Hampir satu setengah dekade lalu, Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger terganggu dengan kedatangan pria muda angkuh asal Portugal yang sebelumnya menguasai negaranya dan Eropa. Sosok yang bernama Jose Mourinho tersebut membuat Fergie dan Wenger yang asyik berseteru langsung mengalihkan pandangannya kepada pria tersebut.
Inilah tiga pelatih terbaik yang pernah dimiliki oleh Premier League. Hanya Fergie, Wenger, dan Mourinho saja yang bisa menjuarai kompetisi ini lebih dari satu kali. Selain itu, tiga orang ini juga pernah berseteru satu sama lain. Hal ini yang membuat Premier League menjadi lebih berwarna.
Fergie pernah menyindir Wenger yang jago berbicara lima bahasa, sementara Wenger pernah membawa timnya juara di depan mata Fergie. Mourinho menyebut Wenger tukang intip dan spesialis gagal, namun Wenger menyebut Mourinho sebagai perusak keindahan sepakbola. Fergie tidak suka perayaan gol Mourinho di Old Trafford, namun bagi Mourinho hal itu tidak masalah.
Meski begitu, ketiganya juga tidak pelit untuk saling memuji satu sama lain. Fergie menyukai tim asuhan Wenger, ia juga menyebut Mourinho sebagai pesaing istimewa. Di sisi lain, Wenger terharu karena United menghormati jasanya pada musim terakhir menangani Arsenal. Sementara Mourinho begitu menghormati Ferguson.
Baru-baru ini, Mourinho membuka kembali kenangannya terkait persaingan diantara mereka bertiga. Ia bahkan menggambarkan Ferguson dan Wenger sebagai ”musuh yang manis”, musuh yang saling memberikan kekuatan ekstra satu sama lain.
“Saya tiba di Inggris dan saya menemukan tim dengan invincibles (Arsenal) dan saya juga menemukan Manchester United serta Sir Alex Ferguson yang sangat terluka pada musim itu. Kami (Chelsea) seperti kekuatan ketiga yang datang dengan ambisi besar untuk menjadi juara pertama kalinya dalam bertahun-tahun,” tutur Mourinho, seperti dikutip dari Manchester Evening News.
Datangnya Chelsea langsung mengubah tatanan persaingan sepakbola Inggris pada saat itu. Liga yang biasanya diincar oleh United, Arsenal, dan Liverpool, kini kedatangan Si Biru yang saat itu mendadak jadi tim kaya baru selepas diambil alih oleh Roman Abramovich. Chelsea pun langsung mengambil alih status sebagai raja liga dalam dua musim beruntun. Ditambah dengan permainan pragmatis ala Mourinho yang tidak disukai oleh Wenger dan Ferguson.
“Semuanya dimulai pada 2004, saya tiba dengan ambisi besar untuk menang dan yang menunggu saya adlaah dua manajer terbesar dalam sejarah sepakbola yang ingin mencoba menghentikan saya.”
“Itu adalah konfrontasi antara sesama tim dan Anda dapat membayangkan bahwa Sir Alex, Wenger, dan saya berjuang untuk hal yang sama. Kami adalah musuh yang manis satu sama lain. Saya berterima kasih kepada mereka berdua karena mereka yang membuat saya menjadi lebih baik. Rasa hormat yang besar antara kami membuat kami akhirnya bisa duduk bersama dan makan siang serta rapat bersama untuk menunjukkan kalau kami saling menghormati,” tuturnya.
Rasa hormat Mourinho kepada kedua seniornya tersebut memang bukan omong kosong. Pada acara Laureus Sports Award beberapa waktu lalu, ia mengirimkan sebuah video khusus kepada Arsene Wenger yang memenangi penghargaan Lifetime Achievement. “Wenger adalah orang yang cerdas. Tidak ada yang bisa meraih invincibles selain dirinya. Siapa yang bisa melakukannya? Siapa yang bisa melakukan hal yang lebih daripada dirinya?”
Sayangnya, aksi ketiga pelatih ini sudah tidak bisa lagi disaksikan. Ferguson akan menjalani tahun keenam dari masa pensiunnya. Wenger nampaknya akan pensiun meski belum ada pengumuman resmi. Sementara Mourinho mungkin akan kembali melatih dalam waktu dekat. Hanya saja ia tidak akan memilih Inggris mengingat kegagalannya menangani Manchester United pada musim ini.
Sumber: Manchester Evening News, Independent