Premier League musim 2018/2019 sudah memasuki fase akhir. Persaingan sengit terjadi dalam perburuan gelar juara yang melibatkan dua kesebelasan, Manchester City dan Liverpool. Si Merah untuk sementara berada di puncak dengan keunggulan dua poin dari City. Akan tetapi, City punya satu laga lebih banyak dibanding pesaingnya tersebut.

Persaingan yang lebih menarik justru terjadi dalam perebutan peringkat tiga-empat atau dengan kata lain perebutan zona Liga Champions. Dua slot diperebutkan oleh empat kesebelasan yaitu Tottenham Hotspur, Arsenal, Chelsea, dan Manchester United. Jarak antar keempatnya pun terbilang sangat mepet yaitu hanya dipisahkan tiga poin saja.

Mereka juga punya keunggulan dan kekurangan masing-masing sehingga siapa yang akan menempati posisi tiga dan empat menjadi sulit untuk diprediksi.

Tottenham Hotspur (Peringkat tiga, 64 Poin)

Kehadiran stadion baru memberikan asa baru bagi skuad asuhan Mauricio Pochettino untuk setidaknya mengulangi pencapaian musim lalu dengan finis pada urutan ketiga. Dari enam pertandingan sisa yang mereka punya, empat diantaranya digelar di kandang baru mereka. Mengintip sisa lawan yang mereka hadapi, Spurs punya peluang untuk menyegel satu tempat di empat besar. Tiga lawan mereka adalah kesebelasan papan bawah yaitu Huddersfield (K), Brighton (K), dan Bornemouth (T). Hanya Manchester City (T), West Ham United (K), dan Everton (K) yang berpotensi menyulitkan mereka.

Satu hal yang menjadi penggajal Spurs adalah tidak konsistennya penampilan mereka. Harry Kane dkk kerap terpeleset apabila menghadapi lawan yang seharusnya bisa dikalahkan. Kemenangan melawan Crystal Palace adalah yang pertama setelah lima laga tanpa kemenangan. Performa labil yang mereka alami bukan tidak mungkin akan terulang kembali ketika menghadapi tim-tim papan bawah. Patut diingat kalau tim-tim papan bawah kerap menyimpan kejutan pada fase terakhir musim.

Arsenal (Peringkat empat, 63 poin)

Ketika tulisan ini dibuat, Arsenal baru memainkan 31 pertandingan atau satu lebih sedikit dari pesaingnya yang lain. Jika mereka memenangi pertandingan melawan Everton, maka mereka akan mengambil alih tempat Spurs sekaligus bertindak sebagai pole position untuk finis di tiga besar sejak 2015/16.

Arsenal diuntungkan dari segi lawan yang jauh lebih enteng dibanding Spurs yaitu Watford (T), Crystal Palace (K), Wolves (T), Leicester City (T), Brighton (K), dan Burnley (T). Namun sama seperti yang lainnya, Arsenal bukan tidak mungkin akan terpeleset menghadapi lawan-lawan tersebut. Apalagi mereka hanya dua kali bermain di Emirates dan sisanya bertindak sebagai tamu. Kesebelasan macam Watford, Wolves, Leicester, dan Burnley tidak bisa diremehkan di kandangnya sendiri. Khususnya Wolves yang musim ini menjadi pengacau tim-tim besar.

Satu hal yang bisa membantu mereka adalah performa tim yang sejak 2019 tampil cukup konsisten. Mereka hanya tiga kali saja kehilangan poin dan belum pernah terkalahkan dalam enam pertandingan terakhir mereka. Jika mereka mampu mempertahankan tren positif ini plus keran gol dari Aubameyang dan Lacazette terus mengucur, maka posisi tiga semakin mudah untuk digenggam.

Chelsea (Peringkat lima, 63 poin)

Bisa dikatakan kalau Chelsea adalah tim yang peluangnya untuk ke empat besar cukup berat. Mereka masih harus bertandang ke Liverpool dan Manchester United dalam enam pertandingan sisa. Dua kesebelasan yang sama-sama masih mempunyai kepentingan pada musim ini.

Selain itu, penampilan anak didik Maurizio Sarri juga kerap naik turun. Mereka bisa bermain bagus menghadapi tim-tim papan bawah, namun kerap medioker ketika bermain melawan sesama pesaingnya. Bahkan tidak jarang, mereka terpeleset ketika menghadapi tim-tim papan bawah. Sebelum kemenangan telak melawan Brighton, The Blues meraih dua kemenangan tipis melawan tim papan bawah. Bahkan di kandang Cardiff, mereka ditolong oleh keputusan ajaib wasit.

Manchester United (Peringkat enam, 61 poin)

Sama seperti Chelsea, kalau peluang United juga cukup berat untuk meraih pos empat besar. Mereka juga harus bertemu Manchester City dan Chelsea di Old Trafford. Enam partai terakhir cukup krusial untuk memberikan prestasi manis Ole Gunnar Solskjaer dalam debutnya.

Tidak hanya memperebutkan posisi empat besar, United bahkan bisa menjadi penentu siapa yang berhak meraih gelar Premier League musim ini. Bahkan United akan dipaksa memakan buah simalakama ketika menghadapi City akhir bulan nanti. Menang, maka mereka akan memberikan jalan bagi Liverpool untuk merebut puncak dan siap melihat mereka angkat piala. Apabila kalah, mereka punya peluang untuk melihat Liverpool kembali puasa gelar liga untuk kesekian kalinya. Akan tetapi, tiket empat besar bukan tidak mungkin akan raib dari genggaman.

Dalam beberapa komentarnya, Ole Gunnr Solskjaer menyebut kalau mereka menargetkan 15 dari 18 poin yang tersedia. Itu menandakana kalau dari enam pertandingan sisa, maka lima harus dimenangkan. Tidak sulit bagi Setan Merah untuk meraihnya karena mereka akan menjadi tuan rumah dalam empat pertandingan.

Namun yang menjadi masalah adalah penampilan mereka sangat sulit untuk ditebak. United kadang bisa inferior ketika menghadapi tim papan bawah. Pertandingan melawan Watford beberapa pekan sebelumnya menunjukkan hal itu ketika mereka tampil kalah dominan dibanding lawannya. Selain itu, performa para pemain tidak konsisten dalam beberapa pertandingan terakhir. Trio gelandang utama semakin menurun, para penyerang pun tidak terlalu tajam di depan gawang.

Bahkan ada yang bilang kalau pemain United akan bertanding sesuai mood mereka. Kalau mood mereka sedang bagus maka penampilan tim ikut bagus. Sebaliknya, kalau mood para pemain buruk, maka berimbas kepada penampilan tim secara keseluruhan. Hal ini yang kerap menyulitkan langkah mereka untuk naik ke posisi tiga meski kesempatan selalu terbuka.