Ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya terkait alasan penggemar United kecewa kepada keluarga Glazer yang segala datanya dihimpun dari majalan Red News. Jika pada bagian pertama membahas tentang uang-uang yang hilang dan utang yang ternyata hanya dibayar sedikit, pada bagian kedua ini, mereka membahas tentang investasi United yang tertinggal dari kesebelasan kesebelasan lain.
***
Glazer sudah aktif di klub ini selama 14 tahun dan rekrutmen untuk pemain bagus bisa dikatakan sangat terbatas. Sejak pensiunnya Ferguson, klub telah mencoba mengejar ketinggalan namun investasinya sangat buruk dalam delapan tahun terakhir sebelum Ferguson pensiun. United hanya mengeluarkan 158 juta paun saja selama 8 musim terakhirnya. Itu tandanya United hanya mengeluarkan 19 juta paun per musim. Berikut rincian uang yang dibayar United dalam bursa transfer pada delapan musim terakhir kepemimpinan Ferguson
2005/06 – 28,82 juta paun
2006/07 – 24,48 juta paun
2007/08 – 93,15 juta paun (investasi yang bagus karena menghasilkan dua gelar ganda)
2008/09 – 40,73 juta paun
2009/10 – 24,66 juta paun (Ronaldo pergi dengan 80 juta paun sebenarnya)
2010/11 – 26,37 juta paun
2011/12 – 56,07 juta paun
2012/13 – 68,81 juta paun
Selama delapan musim tersebut, rekrutan kami adalah pemain-pemain yang tidak terlalu memiliki nilai di pasaran. Bahkan Rooney saja sempat mempertanyakan ambisi United (pada musim 2010/11). Jelas-jelas kalau United ditahan oleh Glazer. Sementara Manchester City sedang membangun tim dengan para pemain terbaik di dunia, United justru mengontrak Antonio Valencia dan mengambil pemain seperti Bebe dan Manucho. Ketika City mendatangai Aguero, United merekrut Ashley Young. Pengeluaran bersih United hanya 19 juta paun per tahun selama delapan musim. Untuk sebuah klub seperti United, itu adalah hal yang gila.
Anda bisa berpendapat kalau United masih bisa sukses, tetapi itu semua karena sosok seperti Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, dan Sir Alex Ferguson. Bukan karena keluarga Glazer. Dia tidak memberikan kesuksesan bagi tim Ferguson, jika ada, mereka justru menahan Sir Alex untuk mendapat kesuksesan.
Contohnya saja musim lalu. Ketika sebuah kesebelasan yang membutuhkan peningkatan signifikan seperti United, mereka justru dikalahkan Liverpool, Chelsea, West Ham United, Leicester City, Everton, Wolverhampton Wanderers, dan Fulham. Dua klub yang disebut terakhir adalah klub promosi. Bagaimana bisa klub seperti United belanja kurang dari apa yang dilakukan Fulham dan Wolves?
Contoh lainnya adalah persentase uang yang dihasilkan dari penjualan pemain yang dihabiskan untuk membeli pemain baru dalam tiga musim terakhir.
Everton – 60%
Liverpool – 47%
Chelsea – 46%
Manchester City – 43%
Tottenham Hotspur – 22%
Man United – 19%
Di saat kesebelasan macam Wolverhampton dan Everton berusaha menutup gap dengan cepat, United justru melambat.
Sekarang mari kita membahas investasi United yang berjalan dengan salah.
Sejak 2013, United telah menghabiskan 569 juta paun untuk belanja pemain, termasuk Daniel James. Namun entah mengapa uang itu bisa dibelanjakan dengan buruk? Dengan Woodward yang berada di pucuk kepemimpinan, United telah membayar lebih banyak kepada incarannya dan memberikan kontrak-kontrak yang menggelikan. Bagaimana tidak, meskipun memiliki skuad terburuk dalam tim enam besar di Inggris, United punya pengeluaran gaji tertinggi ke-4 setelah Barcelona, Real Madrid, dan Juventus. Rata-rata per minggunya United mengeluarkan 6,5 juta paun untuk gaji.
Alexis Sanchez – 290 ribu paun per pekan
Anthony Martial – 250 ribu paun
Romelu Lukaku – 200 ribu paun
Luke Shaw – 195 ribu paun
Juan Mata – 140 ribu paun
Phil Jones – 120 ribu paun
Fred – 120 ribu paun
Ashley Young – 110 ribu paun
Jesse Lingard – 100 ribu paun
Marcos Rojo – 80 ribu paun
Struktur gaji di Manchester United berada di luar kendali, strategi transfer yang tidak menentu, dan ada perasaan kalau siapa pun manajernya, mereka tidak punya kuasa untuk ikut serta pada bursa transfer. Jika manajer menginginkan bek tengah dengan harga 50 juta paun, maka Woodward akan mencarinya alternatif berharga 30 juta paun. Jangka pendek, menghemat uang, jangka panjang, perlu pengganti. Alasan it uterus diulangi. Woodward tidak akan tertarik kecuali pemain itu adalah pemain bintang. Di sisi lain, City dan Liverpool menghabiskan banyak uang untuk membeli target nomor satu mereka yang ditentukan oleh manajer. City menghabiskan 135 juta paun hanya untuk bek saya dan 110 juta paun untuk bek tengah sejak Guardiola masuk, meski opsi yang dia punya jauh lebih baik daripada seluruh pemain belakang United.
United mempekerjakan setidaknya 40 pemandu bakat full time. 7 di Inggris, 18 di Eropa, 13 di Amerika, 1 di Jepang, dan 1 di Senegal. Jaringan pemandu bakat yang besar yang kerjanya mengawasi pemain bermain setiap minggu. Saya harap mereka semua merekomendasikan pemain secara teratur. Lantas, apakah saran mereka diabaikan?
Setiap bursa transfer yang dilakukan di era Woodward, selalu berakhir dengan putus asa. Musim pertama Moyes misalnya. Mereka membeli Fellaini tiga juta lebih mahal dari klausul nya. Bukan hanya Moyes yang kecewa oleh manajemen United, manajer-manajer yang lain juga mengeluhkan hal yang sama.
Urusan transfer dan kontrak para pemain dipegang oleh Ed Woodward, mantan akuntan dan bankir yang tidak punya pengetahuan sepakbola. Pekerjaannya hanya mengorbankan target utama United hanya untuk mencari yang lebih murah. Menawarkan kontrak panjang kepada pemain yang harusnya sudah dijual hanya karena gajinya lebih murah. Dalam upaya menjaga biaya serendah mungkin, Woodward menciptakan kekacauan. Anda bisa berpikir, ada alasan mengapa Woodward masih dibiarkan bertahan selama enam tahun dan itu semua tidak ada hubungannya dengan sepakbola.
“Jika saya menjawab dengan sederhana dan terus terang, performa pemain di atas lapangan itu tidak memiliki dampak apa-apa kepada sisi komersial kami,” Ed Woodward