Foto: Transfermarkt

Suporter Manchester United saat ini agaknya ingin istirahat sejenak dari hiruk-pikuk sepakbola setelah melihat musim yang melelahkan. Apalagi jika mengingat pertandingan terakhir United harus berakhir mengecewakan; kalah atas Villareal di final Europa League.

Kekalahan di final UEL ini telah meninggalkan rasa asam di mulut para suporter United. Selama musim 2020/2021 yang intens, mereka melihat Ole Gunnar Solskjaer seolah berhasil membimbing timnya untuk finis di tempat kedua Premier League. Namun, berakhir tanpa trofi.

Selain soal tim yang gagal dapat trofi, mundurnya Mason Greenwood dari skuat Inggris menjelang Euro 2020 adalah efek samping yang timbul dari jadwal padat pertandingan selama musim ini. Harry Maguire juga merasakan hal yang sama meskipun ia tetap masuk ke dalam skuat asuhan Gareth Southgate.

Masalah kebugaran muncul di akhir musim, dan han ini muncul sebagai pengingat bagi United tentang kesiapan mereka menjelang musim baru. Karena mereka sudah menanamkan ambisi untuk menyeimbangkan kedalaman skuatnya. Walaupun ujung-ujungnya, pasti akan tetap ada pertimbangan dari aspek finansial atau opsi jangka panjang.

Salah satu sosok yang mungkin bisa menjadi kunci untuk mengatasi masalah barusan adalah Diogo Dalot. Bek sayap itu berada dalam masa pinjaman selama satu musim di AC Milan, dan penampilannya dinilai stabil. Hanya saja sayangnya, jarang sekali suporter United yang melirik keberadaan pemain asal Portugal itu.

Padahal Dalot telah membuat total 33 penampilan saat Milan memastikan kembali ke Liga Champions di musim depan. Secara garis besar, ia lebih banyak bermain di sayap kanan, dan ia membuat 12 penampilannya sebagai bek kiri di musim ini.

Posisi ini merupakan posisi yang sama ketika ia memulai karier sebagai pemain senior bersama Porto. Hanya saja, masih ada tanda tanya dan sekaligus “alas an tersembunyi” mengapa ia dipinjamkan ketika United membutuhkan back-up untuk Aaron Wan-Bissaka.

Kalau dipikir-pikir, salah satu untuk menyelesaikan masalah jadwal yang padat adalah dengan menyiapkan pelapis. Dan United bisa memakai opsi seperti ini jika memilih untuk mengembalikan Dalot dari masa peminjaman.

Diogo Dalot sendiri sempat beraksi saat Portugal menang atas Italia di perempat final Euro U-21 pada awal pekan lalu. Agak aneh memang, karena usianya sudah 22 tahun. Tapi dikabarkan Dalot masih memenuhi syarat untuk bermain karena usianya dihitung sejak kualifikasi.

Pertanyaannya sekarang: apakah Diogo Dalot layak mendapat kesempatan kedua di United?

Meskipun Dalot mungkin menjadi salah satu pemain yang cukup berpengalaman di antara pemain Portugal U-21, tapi ia masih sedikit sama dengan pemain lain. Terutama, ia sering menunjukkan tanda-tanda kurangnya pengalaman.

Salah satunya adalah ketika ia melakukan kesalahan. Ketika Portugal U-21 memimpin 3-1 atas Italia di setengah jam tersisa, Dalot berdiri seperti patung di tiang belakang gawang. Tepatnya saat Gianluca Scamacca menyambar bola dari jarak enam yard untuk memperkecil skor. Scamacca benar-benar bebas setelah ia berlari cepat ke arah gawang.

Ya mungkin situasi semacam itu agak kurang fair  jika dijadikan dasar untuk menilai ‘apakah Dalot bisa kembali ke United atau tidak’. Karena meskipun begitu, Dalot tetap bisa mengisi pos untuk pelapis Aaron Wan-Bissaka dan menjadi solusi bagi kebugaran tim United.

Pada intinya, Diogo Dalot masih bisa dijadikan aset untuk kedalaman skuat. Pasalnya musim depan pasti akan jauh lebih berat. Pasukan Setan Merah harus berbenah dan melihat dari berbagai sisi, apa saja yang perlu dirombak dan ditingkatkan. Dan untuk menyikapi kembali persoalan Dalot, maka United harus menjadi semacam “fasilitas” untuk meningkatkan kualitasnya.

Jadi jangan lupakan Diogo Dalot, United!