Foto: Express

Kemenangan Manchester United atas Derby County pada babak kelima Piala FA beberapa waktu lalu sedikit ternoda. Hal ini tidak lepas dari munculnya insiden di dekat pintu keluar stadion Pride Park tempat para pemain berjalan menuju bus tim mereka. Beberapa oknum fans menyerang Jesse Lingard dengan kata-kata yang kasar.

Sangat disayangkan mengapa kejadian ini harus terjadi mengingat pada laga tersebut, United sebenarnya menang telak dengan skor 3-0. Selain itu, kejadian ini terjadi 24 jam setelah aksi kemarahan Eric Dier yang naik ke tribun penonton setelah Tottenham Hotspur disingkirkan Norwich City melalui adu penalti.

Dalam video yang beredar, oknum penggemar United tersebut mengeluarkan sumpah serapah seperti Jesse Lingard is w***, Jesse Lingard is s***, dan Jesse f**k off. Kalimat tersebut diucapkan berulang-ulang sampai kemudian ada penggemar lainnya yang berkata 0 goal and 0 assits.

Lingard sendiri saat itu berjalan di depan Scott McTominay dan sempat berhenti sejenak untuk memberikan tanda tangan kepada penggemar United lainnya. Terlihat sekilas kalau Lingard sebisa mungkin tidak terpancing dan memilih untuk diam saja. Luke Shaw kemudian mendekati pintu bus dari dalam dan mencoba melihat siapa yang berani menyerang rekan setimnya tersebut.

“Kami mengetahui video yang diambil dari luar stadion Pride Park setelah pertandingan semalam antara Derby County melawan Manchester United dan penyelidikan masih berlangsung,” tutur juru bicara dari Kepolisian Derbyshire.

Apa yang dilakukan oknum penggemar ini dirasa sangat keterlaluan. Banyak penggemar United yang menganggap kalau orang yang menyerang Lingard ini bukanlah penggemar United sesungguhnya. Mereka adalah penggemar klub lain yang berpura-pura menjadi penggemar United hanya untuk menjatuhkan Lingard.

United sendiri tidak bisa menerima pemainnya diperlakukan seperti ini. Beberapa media lokal Manchester menyebut kalau Manchester United akan bekerja sama dengan pihak Derby untuk mencari siapa pelaku dari kekerasan verbal tersebut mengingat pelakunya sendiri tidak jelas apakah benar dia adalah penggemar Setan Merah atau bukan.

Lingard dan Kisah yang Membuatnya Terus Dikritik

Kontribusi Lingard selama 90 menit pada laga melawan Derby sebenarnya tidak bisa dibilang buruk. Akan tetapi, ia juga tidak bisa dibilang bermain bagus. Ya, biasa-biasa saja. Namun, hal itu tidak membuatnya pantas mendapat kata-kata kasar seperti itu.

Performa merupakan faktor yang membuatnya terus-menerus diterpa kritikan. Hingga tulisan ini dibuat, Lingard baru mencetak dua gol dan dua asis di semua kompetisi. Namun yang membuatnya menjadi sorotan adalah penampilannya di Premier League. 22 Desember 2018 menjadi kali terakhir ia membuat gol. Catatan ini lebih buruk jika dibandingkan dengan rekrutan anyar mereka, Bruno Fernandes yang datang menggusur Lingard sebagai seorang gelandang serang.

Cerita-cerita di luar stadion menjadi pendukung yang membuat terus dikritiknya pemain bernomor punggung 14 ini. Kita belum lupa video aksi menari-nari dengan bola yang dilakukan Lingard dan Andreas Pereira di sela-sela persiapan tim menuju leg kedua 32 besar Europa League. Selain itu, Nicky Butt bercerita kepada Manchester Evening News terkait Lingard yang santai ketika diperingatkan tentang aktivitasnya bermain media sosial. Sebuah perilaku yang disayangkan mengingat Lingard diharapkan bisa menjadi panutan bagi para pemain muda.

“Anda tidak harus berada di media sosial. Saya duduk di sebelah Lingard ketika pertandingan ke-4.000 United bersama pemain akademi dan saya berkata kalau ‘kamu tidak harus berada di media sosial’. Mendengar ucapan saya, dia pun tertawa,” kata Butt.

Kisah-kisah ini baru sekelumit dari perjalanan Lingard yang penuh dengan kritik. Kita belum bisa lupa aktivitasnya di media sosial saat liburan musim panas lalu yang menimbulkan masalah karena terlalu berlebihan.

Beberapa waktu lalu, Rene Meulensteen menyebut kalau Jesse Lingard yang sekarang adalah Jesse Lingard yang berbeda dari yang pernah ia kenal. Mantan pelatih tim utama United era Sir Alex Ferguson ini meminta si pemain untuk fokus karena sekarang ini ia seperti pemain yang tidak tahu arah. Rene pun mengharapkan adanya dukungan kepada Lingard yang pernah ia sebut memiliki kemiripan dengan Andres Iniesta ini.

“Saya bilang kepada Lingard untuk tidak membuat keadaan menjadi semakin rumit. Coba buka lagi ingatanmu dan pikirkan momen terbaikmu bersama Manchester United. Ingatlah kembali pada masa itu dan bawa perasaan itu ke sesi latihan karena dengan cara itu kamu bisa kembali ke permainan terbaikmu.”

“Dia mungkin sedang mengalami masalah dan saya melihatnya seperti pemain yang tidak tahu arah. Saya tidak tahu kenapa, namun yang saya tahu Jesse benar-benar butuh dukungan di saat-saat yang seperti ini,” kata Rene.

Ole Gunnar Solskjaer sendiri kini mulai pasrah terhadap tingkah pemainnya tersebut. Dikutip dari Daily Mail, Ole menyebut kalau ia tidak mau lagi merasa kasihan dengan pemain tertentu. Ia ingin pemainnya sendiri yang merespons ketika dia dicadangkan dalam beberapa laga. Bahkan ia tidak segan-segan untuk melepas pemain tersebut jika kontribusinya tidak menunjukkan grafik peningkatan. Meski tidak secara terang-terangan, namun ucapan Ole tersebut ditengarai menyindir Lingard dan Andreas Pereira.

“Saya tidak mau lagi merasa kasihan dengan pemain saya. Anda harus membuat diri Anda tersedia untuk laga berikutnya dan selalu kompetitif. Itulah yang saya suka. Saya suka melihat pemain yang sadar kalau dia dicadangkan karena tidak terlalu baik karena saya tidak perlu menjelaskannya setiap saat. Saya tidak mau berbicara kepada mereka kalau “kami butuh Anda berubah” sebanyak 100 kali,” tuturnya.

Jika melihat ucapan dari Butt, Rene, hingga Ole, ketiganya bisa dibilang sangat sayang kepada Lingard. Mereka semua berharap rasa sayang tersebut bisa dibalas oleh si pemain dengan selalu tampil serius di sesi latihan, dan tampil baik setiap diberi kesempatan. Karena hanya dengan cara itulah, Lingard bisa mendapatkan kembali tempatnya di tim utama Manchester United.