(Foto: ManUtd.com)

 

Dari daftar sepuluh besar pemain dengan caps terbanyak Manchester United, terdapat beberapa legenda yang namanya sudah dikenal oleh banyak penggemar di seluruh dunia. Sebut saja Bobby Charlton, Ryan Giggs, Paul Scholes, hingga Wayne Rooney. Namun, ada satu pemain yang namanya mungkin jarang didengar oleh penggemar klub. Dia adalah Joe Spence.

Tidak hanya dalam daftar caps terbanyak, nama Joe juga berada dalam sepuluh besar pencetak gol terbanyak. Jika dia berada tepat pada urutan ke-10 pada daftar caps terbanyak Setan Merah dengan 510 penampilan, maka nama Joe berada pada urutan ketujuh sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub. Ia bersanding bersama Ryan Giggs dengan jumlah gol yang sama yaitu 168.

Yang menarik, Joe sudah tidak bermain sejak 1933. Inilah yang membuat namanya kekal dalam daftar “yang terbanyak” meski kemudian ia tidak lagi menjadi si nomor satu dalam dua daftar tersebut. Ini pula yng membuat namanya kurang familiar jika dibanding pemenang Piala Champions 1968 seperti Bobby Charlton dan Alex Stepney, serta generasi 2000-an yang diwakili Giggs, Rooney, dan Scholes.

Joe Spence adalah cahaya saat United sedang berada dalam masa-masa kegelapan sebagai sebuah kesebelasan. Ketika itu, United menjalani musim demi musim dengan cara yang sulit. Klub ini baru saja vakum karena Perang Dunia I. Selain itu, United saat itu nyaris bangkrut sebelum James Gibson masuk dengan dana 2.000 paun yang ia miliki. Yang paling utama sudah pasti prestasi. Selama 14 tahun Joe bermain, United hanya dua kali menyelesaikan Liga Inggris pada zona empat besar. Mereka lebih banyak terjebak di papan tengah bahkan dua kali merasakan pahitnya degradasi.

Selama masa-masa kelam inilah Joe muncul sebagai sinar terang bagi klub. Ia dianggap bisa membawa United keluar dari kesulitan ketika berada di atas lapangan. Tiap kali pemain United membawa bola, penggemar United akan selalu teriak “Give it to Joe”. Ya, jika ingin mencetak gol maka bola harus sering diberikan kepada sosok Throckley.

Betapa ketergantungannya United kepada Joe bisa dilihat dari fakta kalau si pemain menjadi pencetak gol terbanyak klub selama enam musim dari 14 musim kariernya di Manchester. Musim terbaiknya adalah pada 1927/1928 ketika ia membuat 24 gol sepanjang musim. Sayangnya, United menyelesaikan Liga Inggris pada urutan ke-18. Seandainya tidak ada Joe, United mungkin akan menjalani musim yang jauh lebih buruk lagi. Beruntung, ia kerap datang sebagai penyelamat.

Sejak remaja, Joe sudah dikenal sebagai penyerang dengan insting gol yang cukup tajam di depan gawang. Saat masih bermain di Throckley Celtic, ia pernah membuat 42 dari 49 gol yang dibuat timnya selama satu musim kompetisi. Bahkan dalam pertandingan non resmi pertamanya, Joe membuat empat gol dalam kemenangan United 5-1.

Setelah hengkang dari United, Joe bermain untuk dua klub Inggris lainnya yaitu Bradford City dan Chesterfield. Disana, ia masih rajin mencetak gol meski jumlahnya tidak sebanyak ketika ia bermain untuk Setan Merah.

Satu hal yang disayangkan dalam karier Joe adalah dia tidak bisa memancing tim nasional Inggris untuk menggunakan jasanya. Meski bermain hampir 20 tahun di level klub, Joe hanya punya dua caps tim nasional. Selain itu, ia juga tidak meraih satu trofi pun bersama United. Ia baru meraih gelar ketika sudah memperkuat Chesterfield pada 1936. Itupun gelarnya hanya Divisi Ketiga Zona Utara.

Meski dia tidak punya gelar, Joe memiliki warisan yang terus hidup. 80 tahun sejak ia meninggalkan Old Trafford, namanya akan selalu terukir dalam buku sejarah klub. Butuh waktu 19 tahun untuk memecahkan rekor golnya yang saat itu dilakukan oleh Jack Rowley. Untuk rekor jumlah penampilannya, Bill Foulkes memecahkan rekor Joe. Itupun membutuhkan waktu 31 tahun setelah ia tidak lagi bermain bersama United.