Juan Mata akan bertahan di Manchester United untuk setidaknya setahun lagi, setelah menandatangani perpanjangan kontrak pada Jumat (2/7) pekan lalu. Yang paling menarik dari pemain berusia 33 tahun ini adalah pandangannya soal sepakbola itu sendiri.

Mata tidak jarang menuliskan opininya di media. Apa yang ada dalam benak juara Piala Dunia dan Piala Eropa tersebut memang menarik untuk diikuti. Karena apa yang ia ungkapkan umumnya menarik untuk diikuti.

Berikut adalah beberapa di antaranya yang ia ungkapkan dalam wawancara dengan Inside United pada 2020 silam.

Filosofi Kemenangan

Patrice Evra pernah bilang kalau Manchester United mengajarinya soal satu hal: bahwa kemenangan adalah sesuatu yang normal. Kemenangan bukan lagi sebuah keharusan.

Sementara itu, Mata membedahnya lebih jauh. Pertama-tama, ia menjelaskan kalau kemenangan itu bisa berarti banyak hal.

“Kalau orang-orang bicara tentangku sebagai pemenang, aku pikir yang mereka maksud adalah trofi yang, untungnya, aku telah menangi bersama timnas dan klub tempatku bermain, aku amatlah beruntung,” kata Mata.

Menurut Mata, keseluruhan konsep dari kemenangan punya banyak arti yang berbeda. Contohnya, buat klub yang tak terlalu kuat, yang tak menantang gelar juara, kemenangan mungkin adalah bisa bertahan di Premier League dan tak terdegradasi. Sesederhana itu.

“Buat pemain yang juga bermain di sebuah klub seperti Manchster United yang datang dari jalur yang sulit, itu mungkin juga sebuah kemenangan. Jadi makna kemenangan atau kesuksesan itu amatlah subjektif dan dari sudut pandangku, itu tidak selalu soal mengangkat trofi. Ada proses di baliknya dan proses itu sendiri bisa menjadi sebuah kemenangan,” ucap mantan pemain Valencia ini.

Mata menggambarkan kalau di luar sana ada orang-orang yang tak berkesempatan untuk meraih trofi. Padahal, mereka amat menginginkannya, meski hanya satu trofi. Ada pula pesepakbola yang memenangi banyak trofi, tapi mereka sudah tak memiliki rasa lapar lagi.

Itu semua tergantung pada kepribadian dan tekad pemain itu sendiri, serta cara mereka melihat kariernya masing-masing, atau bagimana pola pikir mereka terhadap sepakbola.

“Seperti yang aku bilang sebelumnya, kalau Anda hanya berpikir soal memenangi trofi, maka Anda hanya akan menjadi pemenang kalau memenangi trofi. Namun, buatku ada banyak pemenang yang layak untuk dikenal orang, yang mungkin tak punya kesempatan untuk menang karena hal yang berbeda. Jadi aku pikir bicara soal kemenangan itu akan panjang dan apa arti dari kemenangan itu sendiri.”

“Tentu saja Anda menikmati bagian dari kemenangan, tapi kekalahan dan momen buruk adalah sesuatu yang selalu Anda ingat. Aku pikir itu manusiawi. Itu adalah sesuatu yang secara psikologis untuk mengingat lebih banyak hal negatif ketimbang yang hal-hal baik,” kata Mata.

Mata mengungkapkan buat pesepakbola di klub besar, mereka akan dipenuhi oleh harapan. Jadi, saat ia berhasil menang, bukan cuma rasa bahagia dan senang, tapi juga perasaan lega.

Di sisi lain, saat ia kalah, dalam kepalanya hanya ada perasaan yang sulit, yang bahkan terasa sampai ke tulang. Rasa ini jauh lebih terasa ketimbang saat meraih kemenangan, dan bahkan menempel di kepala.

“Jadi setiap kali Anda kalah atau menjalani pertandingan yang buruk, efeknya bertahan lebih lama ketimbang sebuah kemenangan. Ini tidak bagus, tapi memang begitu, dan ini adalah soal bagaimana Anda bisa kembali dari perasaan itu. Tentang bagaimana Anda bisa menang lagi dengan cara apapun yang berarti buat Anda.

Perasaan Bahagia

Buat Mata, perasaan terbaik yang bisa dirasakan di lapangan sepakbola adalah bisa mencetak gol.

“Penjaga gawang mungkin bakal bilang kalau menyelamatkan penalti memberikan perasaan yang sama buat mereka, tapi mencetak sebuah gol buatku adalah ledakan energi dan kebahagiaan,” tutur pemain dengan tinggi 170 sentimeter ini.

Meski tergantung dari bagaimana dan kapan gol dicetak, tapi berhasil mencetak gol adalah perasaan terbaik yang bisa didapatkan. Tidak peduli di posisi manapun ia bermain: bek dan gelandang senang mencetak gol, sementara striker harus mencetak gol.

“Gol adalah kunci. Dan gol selalu menjadi bagian penting dalam sepakbolaku,” kata Mata.

Saat ditanya adakah satu gol yang ingin ia replikasi? Jawabannya adalah gol yang dicetak Maradona ke gawang Inggris. Bukan gol yang menggunakan tangan, tapi gol yang melewati separuh pemain Inggris dari tengah lapangan yang melegenda itu.

“Itu amatlah luar biasa,” kata Mata.