Manchester United mencatatkan rekor 27 pertandingan tandang tanpa kekalahan secara beruntun di Premier League. Dari 27 pertandingan itu, 17 berhasil dimenangi sementara 10 berakhir seri. Capaian ini menyamai yang dilakukan Arsenal antara April 2003 dan September 2004.

Sebelum laga melawan Southampton di St. Mary pada Minggu (22/8) lalu, Ole Gunnar Solskjaer mengingatkan kalau tren ini mungkin tak akan berlangsung lama. Alasannya karena kembalinya para suporter dan ini bisa menyusahkan tim tandang. Ditambah lagi ada beban untuk tidak kalah, karena United tak kalah di St. Mary sejak 2003.

Seperti tahun lalu, Southampton mencetak gol lebih dulu. Bedanya, tidak ada brace dari Edinson Cavani seperti sembilan bulan lalu. Para penggemar United berteriak dan meminta para pemain menyerang. Jadon Sancho diturunkan di sisia 30 menit pun dengan Jesse Lingard. Namun, tak ada yang bisa dilakukan.

“Pertandingan ini snagat mirip dengan hasil imbang United dengan skor yang sama di lapangan yang sama dua tahun lalu, ketika mereka impoten di 20 menit terakhir dan terhambat oleh lini tengah yang lesu,” tulis Samuel Luckhurst dari Manchester Evening News.

Samuel menyoroti susunan gelandang United yang diturunkan Solskjaer yakni Fred dan Nemanja Matic. Menurutnya, duet gelandang ini gagal mengantisipasi pergerakan Che Adams dengan baik.

United gagal memanfaatkan agresifitas Scott McTominay yang masih terbelit cedera, meski akhirnya tetap diturunkan. Sementara Donny van de Beek masih menyia-nyiakan bakatnya dengan duduk di bangku cadangan.

Samuel menyebut kalau Solskjaer kini mulai merasa kalau beberapa nama dalam skuadnya belum cukup bagus untuk membawa United meraih gelar juara. Untuk itu, ia amat menginginkan gelandang bertahan yang dinamis.

Sialnya, di laga melawan Southampton, Solskjaer membuat kesalahan besar dengan menurunkan Anthony Martial sebagai penyerang tengah, yang menurut Samuel sudah “tidak bernyawa”. Di sisi lain, Mason Greenwood yang tampil dominan di area tengah saat melawan Leeds justru digeser ke sisi kanan.

Di babak pertama, praktis peluang United hanya mengandalkan dari set-pieces, utamanya dari sisi Luke Shaw. Gol United sendiri dicetak ketika Greenwood bergeser ke tengah. Empat menit kemudian, Martial diganti oleh Jadon Sancho.

Southampton sebenarnya punya peluang yang lebih baik untuk mengakhiri rekor tandang tak terkalahkan United. Kesalahan Harry Maguire hampir ditebus dengan kebobolannya gawang David De Gea. Untungnya, bola tendangan Adam Armstrong berhasil dihalau oleh kiper nomor dua Spanyol ini.

Gol pertama yang dicetak oleh Che Adams sebenarnya buah dari kesalahan para pemain United itu sendiri. Ya, Jack Stephens merebut paksa bola dari Bruno Fernandes. Sekilas, itu memang pelanggaran. Namun, selama wasit Craig Pawson tidak meniup peluit, para pemain tak semestinya kehilangan fokus, dan harus terus memerhatikan lawan mereka. Hasilnya adalah Adams berhasil menendang bola dengan bebas.

Fernandes marah dengan keputusan wasit. Utamanya pada hakim garis yang hanya beberapa meter di sebelahnya. Sementara itu, VAR justru tak bekerja atas pelanggaran ini.

Absennya Cavani juga berpengaruh besar. Ketiadaan Cavani memengaruhi gaya United menyerang. Selain itu, tak adanya Cavani juga memperbesar peluang bagi Martial untuk diturunkan, yang mana itu tak begitu diinginkan.

Permasalahan lain di St. Mary adalah terlambat masuknya suporter United yang tertahan di luar stadion. Bahkan, tiga menit setelah pertandingan berjalan, rombongan suporter United masih belum bisa masuk.

Di dalam stadion, Ed Woodward tampak hadir di sebelah Sir Alex Ferguson. Ini merupakan pemandangan langka karena ia sudah jarang datang ke stadion. Momen terakhirnya adalah kala menyaksikan tim perempuan United di Old Trafford pada 27 Maret. Tekanan sudah tak diberikan padanya, karena United sudah menunjuk direktur sepakbola yang baru. Ditambah lagi, ia akan berhenti di akhir tahun ini.

Sumber: Manchester Evening News