Foto: Complete Sports

Para pundit sepakbola sedang ramai-ramai mengantri untuk mengkritik Anthony Martial setelah Manchester United bermain imbang tanpa gol dengan Wolves pada pekan ke-25 Premier League. Namun seperti biasa, kritikan ini bercampur dengan asumsi yang kurang adil, stigmatik, dan sedikit aneh.

Seperti pendapat Paul Ince misalnya. Walau bukan pertama kalinya, tapi rasanya aneh untuk membandingkan striker United itu dengan minuman bersoda. Di mana menurutnya, Martial tidak cukup sering “memberi ledakan” berarti –seperti saat kaleng minuman bersoda terbuka– dalam pergerakannya di atas lapangan.

“Saya selalu menyebutnya seperti minuman bersoda. Jika Anda membuka kaleng minuman bersoda, pasti akan muncul suara mendesis dan kemudian mendatar. Itulah yang saya dan Anda lihat dari Martial hari ini. Seharusnya dia tidak tetap di lapangan dan bermain atraktif selama dia bisa melakukannya,” tutur Paul Ince dalam acara Match of The Day.

Berbeda dengan Ince, mantan bintang Newcastle Alan Shearer sedikit lebih analitis dalam memberikan penilaiannya. Ia menyoroti posisi Martial adalah penyebab kebuntuan United dalam menjebol gawang Wolves. Menurutnya pergerakan Martial kurang efisien, dan ia mengklaim seharusnya striker lebih sering menjadi titik utama di kotak penalti.

“Dia (Martial) memiliki pergerakan yang kurang efisien. Dia terihat bertahan dengan posisi yang kurang bagus. Padahal dia perlu bermain lebih baik dan membawa pemain lain masuk ke dalam permainan di depan kotak penalti. Dia terlalu mudah didorong oleh bola,” pungkas Alan Shearer.

Lalu Jamie Redknapp, yang juga turut mengkritik Anthony Martial, mempertanyakan sesuatu hal dengan mengatakan; “Saya melihat Martial dan saya pikir, apakah dia mengerti apa yang sedang dikerjakannya? Dia terlihat tidak semangat.”

Ya walaupun begitu, kritikan ini hanyalah opini dari beberapa pundit. Yang bisa jadi benar atau bisa jadi justru mengada-ngada. Namun terlepas dari itu, ada analisis dan penilaian yang lebih menarik dari salah satu penulis MEN Sports Dominic Booth tentang masalah Anthony Martial. Menurutnya, turunnya ketajaman Martial sangat bertepatan dengan tidak hadirnya Marcus Rashford yang absen karena cedera.

Analisis ini bisa dilihat dengan jelas, di mana dalam sembilan pertandingan, Martial hanya mencetak dua gol. Situasi seperti ini adalah cermin dari apa yang pernah terjadi sebelumnya ketika Rashford berjuang sendirian disaat Martial mengalami cedera. Tapi ketika Rashford dan Martial bermain bersama (sebanyak 17 pertandingan) di musim ini, United telah memenangkan sembilan pertandingan, dengan empat imbang, dan empat kalah.

Jadi ternyata penyebab Martial tidak tampil maksimal berkesinambungan dengan absennya Rashford. Karena ketika satu atau keduanya tidak bermain, United memang mudah terpuruk. Dalam 22 pertandingan, mereka kalah tujuh kali, imbang enam kali, dan hanya mampu menang sembilan kali. Sudah jelas bahwa Martial dan Rashfrod memang saling terhubung satu sama lain. Namun sayangnya, Ole Gunnar Solskjaer tidak bisa memainkan kedua strikernya itu dalam beberapa bulan ke depan.

Maka tidak heran mengapa sebagian suporter mendukung kedatangan Odion Ighalo dengan status pinjaman selama sisa musim ini. Opsi ini sangat potensial untuk kembali meningkatkan produktifitas Anthony Martial, yang terbilang erat dengan skema saling terhubung. Ole Gunnar Solskjaer sendiri bahkan langsung angkat bicara tentang masalah ini –termasuk masalah soal turunnya performa striker berusia 24 tahun itu.

“Dia (Martial) telah memberi kami segala yang dibutuhkan. Dia telah banyak diminta untuk bermain baik, dan dia mungkin berlari 20 persen lebih banyak dari apa yang dia lakukan dari sebelumnya. Yang terjadi padanya itu bukan hanya masalah ketahanan mental dan taktis, tapi banyak persoalan lain yang Anda bisa lihat dengan objektif lewat statistik,” ungkap Ole Gunnar Solskjaer dikutip dari MEN Sports.

“Saya akan selalu memberinya lebih banyak dukungan, memberinya istirahat ketika dia layak mendapatkannya, dan memberinya waktu untuk melatih maksimal bentuknya. Jika dia bermain sedikit lebih buruk dari sebelumnya itu karena dia telah diminta bermain terlalu banyak. Terutama seperti sekarang, di mana rekannya (Marcus Rashford) sedang cedera.”

“Sebagai seorang striker, jika Anda tidak terbiasa dengan sebuah kondisi yang kurang ideal, itu pasti akan menjadi perbedaan besar. Saya sudah memujinya, saya sudah duduk bersamanya, dan saya senang dengannya. Saya tahu bahwa dia lelah, tetapi dia tidak pernah mengatakan hal itu secara langsung. Dia tidak pernah menghindari sesi latihan. Dia terus berlatih, dan dia terus menunjukan profesionalismenya. Saya suka dengannya.”