Foto: Metro

Setelah era Sir Alex Ferguson berakhir, Manchester United selalu merasakan masa-masa sulit sebagai sebuah kesebelasan. Mereka kini sudah tujuh musim tidak menjadi juara Premier League, kesulitan untuk mengikuti Liga Champions secara konsisten, dan tampaknya akan berbagi singgasana sebagai raja sepakbola Inggris cepat atau lambat.

Kesulitan tidak hanya sebatas dari segi prestasi, namun juga merembet ke beberapa hal. Salah satunya adalah pergerakan mereka di bursa transfer. Tiap kali memasuki jendela perpindahan pemain, berita United lebih banyak diisi drama-drama yang semakin lama semakin nyebelin bagi penggemarnya.

United kesulitan untuk mencari target yang mereka mau. Alasannya banyak mulai dari harga yang terlalu mahal, komisi agen yang terlalu besar, hingga hasrat untuk tidak mau mencari pemain alternatif. Inilah yang membuat United terkesan tampak tidak bergerak pada bursa transfer termasuk yang terjadi pada musim ini.

Hingga saat ini, United baru mendatangkan Donny Van de Beek dan Alex Telles. Satu pemain dirasa belum cukup untuk memperkuat tim. Sayangnya, United kesulitan untuk mendatangkan pemain incarannya. Mereka kukuh ingin merekrut Jadon Sancho yang negosiasinya berbelit karena Dortmund hanya ingin melepasnya di atass 100 juta.

Edinson Cavani dikabarkan merapat ke Manchester. Yang bilang adalah Fabrizio Romano, orang paling terpercaya di kalangan pecinta sepakbola dalam urusan bursa transfer. Tapi United masih mengusahakan untuk tidak memenuhi permintaan agen Cavani yang menginginkan komisi 10 juta Euro. Kini, United sedang dikejar-kejar oleh tenggat bursa yang tinggal 24 jam lagi.

Menurut Ole Gunnar Solskjaer, kesulitan United yang dialami saat ini adalah buah dari kesalahan masa lalu. Kesalahan saat mereka sembarangan ketika membeli pemain. Masa-masa ketika manajemen klub dengan mudah memenuhi permintaan tim-tim penjual tanpa memandang apakah keputusan mereka tersebut tepat atau tidak untuk kepentingan kesebelasan.

“Merekrut pemain adalah sesuatu yang penting, namun Anda harus menjalani proses yang menyeluruh untuk memastiikan apakah pemain yang Anda bawa cocok untuk klub. Mudah untuk menunjuk dan memilih pemain terbaik di dunia karena setiap klub tahu mereka. Tapi, proses dalam perekrutan dan pencarian bakat tentu menjadi sebuah elemen yang penting untuk memastikan Anda menginvestasikan uang dengan baik,” kata Ole Gunnar Solskjaer.

Menurut Manchester Evening News, secara tidak langsung Ole terkesan menyalahkan manajer United sebelumnya yaitu Louis van Gaal dan Jose Mourinho. Bersama dua manajer berpengalaman ini, Setan Merah menghabiskan banyak uang pada bursa transfer. Van Gaal menghabiskan 270 juta pounds sedangkan 370 juta pounds habis bersama Mourinho.

Namun, uang sebanyak itu tidak sebanding dengan prestasi yang diraih. Justru, kesepakatan yang terjadi menjadi tidak berguna karena banyak dari pemain-pemain tersebut yang tidak bisa mengeluarkan performanya ketika berada di atas lapangan.

Sebenarnya, apa yang terjadi di masa lalu tidak sepenuhnya salah Van Gaal atau pun salah Mourinho. Keduanya pasti ingin memberi yang terbaik bagi United. Sayang, keinginan mereka kadang tidak sejalan. Banyaknya pemain yang masuk rata-rata bukanlah target utama manajer yang kemudian berimbas pada keberanian manajemen tim mengeluarkan uang yang besar untuk pemain yang sebenarnya tidak diinginkan.

Fred datang disaat Mourinho sebenarnya ingin merekrut Harry Maguire, Eric Dier, hingga Yerri Mina. Begitu juga dengan Louis van Gaal yang beberapa waktu lalu membocorkan incaran yang sudah dia kantongi meski dari daftar tersebut kebanyakan bukan pemain yang realistis bisa dibeli.

Inilah yang membuat Ole terkesan hati-hati ketika memasuki bursa transfer. Ketimbang mencari pemain alternatif, ia memilih untuk menahan diri agar tidak membeli sang incaran hingga waktu yang tidak ditentukan. Dalam kasus Sancho misalnya, Ole memilih untuk menahan diri dan hanya mencari pemain yang bisa dipinjam agar peluang untuk mendapatkan Sancho masih terbuka setidaknya hingga bursa transfer musim dingin nanti.

“Proses dalam perekrutan menjadi elemen yang penting dan orang-orang yang kami libatkan untk memantau dan mengidentifikasi pemain sudah melakukan pekerjaan dengan baik. Ketika saya masuk, pandangan saya adalah memberi pemain muda kesempatan dan segalanya berjalan baik. Kami juga kehilangan beberapa pemain yang justru tampil bagus di klub lain, tapi kami merasa kalau untuk bergerak maju kami harus pergi ke arah yang berbeda. Kami harus sangat teliti dan yakin ketika kami membelanjakan uang untuk pemain itu. Ini lebih kompleks ketimbang hanya menunjuk satu nama lalu berkata ‘kalau pemain ini berkualitas,’ kata Ole.

Note: Setelah tulisan ini dibuat, Manchester United melakukan pergerakan kilat di Deadline Day setelah kalah 1-6 dari Spurs. Setelah Telles, United siap meresmikan Cavani yang disusul dengan Facundo Pellistri, dan Amad Traore. Sebuah pergerakan yang banyak disebut-sebut sebagai panic transfer dari Manchester United.