Masih ingatkah cerita tentang dua kiper Manchester United yang “berdesak-desakan” untuk mendapatkan posisi utama di era Sir Alex Ferguson ? Jika lupa, mereka itu adalah Anders Lindegaard dan David de Gea, dan kini, nasib kedua kiper tersebut sangatlah berbeda.

Ya, Lindegaard sendiri sudah lama hengkang dari Old Trafford, sedangkan De Gea masih bertahan dan justru menjadi kiper nomor satu di tim utama Setan Merah selama beberapa musim terakhir. Bahkan, De Gea kerap dilabeli sebagai kiper terbaik dunia saat ini.

Namun, meskipun beda takdir, Anders Lindegaard justru masih terbayang-bayang masa lampaunya itu, dan bahkan ia dengan terang-terangan membuka cerita “pertempurannya” untuk posisi kiper utama dengan David De Gea. Selain itu, ia juga berbicara secara terbuka soal pasang surut kiper asal Spanyol tersebut di United.

Dilansir dari MEN Sports, Anders Lindegaard lalu membuka semua kisahnya dalam sebuah wawancara dengan media Standard. Pemain asal Denmark yang sempat bermain bersama Burnley itu kemudian menceritakan momen-momen krusialnya saat melihat proses De Gea tumbuh menjadi kiper kelas dunia.

Di sisi lain, ia juga mengingat ceritanya sendiri, yang saat itu direkrut dari klub asal Denmark bernama Aaland pada November 2010. Perekrutannya itu bertepatan dengan kondisi Sir Alex Ferguson yang sedang mencari kiper baru menjelang pensiunnya Edwin van der Sar di musim tersebut.

“Waktu itu, saya direkrut di jendela transfer musim dingin. Sir Alex lalu memberi tahu saya daftar nama penjaga gawang yang sudah ditargetkan. Tapi, saya tidak ingat nama-nama lain di daftar itu kecuali David (De Gea). Saya pun siap menghadapi persaingan, dan saat itu saya berharap bisa bersaing dengan David,” tutur Lindegaard kepada Standard.

“Dia masih muda dan terlihat kurus dari apa yang saya lihat. Saya berpikir dia bisa berjuang dan bersaing dengan saya. Tapi, dia sempat berada dalam posisi yang mengerikan di pertandingan pertamanya. Dia tidak memiliki apa pun di dalam dirinya kecuali ketakutan.”

“Dia masih muda, dan waktu itu dia masih belum bisa beradaptasi dengan permainan sepakbola fisikdi Inggris. Tekanan pada dirinya sangat besar. Saya hanya tetap fokus dan menunggu kesempatan saya bisa menggantikan posisinya. Ya, saya akhirnya bisa mengambil posisi itu untuk beberapa pertandingan.”

Lindegaard kemudian menambahkan bahwa dirinya sempat melihat beberapa kritik pedas datang kepada De Gea, baik itu dari media maupun dari para suporter. Menurutnya, hal seperti itu adalah rintangan terbesar bagi musim pertama eks kiper Atletico Madrid tersebut.

“David telah menjadi penjaga gawang kelas dunia sejak ia tiba di Inggris. Kesan pertama saya kepadanya adalah dia masih muda, tetapi bakat yang dimilikinya sangat besar. Bakat yang jauh lebih besar daripada saya. Dia tidak benar-benar memiliki kelemahan yang jelas. Kecuali ukuran tubuhnya. Dia kurus. Seperti sedotan yang melambai tertiup angina,” tambahnya.

“Tapi tidak butuh waktu lama baginya untuk tumbuh besar. Saya ingat dengan jelas titik baliknya sejak laga pertama. Pertandingan pertama yang dia mainkan setelah cedera pergelangan kaki adalah saat melawan Chelsea. Saat itu, Juan Mata mengambil tendangan bebas dan melengkungkan bola dengan sempurna di atas sudut dekat. David menyelamatkan bola itu, dan pertandingan berakhir 3-3.”

“Melakukan penyelamatan sepert itu tidak sebagus kelihatannya. David sering ‘berjudi’ melompat ke sudut gawang, dan dia selalu menangkis bola yang menuju ke sisi itu. Jika dia gagal, maka media dan suporter akan siap untuk menghukumnya dengan cercaan. Tapi sebaliknya, dia justru selalu menjadi sensasi setelah momen seperti itu.”

Dengan melihat Manchester United yang saat ini diasuh oleh mantan pemainnya, Ole Gunnar Solskjaer, Anders Lindegaard juga menuturkan argumennya dengan mengatakan bahwa itu adalah hal yang sangat bagus bagi pasukan The Red Devils. Karena menurutnya, Solskjaer akan menjadi orang yang tepat untuk mengelola United, dan ia dapat memperbaiki bentuk buruk yang selalu terjadi di tiap musim sejak pensiunnya Sir Alex Ferguson.

“Saya rasa keputusan United memilih Solskjaer adalah hal yang bagus. Saya sangat berharap begitu. Sejarah United sangat kaya dan sukses. Dan saya pikir klub dan suporter sangat membutuhkan seseorang yang bisa berbicara tentang sejarah, dan Solskjaer adalah orangnya,” tandas Lindegaard.

“Saya tidak ragu Ole bisa meneruskan warisan United, dan dia tetap setia pada DNA United. Dia bisa melakukan itu karena dia tahu aspek itu merupakan bagian dari klub. Tapi, ada hal penting yang saya khawatir akan sulit diterima. Secara realistis, membenahi United akan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Itu semua demi meraih kebesaranya kembali. Seperti yang dilakukan Liverpool.”

“Agar Ole menjadi sukses dalam jangka panjang, saya pikir semua orang harus merangkul diri mereka sendiri dengan kesabaran, dan menerima keadaan saat ini. Ada pekerjaan besar di depan Ole, dan tidak peduli bagaimana itu akan terjadi nantinya. Saya piker, keberhasilan Ole tergantung pada seberapa baik klub akan membantunya. Terutama pada aspek perekrutan pemain.”

 

Sumber: Manchester Evening News