Setelah Manchester, West Midlands, Yorkshire, dan Lincolnshire, kini Cameron Borthwick-Jackson sedang berada di Heerenveen. Misinya hanya satu yaitu menyelamatkan karier sepakbolanya.

***

Pertandingan Manchester United melawan West Bromwich Albion pada 7 November 2015, menjadi laga bersejarah bagi seorang Cameron Borthwick-Jackson. Itulah pertama kalinya ia bermain sebagai pemain tim utama pada kompetisi Premier League. Ia masuk menggantikan Marcos Rojo yang sudah kelelahan pada menit ke-76. Ia tampil cukup impresif yang mengundang pujian dari Van Gaal.

“Saya telah melihatnya dalam satu sampai dua pertandingan dan saya terkesan. Saya berbicara dengan Warren Joyce (pelatih tim cadangan United) soal pemain yang tepat untuk menggantikan Fellaini, namun dia justru berkata kalau ada bek kiri yang sedang berada dalam kondisi bagus. Kebetulan saya juga sedang mencari bek kiri karena Rojo tidak bisa bermain secara beruntun dan dia kali ini bermain sangat baik.”

Sejak saat itu, nama Jackson mulai mengisi sisi kiri United jika Marcos Rojo tidak bisa tampil. Ia mendapat 14 kesempatan bermain bersama Van Gaal dan membuat satu asis untuk gol Jesse Lingard ke gawang Stoke. Dalam beberapa laga, ia juga pernah tampil baik meski kadang masih membuat kesalahan.

“Sangat disayangkan karena Borthwick-Jackson bermain fantastis dan saya benar-benar bangga padanya. Itu adalah kinerja yang luar biasa sampai menit-menit terakhir. Menyedihkan bagi para suporter karena kami tidak bisa meraih tiga poin,” kata Van Gaal setelah Jackson membuat kesalahan pada laga melawan Chelsea.

Namun performa Jackson perlahan pergi seiring dengan dipecatnya Louis van Gaal setelah membawa Setan Merah menjuarai Piala FA. Kariernya bak kutu loncat yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain demi mempertahankan kariernya sebagai seorang pesepakbola.

Masuknya Jose Mourinho langsung memutus performa pemain asli Manchester tersebut yang sedang butuh kesempatan untuk berkembang. Mourinho lebih senang memainkan Blind, Rojo, dan Ashley Young, sebagai bek kiri ketimbang Jackson. Ia juga sempat mengalami cedera yang membuat Mourinho akhirnya memutuskan untuk meminjamkan Jackson ke Wolverhampton.

Namun bersama Wolves, Jackson tidak bisa berkembang. Ia bahkan sempat mengalami konflik dengan manajernya saat itu, Paul Lambert. Ia tidak suka dengan gaya permainannya yang terkesan lambat. Manajemen kemudian memulangkannya kembali ke United dan bermain lagi bersama tim U-23.

Situasi serupa kembali terjadi ketika ia dipinjamkan lagi selama semusim ke Leeds United. Pada kompetisi Championship, ia hanya dimainkan satu kali dan empat kali saja berada di bangku cadangan. Alasan yang dikeluhkan terhadap Jackson pun juga sama yaitu permainannya terlalu lambat. Lagi-lagi ia dipulangkan ke United.

Tenaga Jackson baru benar-benar diberdayakan ketika ia bermain untuk Scunthorpe pada musim lalu. Ia bermain 33 kali di liga dan mencetak dua gol. Namun patut diingat kalau Scunthorpe adalah kesebelasan yang berkompetisi di League One alias divisi tiga sepakbola Inggris. Jackson jelas tidak ingin kariernya mentok di klub-klub semenjana mengingat ia punya potensi untuk bermain di level yang lebih tinggi lagi dibanding sekarang.

Namun kembali ke United nampaknya bukan menjadi pilihan yang tepat bagi Jackson pada saat ini. Disana sudah bercokol nama-nama yang pasti mendapat jatah main lebih banyak dibanding dirinya. Luke Shaw adalah pengisi pos reguler bek kiri yang disusul dengan kehadiran Ashley Young sebagai pelapis. Kehadiran Aaron Wan-Bissaka juga memaksa Diogo Dalot mencari posisi baru dan bek kiri menjadi alternatif pemain Portugal tersebut.

Nicky Butt pernah mengungkapkan kalau pemain akademi yang berusia di atas 20 tahun seharusnya sudah memiliki klub permanen dan tidak lagi dipinjamkan setahun atau dua tahun demi menimba pengalaman. Hal ini semata-mata demi regenerasi akademi United yang menginginkan pemainnya sudah siap bersaing di tim utama ketika memasuki usia 20-an.

Saat ini, Jackson sudah berusia 22 tahun. Usia yang menurut kriteria Nicky sudah tidak lagi kesulitan mencari kesebelasan yang bisa menaungi talentanya. Namun saat ini, ia masih terikat kontrak dengan United hingga musim panas 2020 mendatang. Dan mulai musim ini, Heerenveen menjadi tempat terbaru atau bahkan tempat terakhir baginya untuk menyelamatkan karier sepakbolanya.

Akan tetapi, status Jackson masih sebatas melakukan trial sehingga ia bisa saja dipulangkan jika pihak Heerenveen tidak puas terhadap performanya selama uji coba. Seandainya hal ini terjadi, maka karier Jackson berpotensi hanya mentok di tim U-23 saja mengingat persaingan sektor bek kiri utama United sangat ketat menghadapi pemain-pemain senior macam Shaw, Young, dan si anak baru Diogo Dalot.