jose mourinho dan musuh-musuhnya

Nama Jose Mourinho tidak hanya besar karena prestasi. Sosok The Special One juga dikenal karena sifat narsis, arogansi, serta komentar-komentar nyelenehnya di depan media. Hal inilah yang membuat dirinya kesulitan untuk mempunyai teman.

Selain itu, Mourinho juga dikenal sebagai sosok yang gemar cari musuh. Entah disengaja atau tidak, namun apa yang terucap dari mulutnya kerap membuat lawannya terpancing untuk memberikan tanggapan. Yang terbaru, Mourinho sedang beradu friksi dengan manajer Chelsea, Antonio Conte terkait ucapannya di depan media.

Lantas, siapa saja musuh-musuh Mou sepanjang karir kepelatihannya. Berikut adalah orang-orang yang pernah berkonfrontasi dengan Mou sepanjang karir kepelatihannya.

Arsene Wenger (2005 dan 2014)

Jose Mourinho dan Musuh-Musuhnya

Manajer asal Prancis ini bisa dikategorikan sebagai musuh besar Jose Mourinho. Semua diawali pada Agustus 2005 ketika Wenger mengkritisi gaya permainan Mou yang lebih mementingkan hasil. Ketika itu, Wenger menyebut olahraga dalam bahaya apabila memainkan taktik seperti Mou.

Mou pun kemudian membalas, “Dia adalah seseorang yang kalau di Inggris disebut sebagai tukang intip. Ada beberapa orang yang ketika mereka berada di rumah memiliki teleskop besar untuk melihat keluarga yang lain. Dia selalu berbicara soal Chelsea, Chelsea, dan Chelsea.”

Sembilan tahun kemudian, Wenger kembali berkomentar dengan menyebut Mou takut mengalami kegagalan di periode keduanya bersama Chelsea. Mou pun kemudian membalasnya dengan serangan dahsyat.

“Apakah saya spesialis gagal? Tidak. Justru dia adalah Spesialis Gagal. Delapan tahun tanpa gelar itu adalah kegagalan. Jika saya ada di sana maka saya lebih baik pergi dan tidak akan pernah kembali lagi.”

Pietro Lo Monaco (2008)

Direktur sepakbola Catania ini menjadi musuh Mou ketika masih di Inter Milan. Ia geram ketika Mou menyebut Inter seharusnya menang lima sampai enam gol. Pietro ketika itu berujar, “mulut orang itu harus disumpal.”

Mendengar hal itu, Mou dengan santai membalas, “Siapa itu Lo Monaco? Yang saya tahu hanya ada dua Monaco yang terkenal, kerajaan Monaco dan Grand Prix Monaco.”

Lionel Messi (2006)

Chelsea tersingkir dari Liga Champions musim 2005/2006 karena takluk 1-2 di Stamford Bridge. Saat itu, The Blues kehilangan satu pemain karena Asier Del Horno dikartu merah karena dianggap melanggar Lionel Messi. Mou yang berang pun berujar selepas laga, “Barcelona adalah kota yang indah dengan banyak teater, dan Lionel Messi telah belajar banyak dan mahir menguasai akting.”

Johan Cruyff (2010)

Lagi-lagi gaya main pragmatis Mou mengundang komentar dari salah satu ahlinya sepakbola menyerang. Setelah Wenger, kali ini Johan Cruyff. Pemain hebat Belanda ini mencibir taktik Mou jelang Inter bertemu Barca pada Semifinal Liga Champions 2010. Mou pun dengan pedas menjawab:

“Saya tidak meminta tim saya untuk kalah dengan skor 0-4. Saya tidak ingin menderita kekalahan seperti itu di final Liga Champions,” ujar Mou mengungkit kalahnya Barcelona dream team era Cruyff pada 1994 oleh AC Milan.

Rafael Benitez (2005 dan 2015)

Jose Mourinho dan Musuh-Musuhnya

Awal mula perselisihan kedua manajer ini adalah ketika Chelsea takluk dari Liverpool melalui gol hantu Luis Garcia. Permasalahan keduanya semakin meruncing ketika Mou menyebut kalau Rafa bukanlah manajer yang sukses. Ia juga mengatakan kalau Rafa menghancurkan kesebelasan yang pernah ditangani Mou (Chelsea, Inter Milan, Real Madrid).

Permusuhan keduanya bahkan membuat istri dari Rafa Benitez, Montserrat Seara ikutan menyerang Mou. Seara mengatakan kalau Suaminya adalah orang yang menyelesaikan kekacauan yang dibuat Mou di klub sebelumnya. Akan tetapi, bukan Mou kalau tidak punya kata-kata untuk membalasnya.

“Dia (Istri Benitez) hanya bingung karena Suaminya menggantikan Roberto Di Matteo (Chelsea), Carlo Ancelotti (Real Madrid), dan Saya (Jose Mourinho). Alih-alih mengurusi saya, lebih baik dia mengurusi diet suaminya.”

Antonio Conte (2018)

Jose Mourinho dan Musuh-Musuhnya

Manajer Italia ini tampaknya akan menjadi musuh bebuyutan Mou di Premier League. Setelah perseteruan mereka pada 2017 lalu, Beberapa waktu yang lalu keduanya kembali beradu pendapat. Semuanya diawali dengan kata-kata Mou yang mengatakan kalau dia tak ingin lagi menjadi badut yang selalu bertindak berlebihan di pinggir lapangan. Meski tidak secara langsung diungkapkan, namun kata badut ini ditengarai mengarah kepada Jurgen Klopp dan Antonio Conte.

Mantan manajer Juventus ini kemudian menyebut kalau Mou sedang mengalami lupa ingatan. Meski kemudian Mou mengatakan kalau ungkapan Badut tersebut bukan mengarah kepadanya namun pernyataan Mou yang menyinggung kasus pengaturan skor yang pernah menimpa Conte semakin memperkeruh hubungan keduanya.

“Saya memang masih melakukan kesalahan. Tapi, satu-satunya kesalahan yang tidak akan saya lakukan sampai kapanpun adalah terlibat dalam pengaturan skor,” ujarnya.

*

Selain nama-nama tersebut, masih ada beberapa orang lagi yang pernah berkonfrontasi dengan Mou. Sebut saja Mesut Ozil, Mario Balotelli, hingga Eva Carneiro staf medis Chelsea yang pernah bekerja bersama Mou.