Untuk menjadi pemenang, Manchester United perlu membeli seorang pemenang. Seorang pemenang itu adalah Casemiro. Karena terbukti, setelah ia bergabung, United langsung mendapat gelar Piala Liga di final Carabao Cup.
Semua suporter Setan Merah merasa bahwa hari-hari kejayaan sudah kembali. Karena kekeringan trofi terburuk dalam 40 tahun mulai berakhir. Tepatnya setelah enam tahun tanpa trofi, bergonta-ganti manajer, dan akhirnya di musim ini gelar yang dinantikan itu berhasil diraih.
Tak lepas dari itu, United memiliki performa yang jauh lebih baik di bulan Februari ini. Mereka tak terkalahkan dalam delapan pertandingan, dan tentunya mereka juga baru mendapatkan trofi. Dan yang tak kalah mengesankan, saat ini mereka duduk di urutan ketiga klasemen Premier League.
Musim ini dipastikan akan menjadi musim yang sukses untuk United. Meskipun memang masih banyak laga yang harus dimainkan dan Ten Hag tidak boleh puas dengan raihan trofi Piala Liga. Apalagi langsung kepikiran untuk menyelenggarakan perayaan dengan parade bus atap terbuka.
Kemenangan yang diperoleh Manchester United memang luar biasa. Dua gol dalam lima menit langsung membuat permainan Newcastle kembang-kempis. Wembley begitu bergemuruh oleh teriakan suporter United sejak 2 gol itu hadir. Seakan kemenangan sudah milik United di saat itu.
Bisa dibilang, kunci kemenangan dan kepercayaan diri tim asuhan Erik ten Hag lahir ketika Casemiro mencetak gol pertama. Pasukan Setan Merah bahkan bangkit dengan angkuhnya di menit ke-33. Itu berarti, lagi-lagi Casemiro menjadi kunci dari kemenangan United.
Selain Casemiro, yang tak kalah berperannya adalah De Gea. Ia berhasil menahan beberapa peluang pemain The Magpies dan memecahkan rekor clean sheet United yang ke-181 di akhir laga. Tentu saja catatan ini sangat monumental, karena diraih di tempat di mana sang kiper melakukan debutnya untuk United pada 10 tahun lalu.
Final Piala Liga terasa bak anti-klimaks dan paling ditunggu-tunggu dalam beberapa dekade terakhir. Nuansa pertandingan sebenarnya begitu ketat. Namun gol tercipta akibat pertahanan Newcastle yang buruk dan serangkaian skema serangan sederhana dari para pemain United.
Sepanjang musim ini, United sendiri memang memiliki ciri khas sebagai tim pemberi ancaman melalui tendangan bola mati. Jadi, ini bukan pertama kalinya Casemiro mengonversi umpan menjadi gol. Mereka menyamakan cara Chelsea yang juga sempat melakukannya, hanya saja kali ini, United jauh lebih baik.
Berbicara soal Casemiro, ia sekali lagi jadi pemain yang paling berpengaruh untuk timnya. Ia juga menaikan gairah suporter dengan selebrasi emosional, dan memohon kepada mereka yang bertepuk tangan untuk bergabung merayakan gol bersamanya.
Melihat hal ini, legenda Newcastle United Alan Shearer terlihat langsung membungkus wajahnya dengan syal hitam putih dengan ekspresinya yang murung. Di waktu yang sama, para suporter United juga langsung mengalihkan pandangan mereka ke Avram Glazer yang hadir di kursi direktur.
Mereka kemudian mengubah chant dari “You’ve seen United, now f–k off home” menjadi “Sell United and f–k off home” dan lalu meneriakannya. Glazer benar-benar dicemooh. Apalagi ketika ia muncul di layar lebar untuk menjabat tangan Erik ten Hag. Sementara itu, Ten Hag sangat tenang dan fokus.
Pada intinya, baik Casemiro, Ten Hag atau siapapun yang bermain di lapangan final Carabao Cup, semuanya telah berkontribusi secara baik. Ini merupakan hasil positif yang sudah membuat senang semua orang di Manchester United.
Ada harapan tinggi untuk United di kemudian hari, namun tetap saja, mereka perlu fokus untuk terus konsisten. Itu karena kejayaan Setan Merah (kalaupun kembali) akan tiba bersamaan dengan badai terjalnya.