Foto: Eurosport

Di stasiun Seven Sisters pada hari Sabtu, para pendukung Tottenham menyanyikan lagu Mauricio Pochettino setelah kekalahan 0-3 atas Manchester United. Para suporter itu seakan ingin mempekerjakan kembali pelatih terbaik mereka dalam beberapa dekade terakhir.

Berbeda dengan United, mereka telah gagal dalam mendapatkan manajer terbaik hampir satu dekade terakhir. Namun tidak pernah ingin meneriakan manajer lama mereka. Bahkan simpati kepada Ole Gunnar Solskjaer saja jauh lebih kurang ketimbang Nuno Espirito Santo –yang telah dipecat oleh Spurs awal pekan ini.

Hanya saja sayangnya, Spurs langsung memperoleh lampu hijau untuk menggantikan posisi Nuno dengan Antonio Conte. Dan itu berarti kesempatan pelatih asal Italia tersebut ke Old Trafford akan sirna. Meskipun sebelumnya Conte sendiri menyatakan ketertarikannya untuk menangani United.

Tapi dari sini ada keanehan yang mungkin bisa dinilai. Selama kemenangan United di Tottenham, Spurs memang bukanlah tim kuat yang mampu membuat pasukan Solskjaer kewalahan. Dan pemecatan Nuno memperkuat hal itu. Namun sebaliknya, United yang menderita kekalahan 5-0 atas Liverpool di kandang, malah tidak memecat manajer mereka.

Padahal Spurs juga menderita kekalahan di kandang (0-3) dan memilih untuk memecat manajer mereka. Antonio Conte lalu menjadi manajer baru yang diperhitungkan untuk mengisi posisi Nuno. Di sinilah letak keanehannya, Spurs memecat pelatihnya setelah hasil buruk, sedangkan United tidak.

Nama-nama seperti Pochettino, Conte, dan Thomas Tuchel juga sebelumnya merupakan empat pelatih yang diperhitungkan untuk mengisi kekosongan kursi kepelatihan Manchester United. Namun waktu itu mereka tidak memilih tiga nama barusan dan lebih memilih mengangkat Solskjaer.

United pernah melakukan hal sama ketika mereka memilih untuk tidak memecat Louis van Gaal setelah mengamankan posisi Liga Champions pada musim panas 2015. Atau ketika PSG memecat Tuchel di musim lalu, United juga tidak melirik namanya karena mereka sedang berada di puncak klasemen Premier League.

Ada kasus-kasus lain yang menarik dan penting untuk dicermati, terutama tentang pemilihan calon manajer baru di United. Pertama, orang seperti Ed Woodward dan Richard Arnold, keduanya pernah menjadi dua orang yang patut disalahkan atas keputusannya. Karena dua orang itu lebih ingin mengikat Solskjaer secara permanen ketimbang mengangkat Pochettino pada dua musim lalu.

Pun sama halnya, United tidak mempertimbangkan untuk memecat Solskjaer setelah dihantam oleh Liverpool, dan dewan klub United tampak ‘tidak terlalu tertarik’ pada Conte. Alasannya pun agak lucu, dilansir dari MEN Sports, dikabarkan Conte dianggap meragukan jadi manajer Setan Merah karena kurang dapat ‘memasarkan’ pemain.

Maka wajar saja, Conte lebih memilih untuk pergi ke Tottenham meski klub London satu ini berstatus tanpa trofi dalam 30 tahun terakhir. Kalau mau disimpulkan dari sini, terlihat bahwa Spurs dan United memang memiliki ‘ide serta motivasi yang berbeda’ soal pemilihan manajer.

Walaupun di satu sisi, Woodward dan Daniel Levy selalu berpuas diri terhadap apa yang mereka jalankan. Tapi mereka jugalah yang selalu bereaksi dengan cepat untuk memperbaiki kesalahan dalam penunjukkan manajer. Spurs misalnya, mereka awalnya meremehkan Nuno yang gaya permainannya kurang memuaskan. Tapi mereka tetap memilihnya dan hubungan keduanya terjalin dengan waktu yang singkat.

Terlepas dari itu semua, sekarang United telah menjadi satu-satunya klub besar yang dilatih oleh mantan pemain fenomenalnya. Chelsea sudah memecat Frank Lampard pada Januari lalu. Eksperimen Juventus dengan Andrea Pirlo juga hanya berlangsung satu musim. Lalu Zinedine Zidane telah mengakhiri dua tahunnya di Real Madrid. Dan terakhir, Ronald Koeman sudah dipecat dari Barcelona.

Barca, sebuah pengecualian, mungkin akan menunjuk mantan pemainnya lagi yaitu Xavi. Ia dikabarkan akan dibawa kembali ke Cataluna dari Qatar Al Sadd. Namun negosiasi dikabarkan tersendat. Dengan begitu, tidak ada klub lain selain United saat ini yang menjadikan mantan pemainnya sebagai manajer.

Jadi apa masih mau terus bertahan dengan Solskjaer, United?