Foto: Daily Telegraph

Kekecewaan para pendukung Manchester United terhadap rezim keluarga Glazer nampaknya semakin meningkat. Hal ini tidak lepas dari bocornya sebuah dokumen yang menunjukkan kalau salah satu anak dari Malcolm Glazer mengambil pinjaman dari sebuah bank di Amerika Serikat dengan menggunakan saham Manchester United sebagai jaminan.

Orang yang meminjam uang dari bank tersebut adalah Darcie Glazer Kassewitz. Dilansir dari Manchester Evening News, Darcie memiliki 20.899.365 saham United kelas B yang nilainya mencapai 368 juta dolar Amerika Serikat.

Dalam perjanjian tersebut, Darcie memberikan jaminan berupa 393.000 sahamnya yang memiliki nilai lebih dari 6,9 juta dolar (97 milliar rupiah) jika berkaca kepada harga saham sekarang yang nilainya 17,64 dolar per lembarnya.

Meski begitu, belum jelas apa alasan Darcie memberikan beberapa sahamnya untuk mengambil uang pinjaman dari Bank. Perjanjian antara kedua belah pihak ini sendiri sudah ditanda tangani pada 21 Juni lalu. Hingga tulisan ini dimuat, belum jelas berapa jumlah uang yang diambil dari Darcie dari bank tersebut dan akan digunakan untuk apa uang tersebut.

Selepas meninggalnya Malcolm Glazer pada 2014 lalu, kepengurusan Manchester United dilimpahkan kepada keenam anaknya yaitu Avram Glazer, Kevin Glazer, Bryan Glazer, Joel Glazer, Darcie Glazer, dan Edward Glazer.

Keenam anak Glazer ini memilliki jabatan di United sebagai ketua (Avram dan Joel) dan dewan direksi. Selain itu, mereka menguasai 90 persen saham United (masing-masing 15 persen) yang merupakan warisan dari ayahnya. Untuk saham kelas B sendiri, mereka memiliki lebih dari 120 juta saham. Pemilik saham kelas B sendiri adalah orang-orang yang memiliki hak bersuara sepuluh kali lebih tinggi dibanding pemilik saham kelas A. Itu berarti, Glazer (termasuk Darci) punya kendali tertinggi di Manchester United.

Saham United sendiri sebenarnya sedang mengalami penurunan. Harga saham mereka di Wall Street menurun hingga 4,52%. Ini adalah titik terendah yang pernah dialami kubu United sejak Desember 2018. Performa yang buruk di penghujung musim 2018/19 menjadi alasan mengingat saham United sendiri sempat naik pada Januari 2019 selepas pemecatan Mourinho dan penampilan apik bersama Ole Gunnar Solskjaer.

Persiapan Demo pada Akhir Pekan

Munculnya kabar ini sudah pasti ditanggapi dengan negatif oleh para suporter United. Terbilang wajar mengingat dalam beberapa hari terakhir, mereka sedang gencar-gencarnya memberikan perlawanan kepada keluarga Glazer yang sudah memasuki tahun ke-15 menguasai Setan Merah. Mereka begitu kecewa melihat klub favoritnya yang semakin hari semakin akrab sebagai mesin pencetak uang namun tidak mementingkan prestasi di atas lapangan.

Dalam beberapa hari terakhir, #GlazersOut menjadi topik yang paling sering dibicarakan di Inggris dan sempat menjadi trending topic dunia. Pada 26 Juni, mereka akan melakukan aksi serupa dengan mengangkat kembali tagar tersebut.

Bahkan beberapa basis fan United disebut-sebut akan melakukan demonstrasi di Old Trafford pada 29 Juni mendatang. Mereka mengajak para penggemar lain untuk ikut bersama mereka untuk menyerukan agar rezim Glazer secepatnya bisa berakhir.

“Kepada seluruh penggemar United. Pada pukul 2 siang di hari Sabtu 29 Juni, kami akan melancarkan aksi #GlazersOut di luar stadion Old Trafford. Kami mohon untuk membagikan ajakan ini dan bawa semua suporter United sebanyak-banyaknya. Kami akan melawan. #GlazersOut,” begitulah isi himbauan tersebut.

Dikutip dari The Football Writers, ada 14 poin yang membuat suporter United begitu kecewa terhadap keluarga Glazer. Poin-poin tersebut adalah:

  1. Utang klub yang hanya berkurang 44 juta paun sejak klub diambil alih Glazer.
  2. Total bunga dari utang yang harus dibayar menyentuh angka 768 juta paun.
  3. Penjualan Saham 452 juta paun namun tidak ada investasi.
  4. Pembayaran dividen 80 juta paun.
  5. Pembayaran gaji kepada Ed Woodward dan Richard Arnold sebesar 75 juta paun yang beberapa diantaranya kembali masuk ke kantong Glazer.
  6. Tidak ada ambisi dari United untuk membangun tim selama delapan musim sebelum Sir Alex pensiun yang berujung dengan dikalahkannya mereka oleh Manchester City yang mulai membangun tim dengan pemain-pemain terbaik. Kesuksesan pada musim 2006/07 hingga 2008/09 lebih dikarenakan faktor Sir Alex Ferguson dan sosok vital macam Rooney dan Ronaldo.
  7. Dana penjualan pemain hanya menyumbang 19% saja dari total pengeluaran mereka di bursa transfer.
  8. Belanja dengan buruk pada bursa transfer.
  9. Struktur gaji yang berantakan. Dengan skuad yang masuk dalam kategori terburuk, United hanya kalah dari Barcelona, Real Madrid, dan Juventus soal pengeluaran untuk gaji pemain.
  10. Tidak mendukung keinginan manajer. Jika manajer ingin pemain seharga 50 juta, maka Woodward akan mencari yang harganya 30 juta dengan dalih berhemat dan jangka panjang. Kecuali jika dia adalah pemain bintang. Di sisi lain, Liverpool dan Man City selalu mendapatkan target nomor satu di bursa transfer.
  11. Mempertanyakan kualitas pencari bakat.
  12. City menghabiskan dana 200 juta paun untuk membenahi fasilitas sementara United hanya mengeluarkan 3,7 juta per tahun untuk perbaikan sarana di Old Trafford, Carrington, dan The Cliff. Bahkan rencana membangun loket tiket diurungkan dengan alasan berhemat.
  13. Tidak ada keinginan untuk merenovasi Old Trafford yang mulai sering bocor dan cat yang sudah terkelupas di beberapa tempat. Di sisi lain, tujuh dari 20 kesebelasan peserta Premier League sudah membangun stadion baru dalam kurun 20 tahun terakhir.
  14. Pusat latihan yang sudah tertinggal dari tim-tim seperti City, Spurs, Real Madrid, dan Bayern Munich.