Belum genap satu musim Ole Gunnar Solskjaer melatih Manchester United, posisinya kini sudah digoyang. Hanya membawa Setan Merah finis pada posisi enam membuat beberapa pihak mulai meragukan kualitasnya. Satu nama kini mulai mengambil ancang-ancang untuk menjadi manajer Manchester United berikutnya. Dia adalah maestro sepakbola Argentina, Diego Maradona.
Saat penggemar United di seluruh belahan dunia sedang merayakan hari raya Idul Fitri, pemenang Piala Dunia 1986 sesumbar kepada FourFourTwo kalau dia adalah orang yang paling tepat untuk menjadi manajer United. Ia bahkan berani memberikan jaminan bisa mempersembahkan gelar bagi kesebelasan yang sedang dilanda banyak masalah tersebut.
“Jika Manchester United membutuhkan pelatih, maka saya orang yang bisa melakukannya. Saya tahu mereka menjual banyak jersey di seluruh dunia, tetapi mereka juga perlu memenangkan trofi. Saya bisa melakukannya untuk mereka,” kata Maradona seperti dikutip ari MEN.
Sudah kita ketahui bersama kalau United belum pernah meraih gelar Premier League sejak 2013 dan Liga Champions sejak 2008. Europa League adalah trofi terakhir yang mereka raih pada 2017 silam. Setelah itu, dalam dua musim beruntun mereka absen mengangkat piala. Bukan tidak mungkin puasa gelar akan kembali bertambah panjang menjadi tiga musim mengingat Solskjaer tidak memasang target tinggi pada musim depan.
Maradona sendiri mengaku sebagai penggemar Setan Merah. Akan tetapi, hal itu terjadi sebelum Sergio Aguero datang memperkuat Manchester City. Setelah Aguero menjadi keluarga baru City, maka Maradona berpaling mendukung Si Biru. Hal ini wajar mengingat Aguero dulu pernah menjadi menantu Maradona setelah sempat menikahi anaknya, Giannina 11 tahun lalu. Selain itu, Maradona juga mengkritik Paul Pogba karena dianggap kurang bekerja keras.
“United dulunya tim Inggris favorit saya dalam waktu yang lama. Banyak pemain top yang bermain di bawah Sir Alex Ferguson. Tetapi sekarang saya harus mengatakan kalau saya mendukung Manchester City. Saya tahu Anda tidak boleh seperti itu (berganti klub favorit) tetapi itu karena Aguero. Dia bermain di tim yang bagus,” tuturnya.
“Di United saya suka Ander Herrera. Saya senang melihatnya bermain ketimbang Paul Pogba yang kurang bekerja keras. Saya ingat suasana di Old Trafford ketika membela Barcelona pada Piala Winner 1984. Suasana dan kebisingannya mengingatkan saya kepada La Bombonera, kandang Boca Juniors.”
Punya Pengalaman Tapi Minim Prestasi
Memiliki banyak pengalaman sebagai pelatih, Maradona juga memiliki pengalaman yang panjang sebagai pelatih. Meski sudah sering menangani beberapa kesebelasan di dunia, namun Maradona tidak memiliki prestasi yang bisa dibanggakan. Bersama Mandiyu ia hanya bertahan enam bulan. Pada Mei 1995, ia diangkat menjadi pelatih kesebelasan Argentina Racing Club. Sama seperti di Mandiyu, ia hanya bertahan enam bulan saja.
Kejutan terbesar dalam karier Maradona sudah pasti ketika ia diangkat sebagai manajer tim nasiona Argentina pada 2008 menggantikan Alfio Basile. Ia sukses membawa negaranya lolos ke putaran final Piala Dunia, meski begitu beberapa kekalahan memalukan sempat ia raih dalam perjalanannya menuju Afrika Selatan. Salah satunya adalah pembantaian 6-1 oleh Bolivia.
Di Piala Dunia pun Argentina hanya sampai perempat final. Langkah mereka kandas di tangan skuad muda Jerman dengan skor 4-0. Beberapa pekan setelah dirinya gagal, Maradona kemudian dipecat meski sebelumnya tersiar kabar kalau ia akan dipertahankan empat tahun lagi hingga 2014.
Kegagalan demi kegagalan terus diraih. Bersama Al Wasl ia dipecat pada 2012. Bersama klub Divisi dua Uni Emirat Arab, Fujairah, ia gagal memberikan tiket promosi pada musim 2018 lalu. Sejak September 2018 lalu, ia diangkat sebagai pelatih Dorados de Sinaloa, kesebelasan divisi dua Meksiko. Lagi-lagi Maradona gagal membawa mereka promosi karena kalah melawan Atletico San Luis dalam babak playoff.
Maradona dan Aksi Nyeleneh Sebagai Pelatih
Banyak yang tertawa mendengar ucapan Maradona tersebut. Namun patut diingat, kalau siapa pun berhak menjadi manajer Manchester United. Bahkan yang membaca tulisan ini pun punya peluang untuk bisa berada di posisi tersebut. Asalkan dia punya lisensi kepelatihan. Maradona layak mendapatkan kesempatan tersebut. Apalagi ia punya sifat eksentrik yang bukan tidak mungkin akan berguna bagi Setan Merah.
Ia bukan pelatih yang tegas layaknya Van Gaal atau Mourinho. Maradona adalah sosok yang sangat dekat kepada setiap pemainnya. Kita tentu masih ingat aksinya saat Piala Dunia 2010 lalu. Sambil menggenggam kalung Rosario, ia memberikan ciuman kepada sebelas pemain yang akan bertanding di lapangan sebelum dia melangkah ke bench.
Hal ini sangat unik jika diterapkan di United. Setiap pekan kita akan melihat pipi Anthony Martial basah oleh kecupan-kecupan mesra dari mantan pemain Napoli tersebut. Apalagi Maradona juga melakukan ritual ini kepada pemain lawan. Bisa-bisa lawan akan takut untuk bermain karena harus menerima ciuman Maradona.
Metode kepelatihannya juga tergolong unik. Akan ada satu sesi ketika sebagian pemain berdiri di bawah mistar sementara pemain lain akan menghujani mereka dengan tembakan bola sekeras-kerasnya. Hal ini berguna untuk menjalin kebersamaan antar pemain yang sempat dilanda rumor perpecahan.
Selain itu, ia punya sesi latihan pada pukul 12 malam. Media mana yang mau meliput orang latihan sepakbola di saat ia harus beristirahat. Hal ini sudah pasti membantu United dari pihak-pihak luar yang ingin memata-matai mereka. Maradona adalah orang yang luwes. Ia tidak pernah mau memberi hukuman.
Selain itu, ia punya inovasi soal pemilihan pemain. Eksperimennya bisa berguna apabila ia benar-benar menjadi manajer Manchester United. Ketika masih menangani timnas Argentina, ia memanggil pemain bernama Ariel Garce. Pemain tidak terkenal yang ia panggil berdasarkan mimpi. Dalam mimpinya, Maradona melihat Garce mengangkat trofi Piala Dunia ketiga bersama timnas Argentina.
Bukan tidak mungkin jika ia menangani United, ia akan mendapat mimpi kalau Ashley Young itu ternyata adalah sosok target man yang berbahaya di kotak penalti yang rasio golnya melebihi Sergio Aguero atau bahkan Cristiano Ronaldo.