Foto: Mirror.co.uk

Para penggemar Manchester United seringkali disuguhkan pemandangan unik ketika klub masih dipimpin oleh Louis van Gaal. Pria asal Belanda tersebut kerap hanya duduk diam di bangku cadangan. Ia lebih senang mengamati pertandingan dari jauh dan baru memberikan instruksi kepada pemainnya saat jeda babak pertama berlangsung.

Tidak hanya itu, Van Gaal juga hobi sekali mencatat. Sebuah papan kecil yang seringkali dipakai anak sekolah untuk ujian, menjadi kawan sejatinya saat pertandingan. Papan tersebut dilengkapi dengan beberapa kertas untuk mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki agar tidak diulangi lagi pada pertandingan berikutnya.

“Buku catatan saya adalah yang paling berharga. Saya akan selalu mencatat kesalahan kolektif yang bertentangan dengan taktik yang sudah saya rencanakan. Selanjutnya, saya mencatat kesalahan individu. Hal ini yang selalu saya bicarakan kepada para pemain pada jeda babak pertama,” kata Van Gaal kepada Telegraph.

“Selain itu, daftar catatan saya ini sangat berguna untuk melupakan sesuatu yang salah. Catatan ini juga saya gunakan untuk berkomunikasi dengan tim pelatih selesai pertandingan, serta para pemain, untuk menyusun sesi latihan berikutnya. Jika Anda tidak menuangkannya ke dalam kertas, maka Anda akan melupakan sesuatu.”

Mencatat memang menjadi aktivitas yang sering dilakukan oleh seorang manajer. Jose Mourinho pun juga pernah melakukannya. Ia akan menaruh buku catatan kecil di dekat touchline dan kerap tertangkap kamera mencatat beberapa hal sambil berjongkok. Belum hilang dari ingatan saat Mourinho memberikan secarik kertas kepada Matic dalam pertandingan United melawan Chelsea musim lalu.

Akan tetapi, catatan ini seperti tidak berdampak apapun saat mereka masih dipimpin Van Gaal. United lebih banyak menguasai bola tapi tidak diimbangi dengan kreativitas di sepertiga akhir serta banyaknya peluang di lini depan. Tidak jarang, tendangan ke gawang yang pernah dilepaskan United tidak sampai lima buah meski bisa menguasai bola hingga 70 persen.

Para pemain juga sulit mengeluarkan kemampuan terbaiknya di atas lapangan. Saat si pemain sulit mengekspresikan diri, mereka akan terus terjebak di kesalahan yang sama tanpa adanya instruksi yang keluar dari mulut manajernya. Van Gaal baru memberi tahu kesalahan mereka setelah pertandingan atau dengan kata lain saat hasil akhir sudah tidak bisa lagi diubah.

Sebaliknya, catatan ini justru menjadi olok-olok media untuk memasang nama Manchester United di halaman depan koran mereka. Saat United melawan Crystal Palace, papan catatan Van Gaal menampilkan sebuah gambar wine yang disebut-sebut lebih penting ketimbang memperbaiki skuadnya. Saat United bertanding melawan Stoke pada 2015, terdapat tulisan “stupid free kick” yang menunjukkan rasa kesal Van Gaal kepada eksekutor bola matinya.

Meningkatnya Kinerja Lini Depan Berkat Catatan Harian

Sejak datang sebagai pelatih sementara pada Desember lalu, Ole Gunnar Solskjaer membuat Manchester United mengalami peningkatan di beberapa sektor. Salah satu yang paling berkembang adalah kembali tajamnya lini depan mereka. United kini mulai sering mengancam gawang lawan dan mencetak banyak gol.

Peningkatan lini depan yang dialami United tidak lepas dari peran catatan yang pernah dibuat Ole saat dirinya masih bermain sepakbola. Saat masih memperkuat Clausenengen, Ole membuat banyak sekali catatan yang berisi peluang-peluang yang tidak bisa ia jadikan gol saat bertanding. Hal ini akan menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki dirinya pada pertandingan berikutnya.

“Mencetak gol sudah berada dalam pikiran saya sejak masih bermain untuk Clausenengen di Norwegia. Alih-alih mendengarkan guru saya menjelaskan pelajaran, saya memilih menulis semua peluang yang saya lewatkan dalam sebuah buku sambil berpikir, “Saya seharusnya menyelesaikan peluang itu,” kata Ole seperti dilansir dari MEN.

“Catatan itu membantu saya untuk semakin percaya diri. Aku juga mendapat catatan harian saat pertama kali bertemu Bill Beswick (1996/1997). Dia membuat saya sadar betapa pentingnya bekerja unntuk kepercayaan diri Anda. Catatan itu saya mulai dengan menulis ‘Saya sudah memiliki mengalami banyak kinerja buruk dan kepercayaan diri yang buruk.”

Tidak hanya catatan, Ole juga beberapa kali ikut turun langsung berlatih dengan para penyerang. Hal ini yang disebut-sebut sebagai faktor kuat dari meningkatnya beberapa pemain menyerang seperti Marcus Rashford dan Paul Pogba. Hal ini sudah ia lakukan saat masih menjadi pelatih tim cadangan di United.

“Setelah saya selesai bermain, saya diminta Ferguson untuk melatih para pemain depan. Jadi saya bekerja dengan Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, Danny Welbeck, dan Carlos Tevez. Saya akan coba teruskan pengetahuan itu dengan mencoba masuk ke kepala mereka. Saya ingin mempelajari apa yang dipikirkan para pemain. Satu-satunya hal yang bisa mereka kendalikan adalah apa yang terjadi di kepala mereka dan bagaimana pendekatan mental mereka,” kata Solskjaer kepada Telegraph.

17 gol sudah diciptakan oleh United dalam enam pertandingan bersama Ole. Sebelumnya, United harus menunggu 10 pertandingan untuk mencetak jumlah gol yang sama di bawah arahan Mourinho. Dari 17 gol tersebut, 10 diantaranya berasal dari empat strikernya. Trio Rashford, Martial, dan Lukaku sudah mencetak delapan gol. Bahkan top skor mereka adalah Paul Pogba dengan torehan 10 gol. Menarik untuk menantikan berapa gol lagi yang bisa dibuat para pemain depan United mengingat mereka kini sudah berada di tangan yang tepat.