Juan Mata mungkin bukan prioritas para penggemar Manchester United untuk tetap bertahan. Posisinya bisa dikompromikan: sudah banyak pemain yang mengisi pos Mata. Usianya juga sudah tidak muda.
Sebagai bayangan, Mata sudah bermain sepakbola secara profesional sejak 2006 di Real Madrid Castilla, ketika usianya menginjak 18 tahun. Setahun kemudian, ia bergabung dengan Valencia.
Di Mestalla pada musim tersebut, ia bermain bersama 25 pemain lain, mulai dari Santiago Canizares hingga Fernando Morientes. Namun, hanya tujuh dari 25 pemain itu yang kini masih bermain. Hanya Joaquin (Real Betis), David Silva (Real Sociedad), Angel Montoro (Granada), dan Raul Albiol (Villareal), yang masih main di kompetisi tertinggi.
Mata tahun ini berusia 33 tahun. Kalau melihat rekan sejawatnya, jelas ia masih punya waktu. Silva dan Albiol sudah berusia 35 tahun, sementara Joaquin sudah 39 tahun.
Soal usia ini juga pernah disinggung oleh Mata. Menurutnya, ia masih punya karier yang panjang di sepakbola. Soalnya, ia merasa kalau gaya mainnya menunjang baginya untuk main bola selama mungkin.
“Karena sebagian besar permainan saya didasarkan pada cara saya memahami sepakbola dan keputusan saya saat dengan atau tanpa bola,” kata Mata.
“Aku telah bermain bola cukup lama tapi aku masih merasa muda dan secara fisik aku juga merasa tangguh.”
Mata bersyukur karena sepanjang kariernya bermain bola, ia tak mengalami banyak cedera. Di hampir semua pertandingan, ia siap sedia. Dan Mata senang sekaligus bangga akan itu.
Hingga saat ini, Mata masih merasa lapar dan bersemangat. Ia masih ingin menikmati sepakbola hingga tahun-tahun selanjutnya. Hal ini yang menurutnya menjadi kombinasi yang sangat penting untuk mendapatkan semangat bermain.
“Ketika momen-momen sulit datang, dan itu akan datang, aku selalu kembali pada fakta bahwa aku masih menyukai sepakbola jadi mengapa tidak terus bertanding sampai Anda tidak menyukainya lagi.”
Menurut Mata, semakin tua seseorang, semakin ia akan menyadari lebih dalam soal apa yang dikerjakan, ketimbang yang dilakukan orang-orang umur belasan. Di usia muda, ia hanya berpikir soal sepakbola dan tak memikirkan hal lain, hanya menikmati alurnya.
“Kini Anda sadar betapa beruntungnya Anda dan Anda menikmati setiap sesi latihan dan setiap pertandingan. Semoga, seperti yang aku bilang padamu, aku telah melakoni banyak sesi latihan, banyak pertandingan, dan banyak pengalaman positif dalam hidup, dan yang paling penting adalah tetap menjaga rasa lapar dalam benakmu dan tetap bergairah.”
“Anda harus menikmati tantangan dari main bola sembari mengetahui tuntutannya. Harus ada sisi menyenangkannya karena kalau tidak, Anda tak akan tampil di tingkat tertinggi. Itu bekerja untukku dan aku pikir, cara itu juga bekerja buat setiap pesepakbola.”
Buat Mata, sepakbola telah memberinya hal paling penting dalam karier profesionalnya. Sepakbola pula yang memberinya kesempatan untuk membahagiakan keluarga, kekasih, dan teman-temannya, yang mana itu amat memuaskan.
“Aku amat bersykur bisa menendang bola ketika aku masih berusia satu atau dua tahun bersama kakakku, orang tua, dan kakek ku, yang merupakan idola serta mempengaruhiku, dan aku juga merasa amat bersyukur atas kehidupan yang kujalani. Semoga aku akan menjalani lebih banyak pengalaman bagus karena sepakbola dan aku akan selalu mencoba untuk mengingat betapa istimewa dan beruntungnya aku, dan aku berusaha untuk menikmatinya sepanjang hidup,” tutup Mata.