Manajer Manchester United, Jose Mourinho, kembali mengungkapkan kekesalannya atas jadwal di Liga Primer Inggris. Kali ini yang menjadi sasaran adalah laga penutup musim ini, yaitu kala melawan Crystal Palace, Minggu (21/5). Sumber kekesalan Mou adalah jarak dari pertandingan tersebut ke final Europa League yang hanya tiga hari.

Saking kesalnya, bahkan manajer asal Portugal tersebut sampai mengklaim bahwa hanya di Liga Inggris kejadian ini bisa terjadi. Di mana kata dia, jika ia bermain di luar Inggris, laga yang mepet tersebut pasti akan mendapat penjadwalan ulang.

Laga hari Minggu tersebut sudah dijadwalkan sejak Minggu lalu. Di mana laga ini diperkirakan akan berlangsung biasa-biasa saja. Lantaran United sudah dipastikan tertahan di posisi enam hingga akhir musim setelah bermain imbang dengan Southampton Kamis (18/5) dini hari. Lalu Crystal Palace sendiri jua sudah mengamankan diri dari ancaman degradasi.

Mungkin melihat bahwa laga melawan Palace tidak ada artinya, Mou jadi merasa bahwa ia sama sekali tak mendapat dukungan dari para pengatur jadwal pertandingan Liga Primer Inggris.

“Di negara manapun di dunia ini, pertandingan akan dilangsungkan pada hari Sabtu. Saat ini kami (United) ada di posisi lima, jadi tidak penting apa yang terjadi. Crystal Palace juga sudah aman.”

“Jadi saya pikir ketika Palace mengalahkan Hull City dan Hull yang terdegradasi, jadwalnya akan hari Sabtu. Ini membuat saya frustrasi,” terang Mou.

Meski terlewat kecewa, Mou menyatakan tak akan mengontak pihak Liga Primer Inggris. Menurutnya hal itu hanya membuang-buang waktu saja.

“Saya tak mau kehilangan waktu. Ketika saya tahu bahwa saya sudah kalah, saya tak akan turun ke pertarungan itu. Lagipula selama 7 tahun saya di sini, tak pernah sedikitpun saya lihat ada perhatian untuk klub Inggris yang berlaga di kompetisi Eropa.”

“Saya tak pernah lihat itu ketika di Chelsea, lalu ketika di Manchester United, begitu juga dengan Manchester City musim lalu. Jadi situasi ini harus kita terima sebagai kekalahan, memang begitu adanya,” kata Mou.

Berharap Palace Bermain dengan Santai

Jadwal yang padat diakali Mou dengan menurunkan pemain-pemain akademi. Ketika melawan Palace nanti, manajer berusia 54 tahun tersebut sudah mencanangkan nama-nama pemain yang akan diturunkan, yakni ; Castro Pereira, Scott McTominay, Axel Tuanzebe, Josh Harrop dan Zachary Dearnley.

Ditambah dengan pemain-pemain senior seperti, Eric Bailly –yang mendapat larangan bermain di final Europa League- dan Paul Pogba yang belum bermain atau latihan semenjak meninggalnya ayahanda Pogba pada minggu lalu.

Oleh karena itu Mou berharap manajer Palace, Sam Allardyce untuk berbaik hati kepada anak-anak muda asuhannya.

“Saya harap kamu tidak akan membunuh saya ketika melihat susunan tim nanti. Selain itu saya juga harap para fans tetap mendukung kami, maafkan kenaifan kami, maafkan juga kesan tidak percaya diri yang timbul, dan terakhir saya harap “Big” Sam [Allardyce] menunjukkan bahwa ia teman yang baik dan akan bermain pelan-pelan saja.”

“Bilang kepada Wilfried Zaha untuk pelan-pelan dan tinggalkan Christian Benteke di rumah. Saya harap dia (Sam) akan bersikap lunak kepada kami,”  tutur Mou.

“Jangan Terus Buat Alasan untuk Pemain”

Perlu diakui bahwa pada musim ini, Mourinho kerap menggunakan keletihan pemain-pemainnya sebagai alasan. Sikap inilah yang membuat legenda Liverpool, Graeme Souness geram. Komentator yang telah memenangkan tiga piala di kompetisi Eropa bersama Liverpool tersebut merasa Mou hanya menggunakan anak-anak asuhnya sebagai alasan saja.

“Konsekuensi dari dari lolos babak di kompetisi Eropa adalah banyaknya pertandingan. Itu bukan hal baru di sepakbola. Saya serius, karena saya sendiri tak pernah merasa letih.”

“Satu-satunya momen dimana saya merasa letih adalah ketika saya kalah beberapa pertandingan, kemudian kamu akan merasa kasihan pada dirimu sendiri. Justru semakin banyak berhasil (menang), saya tak sabar untuk pertandingan selanjutnya,” tutur Souness.

Souness enggan untuk percaya bahwa United mengalami rentetan pertandingan yang menyebabkan mereka keletihan jelang final Europa League.

“Apakah pertandingan tadi (melawan Southampton) itu sengit? Jelas tidak. Lalu ketika melawan Tottenham, apakah itu sengit? Tidak juga. Kemudian ketika melawan Arsenal, apakah menguras secara fisik? Saya tidak melihatnya. Jadi ini bukanlah masalah yang baru menurut saya,” tutup Souness.

Sumber : dailymail.co.uk