergengsi bagi pemain muda, Golden Boy Award 2018. Di usianya yang masih sangat muda yaitu 19 tahun, De Ligt sudah menjabat sebagai kapten. Penampilannya cukup impresif sebagai ball-playing defender yang membawa pengaruh besar bagi kesuksesan Ajax dan timnas Belanda sepanjang 2018/2019.

Tak ayal, kedua pemain ini menjadi incaran banyak klub-klub besar Eropa. Nama pertama sudah secara sah milik Barcelona pada musim depan. Sementara De Ligt masih digoda beberapa kesebelasan untuk pindah. Tanpa terkecuali Manchester United.

Setan Merah dirumorkan menjadikan De Ligt sebagai target utama untuk diduetkan dengan Victor Lindelof. Sudah kita ketahui bersama kalau klub ini sedang krisis pemain belakang berkualitas. Melihat pengalaman De Ligt yang sudah menjadi kapten dan mencicipi banyak pertandingan, maka United dikabarkan siap mengeluarkan dana besar untuk menggiringnya ke Manchester. Usianya yang masih muda juga sesuai dengan filosofi Ole Gunnar Solskjaer yang menginginkan pemain muda sebagai poros kekuatan tim.

Ditolak Mentah-Mentah oleh Ed Woodward

Sebuah penuturan mencengangkan dibuat oleh Derek Langley. Pria ini mengungkapkan kalau United sebenarnya punya peluang untuk merekrut De Ligt dan De Jong ketika keduanya belum menjalani debut bersama tim utama Ajax Amsterdam sekitar tahun 2016. Saat itu, ia menawarkan tiga pemain kepada United untuk dikontrak secara permanen oleh akademi klub. Selain dua nama tersebut, Langley juga menyodorkan nama Dayot Upamecano yang ternyata juga ditolak oleh manajemen tim.

“Para pemain yang mereka (United) tolak? Matthijs de Ligt. Kami memiliki banyak sekali laporan tentang De Ligt dan Frenkie De Jong dan semua pemain muda yang kami tawarkan dari seluruh Eropa. Selain itu, ada Dayot Upamecano yang sekarang bermain di RB Leipzig yang juga mereka tolak,” kata pria berusia 68 tahun ini.

Bagi yang tidak mengenal Langley, dia merupakan mantan kepala rekrutmen pemain muda Manchester United yang sudah 16 tahun mengabdi untuk klub dalam mencari pemain-pemain muda. Penolakan yang ia terima dari manajemen membuatnya kecewa. Hal ini membuat Langley berinisiatif mengadakan pertemuan dengan Ed Woodward untuk mengungkapkan kalau manajemen saat ini tidak memiliki kemampuan yang kompeten dalam mengurus klub sepakbola. Naas bagi Langley, pada Juli 2016 ia dipecat oleh Manchester United atas kritiknya tersebut.

“Ini adalah salah satu alasan mengapa saya melakukan pertemuan dengan Ed Woodward dan saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak yakin dengan kompetensi orang-orang yang ada di klub. Saya memberi tahu Ed Woodward dengan jujur: ‘Jika Anda berpikir saya duduk di sini dan memberi tahu apa yang ingin Anda dengar, maka Anda salah. Saya hanya ingin Anda tahu dan mengerti apa yang sudah saya lihat dalam klub ini,” tuturnya kepada Manchester Evening News.

“Saya pikir itu adalah awal dari kejatuhan saya karena selama tujuh bulan saya disingkirkan karena saya tidak sepaham dengan mereka. Manchester United berterima kasih kepada saya atas waktu yang saya habiskan di sana dan para pemain yang saya temukan, tetapi pada akhirnya kami bisa jauh lebih baik jika orang-orang tersebut mau mendengarkan,” tuturnya menambahkan.

Jika menilik waktu dipecatnya Langley, maka bisa ditarik kesimpulan kalau ia membawa kedua pemain itu ke hadapan manajemen pada medio 2015 hingga awal 2016. Ketika itu, bakat dua pemain ini belum tercium klub-klub manapun kecuali Langley.

De Ligt saat itu masih bermain bersama tim Jong Ajax dan baru menjalani debut seniornya pada September 2016. Di sisi lain, De Jong masih menjadi pemain pinjaman bersama Willem II. Ia baru melakoni debut bersama tim utama pada Februari 2017. Mereka semua mencicipi tim utama setelah Langley tidak bekerja lagi bersama United.

Kinerja Hebat Seorang Langley

Selama 16 tahun menjadi pemandu bakat, Langley beberapa kali mendapatkan pemain-pemain yang mayoritas mencicipi debut tim utama bersama United. Marcus Rashford, Jesse Lingard, Gerard Pique, Danny Welbeck, Tom Cleverley, Giuseppe Rossi, dan Adnan Januzaj adalah nama-nama yang merupakan temuan Langley.

Hebatnya, Langley hanya memiliki dua rekan yang statusnya adalah pekerja penuh. Keduanya ini tersebar masing-masing di Amerika Selatan dan Eropa. Sisanya, ia bekerja dengan para asistennya yang mayoritas berstatus pekerja paruh waktu.

Meski usianya tidak muda, namun Langley kerap ikut terbang jauh ke beberapa negara jika mengetahui ada beberapa nama yang memiliki potensi memperkuat United. Ia rela menghabiskan waktunya untuk memantau pertandingan tim-tim muda di berbagai negara. Tidak hanya itu, ia bahkan menangani masalah yang tergolong remeh seperti membayar uang sekolah pemain yang tidak mampu.

Langley adalah orang yang paling sedih ketika melihat Manchester City mulai membangun dinasti mereka dengan akademi yang memiliki fasilitas super mewah. Hal ini bertujuan agar para pemain muda lokal dan internasional memilih untuk bermain bersama mereka alih-alih bersama United. Sampai-sampai Langley meminta bantuan agar manajemen United juga memperhatikan akademi mereka.

Permintaan tersebut akhirnya disetujui dengan melakukan perluasan jaringan ke berbagai negara di Eropa, Amerika Selatan, dan Asia. Akan tetapi, hal tersebut baru diwujudkan oleh manajemen klub beberapa hari setelah dirinya kehilangan pekerjaan.