Foto: Evening Express

“Saya berkata pada diri saya sendiri, bahwa tidak mungkin beralih dari salah satu pemain terbaik di Premier League ke pemain yang bermain baik dalam waktu lima bulan.

Itulah ucapan Alexis Sanchez saat dikeluarkan dari tim oleh Jose Mourinho pada September 2018. Ia merasa dirinya benar-benar mengalami penurunan status yang begitu signifikan.

Bahkan, penyerang yang saat ini dipinjamkan ke Inter Milan itu mengaku telah meminta agennya untuk meninggalkan Manchester United. Selain itu, dilansir dari Sky Sports, ia juga ternyata ingin kembali ke Arsenal setelah sesi latihan pertamanya di Carrington dua tahun lalu.

Sanchez membuka semua itu melalui akun Instagram pribadi miliknya. Di sana ia menceritakan semua rentetan kisah tentang kegagalannya pindah ke Old Trafford dari Arsenal pada 2018. Ia juga sedikit membicarakan kesepakatan transfernya yang juga melibatkan perturakan dengan Henrikh Mkhitaryan.

Pemain asal Chili tersebut memang tidak pernah berhasil menemukan bentuk terbaiknya dalam dua tahunnya di United. Ia hanya mencetak lima gol dalam 45 penampilan sebelum akhirnya pindah ke Inter dengan status pinjaman –dan pindah secara permanen pada Agustus lalu. Hal ini jelas menjadi sebuah tolak ukur bahwa Sanchez mulai mengalami masa-masa yang kelam dalam kariernya.

Di sisi lain, Sanchez sendiri awalnya sempat setuju untuk bergabung dengan Manchester City. Ia juga berkesempatan untuk bertemu kembali dengan mantan manajernya Pep Guardiola. Akan tetapi tuntutan gajinya yang terlalu tinggi membuat rival United itu gagal untuk merekrutnya. Kondisi inilah yang kemudian membuat Setan Merah berhasil membawanya ke Old Trafford.

Sayangnya, transfer Alexis Sanchez membuahkan hasil yang kurang baik. Di satu sisi, kepindahannya juga dinilai terlalu terburu-buru yang kemudian membuat mantan pemain Barcelona itu sangat terkejut ketika ia tiba di United. Alasanya adalah karena ia merasa ia tidak tahu apa yang akan dihadapi di klub barunya tersebut.

“Saya menerima kesempatan untuk pergi ke United. Saya merasa tergoda dan itu adalah sesuatu yang baik untuk saya. Ya mungkin pada awalnya saya sangat menyukai klub ini ketika saya masih kecil. Akhirnya saya menandatangani kontrak dengan mereka. Tapi saya sendiri sangat awam. Saya tidak meminta informasi tentang apa yang terjadi di dalam klub,” ujar Sanchez dikutip dari Sky Sports.

“Anda mungkin pernah merasakan, terkadang ada hal-hal yang tidak Anda sadari sampai Anda tiba di sana. Dan saya ingat, saya menyadari banyak hal setelah saya melakukan sesi latihan pertama. Setelah sesi latihan itu, saya pulang dan saya memberi tahu keluarga dan agen saya dengan berkata; ‘tidak bisakah Anda merobek kontrak ini untuk kembali ke Arsenal?’”

“Mereka semua malah tertawa. Saya memberi tahu mereka ada sesuatu yang tidak beres. Saya melihat ada yang tidak benar, namun seolah tampak bagus. Tapi saya sudah menandatanganinya, dan saya sudah ada di sana. Setelah beberapa bulan pertama saya terus memiliki perasaan yang sama. Saya pun tidak merasa sebagai tim pada saat itu.”

***

Unik rasanya melihat seorang pemain curhat secara terbuka seperti itu. Semua orang jadi tahu alasan dari perspektif si pemain terkait apa yang telah terjadi pada dirinya. Dan sudah pasti, akan timbul pro serta kontra yang kemudian menyertai curhatan itu sendiri.

Terlepas bagaimana keadaan Alexis Sanchez saat ini, curhatannya di media sosial merupakan jawaban atas rasa penasaran banyak orang terkait performanya selama di United. Ia seperti menunjukkan kalau dirinya tidak bisa bermain bagus karena ia memang sedari awal sudah tidak mau berada di Old Trafford.

