Kepergian Alex Greenwood ke Olympique Lyon pada musim panas lalu mengejutkan penggemar Manchester United. Pasalnya, bek kiri ini merupakan kapten sekaligus sosok yang berjasa mengantarkan mereka meraih tiket promosi ke Women’s Super League. Selain itu, ia juga salah satu bintang yang berada dalam skuad asuhan Casey Stoney tersebut.

Namun United tidak butuh waktu lama untuk mencari ikon baru pengganti Greenwood. Mereka kemudian menggaet penggawa timnas Belanda, Jackie Groenen. Perempuan 24 tahun ini sudah diresmikan sejak bulan Mei lalu atau sebulan sebelum gelaran Piala Dunia Perempuan. Pada ajang yang berlangsung di Prancis tersebut, Jackie membawa Belanda melangkah hingga final. Prestasi yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

“Ketika saya masih kecil, menjadi pemain sepakbola bukanlah sesuatu yang benar-benar Anda pikirkan. Saya ingat kalau berpikir tentang sepakbola itu sangat buruk karena saya bukan laki-laki. Saya tidak akan pernah merasakan apa nikmatnya bermain di stadion dan pikiran itu tidak pernah berubah,” tuturnya kepada Manchester Evening News.

“Piala Dunia benar-benar luar biasa. Saya masih belum tahu bagaimana merasakan kompetisi tersebut karena levelnya sangat besar. Sebagai seorang gadis yang sedang tumbuh, saya tidak pernah punya pemain perempuan yang bisa saya jadikan panutan, namun saat saya bermain di sebuah pertandingan, ada anak-anak yang memakai nama Groenen di belakang baju mereka. Saya tidak percaya hal itu.”

Bermain untuk Manchester United

Potensi seorang Jackie sebenarnya sudah terlihat sejak ia masih bermain untuk FFC Frankfurt. Hal ini yang kemudian Manchester United buru-buru mengikatnya beberapa saat setelah musim 2018/19 berakhir. Jackie saat itu menjadi rekrutan asing pertama tim perempuan Setan Merah. United menjadi tim Inggris kedua yang pernah ia perkuat setelah pada 2014 lalu ia bermain untuk Chelsea.

“Casey Stoney adalah alasan saya untuk datang ke Manchester United. Saya benar-benar ingin bekerja dengannya dan menjadi pemain yang lebih baik lagi dan dapat bekerja setiap hari. Selain itu, United adalah klub besar yang sudah saya sukai sejak lama. Saya telah menyaksikan permainan mereka musim lalu dan ketika Casey menelepon saya, saya langsung menerima tawaran untuk bermain di sini.”

“WSL sudah berubah secara besar-besaran sejak lima tahun lalu. Tidak hanya perkembangan kompetis namun gaya bermain tim-tim yang ada juga sudah ikut berkembang secara signifikan dan sepakbola perempuan semakin membaik sejak saya terakhir kali berada di sini.”

Judo Sebagai Keahlian Lain

Sepakbola memang menjadi olahraga yang mengangkat nama seorang Jackie Groenen. Namun ketika ia masih remaja, Jackie lebih dikenal sebagai atlet judo. Ia adalah juara judo di Belanda yang memenangkan banyak penghargaan. Salah satunya adalah tiga kali beruntun menjadi juara di kategori U-15 (2007, 2008, dan 2009).

Namun karir judo yang sudah ia bangun berakhir ketika ia mengalami patah tulang pinggul saat dalam sebuah pertandingan. Saat itu, Groenen juga sudah aktif sebagai pemain sepakbola di FCR 2001 Duisburg. Kesebelasan Jerman itu tidak suka kalau Groenen harus mengikuti dua cabang olahraga sehingga ia disuruh untuk memilih. Pada akhirnya, ia memilih bermain sepakbola.

“Bukan keputusan sulit untuk memilih sepakbola. Tetapi judo juga membantu permainan saya. Saya salah satu pemain yang paling kecil di atas lapangan, namun berkat judo saya tahu banyak tentang manajemen waktu dan banyak hal dalam sepakbola yang berkaitan dengan waktu.”

“Judo membuat Anda banyak belajar dalam hal keseimbangan dan membuat orang kehilangan keseimbangan dan kapan harus melakukan itu semua. Ini yang saya katakan tentang manajemen waktu tadi yang bisa membuat lawan menjadi bingung. Anda tidak perlu menjadi kuat, hanya dengan mengandalkan timing maka Anda bisa memenangkan duel diatas lapangan.”

Mengalahkan Manchester City

Saat ini, tim perempuan United berada di peringkat keempat klasemen sementara. Mereka bangkit dengan menang dalam dua laga terakhir setelah dua kali kalah dalam dua pertandingan pertama melawan Manchester City dan Arsenal. Groenen merasa senang melihat timnya bisa bangkit dari kekalahan tersebut dan membangkitkan dirinya untuk kembali bisa tampil setelah absen beberapa pekan karena cedera.

City kembali bertemu dengan United pada akhir pekan ini dalam laga Piala Liga Perempuan. Di sini Groenen ingin membalaskan kekalahan mereka pada pertandingan sebelumnya. Saat mereka dikalahkan 1-0 di Etihad, Groenen beberapa kali membuat peluang emas namun gagal menjadi gol. Hal itu yang tidak ingin diulangi lagi dalam pertandingan selanjutnya.

“Kami harus lebih tajam. Melawan tim top, Anda akan mendapat tiga sampai empat peluang emas dan itu harus dikonversi menjadi gol. Ini semua tentang menjadi lebih tajam selama 90 menit.”

“Mengalahkan Manchester City menjadi alasan saya di sini. Ini masih proses karena jalan kami masih panjang, tetapi ambisi dan kemauan ada di sana sehingga saya dapat melihat kami berkembang semakin lebih baik lagi dan mudah-mudahan tim perempuan United bisa menjadi tim besar di Manchester.”