Foto: Espn

Musim 2020/2021 sudah berakhir dua pekan lalu. Bagi Manchester United, musim ini bisa dikatakan tidak berjalan sesuai rencana mereka. Bagaimana tidak, dari 4 kompetisi yang mereka ikuti, United tidak bisa membawa pulang satu trofi pun. Kesempatan besar di Europa League juga gagal dimaksimalkan. Pada laga final, Setan Merah kalah 11-10 dalam drama adu penalti.

Meski tidak bisa membawa pulang piala, namun ada beberapa pencapaian positif yang diraih Ole Gunnar Solskjaer. Catatan ini, setidaknya masih bisa memuaskan suporternya yang percaya kalau United sedang berada dalam tahap yang bagus untuk berproses bersama Ole. Berikut beberapa catatan positif bagi United pada musim lalu.

Posisi di Klasemen

Hakikatnya, yang pantas mendapat piala hanyalah yang terbaik alias mereka yang berada pada posisi pertama. Tidak ada piala untuk tempat kedua, ketiga, dan seterusnya. Namun bagi United, posisi kedua di Liga Inggris musim ini adalah sebuah kemajuan. Satu anak tangga lebih baik ketimbang musim lalu.

Selain itu, United juga sudah menunjukkan diri kalau mereka mulai pantas berada di papan atas. Jika musim lalu, United menghabiskan sebagian besar kompetisi Premier League pada papan tengah, maka musim ini United lebih sering berada di empat besar. Bahkan mereka sempat memimpin klasemen selama beberapa pekan.

Langkah mereka juga cukup bagus pada ajang piala. Pada Piala Liga, mereka kembali ke babak semifinal. Satu-satunya penurunan mungkin hanya pada Piala FA karena dikalahkan oleh Leicester yang kemudian menjadi juara. Menjadi runner-up di Liga Europa adalah sebuah kemajuan setelah sebelumnya terhenti pada babak semifinal.

Hal ini tentu saja bagus dan menandakan kalau pelan-pelan United mulai bisa mendekati puncak. Yang dibutuhkan kini hanyalah kematangan taktik dan konsistensi agar mereka tidak lagi terpeleset ketika sampai pada posisi yang diinginkan.

Peningkatan Produktivitas

Posisi yang naik juga diikuti dengan catatan kemenangan yang bertambah baik pula. Musim ini, United mendapat 21 kemenangan di Premier League. Catatan ini jelas lebih baik ketimbang musim 2018/2019 dan 2019/2020. Meski begitu, Ole memang masih kalah dari musim kedua Jose Mourinho yang membawa United sukses meraih 25 kemenangan dan mendapat 81 poin dalam satu musim kompetisi.

Meski begitu, ada aspek dimana Ole lebih unggul dari Mourinho. Aspek tersebut adalah produktivitas gol. Sejak Sir Alex Ferguson pensiun, hanya Ole yang bisa membawa United membuat lebih dari 70 gol (73 gol musim ini) di Premier League. Sebelumnya, catatan terbaik United hanya 68 gol pada 2017/2018.

Tidak hanya di liga, peningkatan produktivitas juga terjadi jika menghitung gol Setan Merah di semua kompetisi. United total membuat 120 gol pada 4 ajang. Catatan ini lebih baik dari sebelumnya yang membuat 112 gol. Peningkatan ini menunjukkan kalau pelan-pelan United mulai kembali menjadi kesebelasan yang mempertontonkan permainan menghibur.

Kuat Pada Laga Tandang

Satu pencapaian positif lainnya dari United adalah keberhasilan mereka tidak terkalahkan ketika bermain pada laga tandang. Musim ini, Setan Merah jauh lebih tangguh ketika bermain di kandang lawan ketimbang di rumah sendiri. Dari 19 pertandingan, United menang 12 kali dan 7 kali mendapat hasil imbang. Bahkan dalam laga terakhir melawan Wolverhampton, United sukses mengalahkan tuan rumah 1-2 dengan para pemain cadangan dan pemain akademi.

Catatan ini membuat United menjadi tim keempat yang tidak bisa kalah di laga tandang dalam sepanjang sejarah Liga Inggris setelah Preston North End (1888/1899), dan Arsenal yang melakukannya dua kali pada 2001/2002 dan 2003/2004.

Edinson Cavani

Pada awal kedatangannya, banyak yang tidak yakin kalau Cavani akan sukses bersama United. Selain usianya yang sudah tua, pemain Uruguay ini juga datang dengan kondisi cedera yang membuatnya tersingkir ketika masih bermain untuk PSG.

Tanda-tanda itu terlihat ketika Cavani masih kesulitan masuk dalam skema main Ole. Namun seiring berjalannya waktu, Cavani sukses menjawab keraguan tersebut dengan membuat 17 gol di semua kompetisi. Catatan ini membuat mantan pemain Palermo ini menjadi top skor ketiga klub setelah Bruno Fernandes dan Marcus Rashford.

Penampilan bagusnya di lini depan United membuat ia mendapat tambahan kontrak selama satu musim. Bisa jadi, United tidak akan membeli striker lagi pada musim depan dan memilih memaksimalkan ketajaman Cavani serta menunggu kembali sosok Anthony Martial yang magisnya hilang pada musim ini.