Entah apa yang ada dipikiran Sanchez saat ia ingin membuat curhatan terbuka seperti itu di media sosial. Tapi agaknya ia ingin membuat semacam opini agar orang-orang sedikit memihaknya atas penampilan kurang memuaskan yang ia tunjukkan dalam dua tahun terakhir.

Ya kalaupun benar begitu, tujuan semacam ini tidak akan merubah apapun. Karena bagaimanapun semua orang yang mengomentarinya pasti tidak akan puas. Bahkan mungkin tekanan terhadap dirinya akan semakin intensif. Belum lagi bakal ada respon menohok dari Manchester United –jika mereka menanggapinya– lantaran ia mengungkapkan sebuah alasan yang kurang profesional.

Curhatan di media sosial hanya akan membuat dirinya terus dibicarakan. Jelas itu adalah hal yang sia-sia, apalagi jika melihat kariernya yang sekarang mulai meredup. Seharusnya Sanchez paham bahwa namanya sekarang sudah mulai hilang dari jajaran pemain bintang. Dan mengungkapkan sesuatu yang kurang profesional tidak akan mendongkrak namanya kembali.

Di sisi yang lain, Alexis Sanchez sendiri sempat mengatakan bahwa ia tiba di United dengan ekspektasi besar di pundaknya. Ia juga terus digaungkan akan menjadi pemain yang mengeluarkan Manchester United dari keterpurukan. Dan semua orang tahu kalau yang terjadi justru sebaliknya. Ia kemudian merasa kalau dirinya menjadi kambing hitam atas kegagalannya itu.

“Saya menceritakan pengalaman saya ini untuk menjelaskan semuanya. Terutama kepada para jurnalis yang terkadang berbicara tanpa mengetahui fakta. Itu menyakitkan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam klub. Dan saya tahu apa yang saya rasakan,” jelas Sanchez.

“Mereka mengatakan kalau semuanya adalah kesalahan saya. Terkadang seorang pemain bergantung pada lingkungan, keluarga yang tercipta di sekitarnya, dan saya pikir pada saat itu United bukanlah sebuah keluarga. Dan itu diterjemahkan ke dalam lapangan, dan karena perlu ada seseorang untuk disalahkan. Mereka menyalahkan saya.”

Dari ungkapan ini, Sanchez menegaskan kalau dirinya tidak berhak untuk disalahkan. Karena semua orang tidak tahu apa yang ia rasakan. Dan ekspektasi tinggi yang ada dipundaknya adalah sesuatu yang membuatnya menjadi semakin terbebani dan selalu disalahkan.

Padahal, ia sendiri yang bilang sebelumnya kalau ia sudah tidak senang berada di United sejak awal kedatangannya dari Arsenal. Kalaupun merasa terbebani dengan ekspektasi tersebut, bukan berarti ia berhak merasa bersalah karena itu hanyalah harapan para suporter kepadanya. Tidak ada yang salah dengan itu.

Yang salah adalah, ia tidak menunjukkan profesionalismenya sebagai pemain. Karena, sekali lagi, ia sendiri yang berkata kalau sejak awal ia sudah tidak senang berada di United dan ingin kembali ke Arsenal. Pun kalau ia memang merasa ada yang salah dengan klubnya sendiri, ada ranah yang jauh lebih solutif ketimbang curhat di media sosial.

Ungkapannya yang diketahui publik itu justru akan membuat runyam situasi dan mungkin akan menambah masalah baru untuk kariernya. Pemain berusia 31 tahun itu semestinya mengerti kalau yang patut dipikirkan dan dilakukannya saat ini adalah merubah nasibnya. Bukan merubah opini orang lain terhadapnya.

Semoga saja tidak ada buntut yang panjang dari curhatan Alexis Sanchez ini. Karena musim baru akan segera tiba, dan ia harus segera membuktikan ucapannya itu terkait performa yang menurun akibat tidak betah di United. Nasibnya masih tergantung dari apa yang akan dilakukannya di musim depan bersama Inter Milan.