Foto: The Irish Time

Kekalahan memalukan Manchester United dari Tottenham Hotspur tampaknya masih terngiang di kepala para pecinta sepakbola. Tidak terkecuali mantan legenda United itu sendiri, Roy Keane. Bahkan, ingatannya tentang kekalahan United berbuah menjadi emosi yang tidak terbendung. Bayangkan saja, Keane sampai menuduh para pemain Setan Merah memang senantiasa ingin manajer timnya dipecat.

Roy Keane benar-benar tidak bisa menahan diri. Maka tidak mengherankan, ketika ia hadir sebagai pundit di ITV, ia memposisikan dirinya seperti seorang suporter yang kecewa. Pada awalnya, mungkin ITV berpikir akan mengambil sedikit keahlian Keane di dalam acaranya. Tapi yang ia lakukan justru menjadi Mr Angry lantaran di benaknya masih terbayang kekalahan 6-1 yang diderita United.

Padahal sebetulnya awal peran Keane di ITV itu adalah sebagai ahli yang bisa memberikan penilaian untuk pertandingan persahabatan internasional. Bukan untuk marah-marah. Memang sih, presenter di acara tersebut menannyakan Keane tentang Manchester United. Dan itu jelas langsung membuat alisnya langsung berkerut. Pandangan Keane yang tadinya objektif, berubah menjadi lebih sempit dan semua orang pasti tahu apa yang akan terjadi.

“Saya telah mengatakan selama 12 bulan terakhir, atau satu setengah tahun yang lalu bahwa penampilan United tidak baik-baik saja. Dan ketika mereka melawan Spurs, itu sangat memalukan. Mereka semua mengalami hari-hari buruk dalam sepakbola. Tapi beberapa pemainnya memang aib bagi United,” tutur Keane sambil marah-marah.

“Sungguh memalukan! Terlalu banyak penggertak, dan pada akhirnya, para pemain ini akan membuat Ole kehilangan pekerjaannya. Para pemain yang dia (Solskjaer) miliki di sana sudah melemparkan manajer sebelumnya (Jose Mourinho) ke bawah bus. Dan mereka akan melakukan hal yang sama lagi kepada Ole.”

Sulit untuk mengetahui secara pasti kapan dan di mana Roy Keane mulai marah-marah dengan bentuk kecaman seperti itu kepada United. Tapi yang jelas dengan pernyataan bahwa Keane telah mengatakannya “selama 12 bulan terakhir, atau satu setengah tahun”, itu tidak benar-benar terjadi. Ia memang selalu mengatakan hal serupa, dan biasanya ketika United kalah.

Tapi ketika United menang, Keane mulai memuji para pemain yang bermain, terutama kepada para gelandang atau penyerangnya. Pada bulan Juni saja, ia pernah sempat meluncurkan sanjungannya terkait pertahanan yang kuat dari Paul Pogba. Dan itu berbeda 180 derajat dari apa yang ia katakan tentang para pemain United di ITV.

“Jelas Paul Pogba mendapat kritik karena dia sangat berbakat. Jika Anda tidak tampil minggu demi minggu, atau bulan demi bulan, orang-orang akan tetap mendukung Anda. Karena Anda berbakat. Saya selalu mengatakan pujian untuk Anda yang berbakat,” tandas Keane dikutip dari Sunday Independent.

“Hanya karena seorang pemain mengalami masa-masa sulit, bukan berarti mereka tidak memberikan yang terbaik. Terkadang seorang pemain mungkin mengalami beberapa pukulan. Jadi pemain kehilangan sedikit kepercayaan diri.”

Sudah bisa ditebak, pujian Keane ini bisa dikatakan luntur oleh ucapannya sendiri di ITV. Para pemain United sekarang dianggapnya sebagai penyebab manajer United dipecat. Hal itu berarti lebih mengisyaratkan bahwa para pemain United adalah biang keroknya. Jadi bisa dibilang United bermain buruk bukan karena mengalami waktu yang sulit, beberapa tekanan, atau kehilangan sedikit kepercayaan diri.

Padahal memang sejauh ini belum pernah ada yang berani mengklaim kalau skuat United ini sudah sempurna. Karena pada faktanya, sejak Sir Alex Ferguson pensiun, tim Setan Merah masih dalam tahap “pembangunan”. Termasuk timnya yang sekarang. Pasti selalu muncul masalah dari aspek kualitas dan kedalamannya. Walaupun hal ini juga berkaitan erat dengan situasi para pemainnya, seperti kehilangan kepercayaan diri atau belum sepenuhnya fit.

Penampilan Manchester United pada pekan lalu memang memalukan. Tapi itu bukan sepenuhnya hanya kesalahan para pemainnya. Seperti yang telah dikatakan Ole Gunnar Solskjaer, manajer harus menanggung sebagian besar kesalahan. Masalah terbesar dari klaim Keane bahwa para pemain United adalah biang kerok atau penyebab dipecatnya manajer United, itu merupakan penilaian yang terlalu kejam.

Penilaian ini justru terlihat seperti luapan emosi saja. Yang tentunya tidak berdasar dan tidak berlandaskan bukti-bukti kuat. Sebagai pundit dan mantan pesepakbola, seharusnya Roy Keane bisa lebih bisa menahan emosinya, dan tentunya lebih bisa melihat sisi-sisi yang lebih masuk akal untuk dijadikan sebagai objek penilaian.

Meluapkan emosi hanya membuat seseorang akan terfokus pada perasaannya saja. Semua orang tahu, perasaan itu bersifat subjektif, dan mengikuti perasaan tidak akan ada ujungnya. Emosi, yang tentunya lahir dari perasaan, itu tidak bisa diukur. Oleh sebabnya penilaian Keane tidak bisa dijadikan sebagai parameter atau tolak ukur.

Kalaupun Keane mau terfokus pada para pemain United, seharusnya sebelum menilai ia perlu mengecek lebih dulu pemain mana saja yang menjadi penyebab Mourinho dipecat. Karena dari pemain tetap di tim Solskjaer, hanya David de Gea, Victor Lindelof, Luke Shaw, Nemanja Matic, Paul Pogba, Marcus Rashford dan Anthony Martial saja yang terlibat di minggu-minggu terakhir era Mou.

Banyak dari para pemain yang berkinerja buruk di bawah Mourinho sudah dijual. Skuat United saat ini telah diubah dengan tambahan pemain muda dan pemain-pemain baru hasil incaran klub di bursa transfer.

Pun jika Keane mau mencoba mengkritik, cobalah lihat dari aspek tim secara menyeluruh. Karena ia bisa lebih mengkritik atau menilai kecenderungan United yang masih terbuai dengan momentum di akhir musim lalu. Momentum tersebut lebih masuk akal untuk dijadikan satu penyebab yang membuat tim Setan Merah terbuai, dan itu dapat menutupi masalah yang masih ada.

Jadi intinya, para pemain sama sekali tidak bersalah secara total dalam kekacauan permainan dan hasil yang diperoleh United baru-baru ini. Terlalu sederhana dan kejam sekali untuk menuduh para pemain itu adalah penyebab manajer United dipecat.

Semoga saja ke depannya Roy Keane bisa lebih bijak dalam mengambil penilaian. Ya tentu saja dimulai dari tidak mudah emosi kalau ditanya tentang Manchester United. Jangan marah-marah terus, itu tidak baik untuk kesehatan. Lebih baik perbanyak minum air putih di masa pandemi ini, Roy Keane!