Foto: Evening Standard

Manchester United Mundur Dari Liga Super Eropa

Manchester United memutuskan tidak akan berpartisipasi di European Super League

Kami mendengarkan dengan cermat reaksi dari para penggemar kami, pemerintah nasional Inggris dan pemangku kepentingan utama lainnya.

Kami tetap berkomitmen untuk bekerja dengan orang lain di seluruh komunitas sepakbola untuk menghasilkan solusi berkelanjutan untuk tantangan jangka panjang yang dihadapi permainan ini.

Inilah klarifikasi Manchester United terkait batalnya mereka mengikuti kompetisi tandingan bernama European Super League (ESL).

Setelah terus menjadi bahan pemberitaan dan kontroversi, wacana hadirnya kompetisi ESL resmi ditunda. Setidaknya itulah menurut Fabrizio Romano. Pria asal Italia ini mengabarkan kalau kompetisi tandingan Liga Champions ini batal berjalan karena sederet kesebelasan penggagas memilih untuk mengurungkan niatnya memberi perlawanan.

Umur wacana ESL nyatanya hanya sebentar. Gaungnya masih kalah dari kopi dalgona atau bahkan es kepal Milo. Pangkal masalahnya adalah klub Inggris yang memilih untuk mempertimbangkan kembali keputusan beraninya tersebut. Sejak semalam, 6 klub Inggris yaitu Chelsea, Manchester City, Manchester United, Arsenal, Liverpool, dan Tottenham, memilih keluar dari wacana ini.

Batalnya ESL ini memang tidak lepas dari derasnya gelombang protes yang hadir dari kesebelasan tersebut yang memaksa mereka mau tidak mau harus berpikir ulang. Inilah yang kemudian membuat pihak ESL mau tidak mau harus menghentikan rencana mereka dan memilih untuk melakukan penyesuaian terhadap proyek ini.

“European Super League meyakini bahwa status quo sepakbola Eropa saat ini perlu berubah. Kami menawarkan sebuah kompetisi Eropa baru karena sistem yang sudah ada saat ini berjalan tidak berhasil,” ujar pernyataan tersebut.

Pihak ESL kini sedang mencari tim-tim yang bersedia mau mengikuti kompetisi ini. Pasalnya, dari 12 kesebelasan yang mengaku siap pindah ke ESL, ada 8 yang dikabarkan memutuskan untuk menolak. 6 klub Inggris sudah mengeluarkan pernyataan resmi, sedangkan dua tim lain yang menyusul adalah kesebelasan asal Milan yaitu Inter dan AC Milan.

“Ini bukan hanya komunitas sepakbola, tapi semua masyarakat telah bersatu. Saya menegaskan saat ini kalau UEFA dan dunia sepakbola bersatu melawan proposal memalukan dan egois ini yang dilandasi dari sebuah sikap yaitu keserakahan,” kata Presiden UEFA Aleksander Ceferin.

Sejak kemarin, gelombang penolakan memang sudah mencapai titik puncak, khususnya di Inggris. Jelang laga melawan Brighton, suporter Chelsea ramai-ramai ke Stamford Bridge sampai memaksa Petr Cech turun menenangkan suasana. Di sisi lain, cucu Bill Shankly meminta patung kakeknya dipindah ke luar Anfield jika sampai Liverpool tega memilih ke ESL. Kapten mereka, Jordan Henderson, mengadakan pertemuan darurat dengan 19 kapten Premier League lainnya terkait kompetisi ini.

Di sisi lain, United juga sudah siap untuk menurunkan banner-banner mereka di Old Trafford yang disusul dengan konfrontasi Ed Woodward dengan beberapa pemain seperti Harry Maguire, Bruno Fernandes, dan Luke Shaw. Puncaknya adalah ketika Ed Woodward memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya di United pada akhir tahun nanti.

Meski begitu, hilangnya wacana ESL ini tidak membuat permasalahan berhenti begitu saja. Beberapa suporter United merasa kalau klarifikasi saja tidak cukup. Mereka ingin timnya mencontoh Arsenal yang memuat klarifikasi sekaligus permintaan maaf kepada suporternya.

Selain itu, tidak sedikit yang merasa kalau ESL ini hanyalah ajang settingan yang dipakai untuk menggertak UEFA untuk mengubah aturan Champions League yang sudah ada. Hal ini tidak lepas dari munculnya rilis resmi UEFA kalau mereka resmi mengubah format Liga Champions pada 2024 mendatang.