Kepala eksekutif Manchester United Richard Arnold sangat terbuka tentang masalah perekrutan klub ketika ia berbicara dengan para suporter pada bulan lalu. Solusi yang kemudian ia tawarkan untuk masalah ini adalah; “mempercayakan pada ahlinya”.
Dari situlah tampak penegasan secara tidak langsung untuk suporter, bahwa para ahli yang akan mengurusi klub saat ini adalah Erik ten Hag dan John Murtough. Para ahli ini juga yang akan memimpin proses pembangunan kembali United ke depan.
Jika dilihat dari rencana transfer United saat ini, Murtough sepertinya sangat fokus memberikan apa yang Ten Hag inginkan. Banyak suporter melihat hal ini sebagai gebrakan. Tak terkecuali pada pengaruh Ten Hag saat perekrutan pemain. Karena jika dilihat-lihat, apa yang dilakukannya tidak biasa.
Bahkan semua pembicaraan di bursa transfer United musim panas ini penuh dengan pemain yang punya “ikatan lama” dengan Ten Hag. Sebut Christian Eriksen misalnya, ia adalah mantan pemain Ajax yang pernah berlatih bersama Ten Hag musim lalu setelah ia mengalami masalah jantung. Lalu Frenkie de Jong dan Lisandro Martinez, mereka juga pernah bekerja dengan Ten Hag di Ajax. Dan Tyrell Malacia adalah pemain yang Ten Hag kenal dari Feyenoord.
Memang tidak ada yang aneh kalau seorang pelatih ingin merekrut pemain yang sudah dikenal dengan baik. David Moyes juga pernah mendatangkan Marouane Fellaini. Lalu Louis van Gaal mendatangkan Daley Blind, Memphis Depay dan Bastian Schweinsteiger. Bahkan Jose Mourinho pun merekrut Nemanja Matic.
Tapi bersandar pada pelatih baru dengan gambaran seperti itu merupakan sebuah indikasi negatif. Di mana itu berarti Erik ten Hag mungkin tidak memiliki struktur pendukung di sekelilingnya. Oleh sebab itu ia mencari struktur alternatif. Lantas apa bedanya dengan situasi yang dialami oleh pelatih-pelatih United yang datang sebelum Ten Hag?
Struktur klub Manchester United memiliki masalah yang serius, terutama pada persoalan transfer, akademi dan scouting pemain. Pengaruhnya begitu serius, dan mungkin masalah inilah yang tidak dimiliki klub-klub besar lainnya di Premier League seperti Chelsea, Manchester City atau Liverpool.
Jika kita melihat Thomas Tuchel misalnya, ia berani mengambil tanggung jawab untuk mengidentifikasi bakat-bakat muda di Chelsea musim panas lalu. Itu semua bisa dilakukan karena ada struktur klub yang mempermudah keadaan tersebut.
Atau ketika Manchester City mengontrak pemain depan muda Argentina Julian Alvarez pada Januari lalu, pelatih kepala Pep Guardiola menyatakan bahwa ini adalah keputusan klub. “City melihat Alvarez sebagai opsi sekarang dan peluang di masa depan. Kami memiliki laporan luar biasa tentang bocah itu,” kata Guardiola.
Lalu Jurgen Klopp juga melihat perekrutan Luis Diaz pada Januari lalu sebagai sebuah keputusan yang apik. Padahal seolah-olah Diaz direkrut karena Liverpool melihat bakatnya saat menghadapi Porto di Liga Champions. Tapi ternyata bukan seperti itu. Klopp justru menggambarkan Diaz sebagai “seseorang yang telah dilacak klub sejak lama.”
Ketiga gambaran barusan adalah contoh dari klub yang memiliki cara kerja mapan dalam strukturnya. Sementara United masih memikirkan apa yang perlu mereka lakukan di bursa transfer. Belum ada aksi yang begitu signifikan, yang memang terstruktur dan telah disiapkan oleh klub.
Matt Judge adalah orang yang sebelumnya bertanggung jawab untuk persoalan bursa transfer. Namun ia mengundurkan diri tahun ini bersamaan dengan kepala scout Jim Lawlor dan Marcel Bout.
Beberapa suporter United pasti akan meratapi perubahan itu. Namun sekarang periode transisi telah berjalan, dan Erik ten Hag sudah melakukan pendekatan dengan pemain yang ia kenal. Ini adalah cara terbaik Ten Hag, dan belum tentu tidak bekerja di level tim besar seperti United.
Manchester United pasti berharap pemain baru yang datang dapat berpengaruh, tapi saat ini mereka hanya perlu percaya pada Ten Hag. Setelah memberinya dukungan untuk melakukan prekrutan pemain, Ten Hag juga harus dibiarkan untuk mengimplementasikan idenya dengan pemain yang direkrutnya.
Intinya, United sekarang tentu tidak bisa lagi mundur dan memperbaiki haluan. Setelah hampir satu dekade dihabiskan untuk mencari filosofi klub, sekarang ide dan prinsip Ten Hag lah yang akan menentukan bagaimana era Manchester United berikutnya.