Foto: Foottheball.com

Pada bagian pertama, kami sudah mengulas pandangan Juan Mata terhadap dua manajernya saat di Manchester United yaitu David Moyes dan Louis van Gaal. Penggawa asal Spanyol ini menikmati perjalanan yang cukup baik bersama dua manajer tersebut.

Pada bagian ini, Juan Mata kembali berbicara soal pandangannya terhadap dua manajer United berikutnya yaitu Jose Mourinho dan Ole Gunnar Solskjaer. Bersama kedua orang ini, Mata perlahan-lahan mulai kehilangan tempatnya sebagai pemain utama Manchester United.

Jose Mourinho

Ketika Jose Mourinho masuk sebagai manajer United, sontak sorotan media langsung mengarah kepada Mata. Ia disebut-sebut akan menjadi korban dari rezim Mourinho. Hal ini tidak lepas dari fakta kalau Mourinho adalah faktor terbesar yang membuat Mata hengkang dari Chelsea pada 2014 lalu.

Ketika itu, Oscar dirasa lebih cocok menjalani peran sebagai gelandang serang untuk membantu kinerja Eden Hazard. Keputusan ini sempat menghebohkan publik Chelsea karena pada dua musim sebelumnya, Mata selalu menjadi pemain terbaik Chelsea. Bahkan ada 54 gol (19 gol dan 35 asis) yang ia buat pada musim 2012/2013.

Akan tetapi, apa yang ditakutkan ternyata tidak terjadi. Alih-alih dilepas, Mata ternyata masih menjadi pilihan pertama Jose Mourinho. Meski kerap menjadi korban rotasi, namun hal itu tidak mengurangi perannya sebagai pengatur serangan United. Mourinho pernah berkata bahwa hubungan dia dengan Mata sangat baik. Yang terjadi di Chelsea murni karena kebutuhan taktik. Ungkapan serupa juga diucapkan oleh Mata.

“Saya tidak gugup. Saya merasa seperti enam bulan di Chelsea ketika saya masih di sana. Saya tidak bermain sebanyak yang saya ingin bersamanya di Chelsea, tetapi sepakbola akan selalu berubah, dan pasukan Chelsea beda dengan United.”

“Banyak orang yang bertanya kepada saya, ‘Apa yang Anda bicarakan di awal?’ Saya menjawab, ‘Kami hanya membicarakan sepakbola’. Sebuah pembicaraan yang normal dan hubungan kami sangat baik.”

“Rasa hormat itu saling menguntungkan, dan kami tidak memiliki masalah pribadi. Situasi yang terjadi murni karena sepakbola. Mungkin dia bermain dengan cara tertentu yang mungkin tidak sesuai dengan kualitas saya sebagai pemain. Terkadang hal seperti itu bisa terjadi di dunia sepakbola.”

Mata mengakui kalau ada ketakutan ketika Mourinho datang. Akan tetapi, ia berhasil membuktikan kalau ia bisa bermain dengan baik di bawah arahan Mourinho. Hasilnya, ia membantu United mendapatkan tiga gelar termasuk trofi Europa League yang sempat ia raih bersama The Blues.

“Tetapi mental saya sangat bagus. Keluarga saya agak takut. Para penggemar memberi tahu saya apa yang saya lakukan. Namun dalam benak saya, sudah jelas jawabannya kalau saya tetap ingin tinggal dan membuktikan bahwa saya bisa bermain lebih banyak dari yang dipikirkan orang, dan saya berhasil.”

“Itu adalah salah satu hal yang sangat saya banggakan dalam karier saya karena berhasil menguji diri saya untuk terus bermain. Pada akhirnya, kami menang Piala Carabao, Liga Europa, dan merasakan menjadi pemain penting dalam skuat. Itulah yang saya rasakan sebelumnya, dan itulah yang saya rasakan bersamanya,” katanya.

Ole Gunnar Solskjaer

Yang terakhir adalah manajernya saat itu yaitu Ole Gunnar Solskjaer. Bersama pria asal Norwegia ini, Juan Mata mulai menjalani masa-masa peralihan. Perannya di atas lapangan mulai berkurang secara perlahan-lahan. Hal itu sudah terlihat sejak musim lalu ketika Ole lebih sering mengandalkan Paul Pogba. Sekarang, giliran Bruno Fernandes yang mengambil alih peran sebagai pengatur serangan United. Meski begitu, Mata tidak membantah kalau Ole datang dengan membawa aura yang positif.

“Saya banyak mendengar kiprahnya sebagai pemain. Tentang gol ke gawang Bayern, dan banyaknya gol yang ia buat. Jadi kami mengadakan rapat internal diantara tim dan mereka berkata kalau Ole akan datang dan mengurus tim sampai akhir musim. Dia datang dari Molde di Norwegia.”

“Begitu dia masuk, kami bisa melihat ada hal positif. Anda bisa melihat DNA Man United. Dia tahu semua orang, dia merasa seperti penggemar United yang baik, dan dia tersenyum penuh energi sampai hari ini. Jadi, kami akan berdiri bersamanya, dan saya merasa kalau itu pertanda baik bahwa segalanya akan baik-baik saja,” ucap Mata.

Musim ini, Mata lebih sering menjadi starter ketika Setan Merah bertanding pada ajang-ajang piala, khususnya Liga Europa. Pada ajang ini, Mata selalu menjadi pemain utama kecuali ketika Ole membawa banyak anak-anak muda ketika melawan Astana.

Berbicara soal pemain-pemain muda, Mata kini sedang menjalani peran sebagai seorang motivator bagi para pemain muda. Integritas dan profesionalitas yang ia miliki diharapkan bisa menular kepada para pemain muda yang akan bersiap memasuki pintu tim utama.

“Saya masih muda. Mungkin usianya saja yang bertambah, pikirannya tidak. Saya sudah bermain lama di klub ini dan saya sudah menjadi profesional sejak 12-13 tahun sehingga hal itu memberi saya pengalaman yang baik terutama ketika berada pada situasi sulit.”

“Sebagai pemain, saya akan memberikan apa yang saya bisa di lapangan, tetapi saya akan mencoba yang terbaik di luar lapangan terutama untuk pemain yang baru datang seperti Bruno Fernandes, Odion Ighalo, dan pemain-pemain muda dari akademi seperti Brandon Williams, Tahith Chong, Angel Gomes, dan James Garner,” kata Mata.