Andy Cole. Foto: Sky Sports

Tidak semua orang bisa menjalani himbauan pemerintah untuk melakukan segala kegiatan dari dalam rumah akibat pandemi Covid-19. Beberapa dari mereka pasti merasa bosan karena tidak bisa berinteraksi dengan dunia luar. Tidak jarang ada yang sampai merasa frustrasi akibat himbauan ini. Salah satunya adalah Andy Cole.

***

Penyerang legendaris United ini dilanda ujian hidup yang cukup berat. Kita semua sudah tahu kalau ia menderita penyakit ginjal beberapa tahun lalu. Ketika hidupnya nyaris berakhir, sang keponakan datang sebagai penyelamat dengan memberi satu ginjalnya kepada Cole. Namun ujian untuknya belum berakhir sampai di situ.

Setelah transplantasi berjalan dengan baik, Cole justru mendapat pukulan telak karena harus bercerai dengan istrinya. Tidak hanya itu, ia harus bergantung kepada obat agar sistem kekebalan tubuhnya bisa menerima ginjal barunya tersebut.

Ditambah dengan pandemi virus Corona yang semakin meningkat di Inggris memaksanya untuk tetap bertahan di dalam rumah. Karena sudah menjalani transplantasi ginjal, maka kecil kemungkinan tubuhnya untuk bisa melawan Corona yang membuatnya harus tetap di rumah agar terhindari dari infeksi.

Hal ini yang membuatnya semakin frustrasi dalam menjalani kehidupan. Bahkan ada kalanya dia ingin menyerah menghadapi masalah ini dan punya pikiran untuk melakukan bunuh diri.

“Berkali-kali saya ingin menyerah, itu saja, tidak hanya menyerah pada kehidupan tetapi menyerah pada segalanya. Pada Rabu lalu, pandangan saya tiba-tiba menjadi samar dan saya harus tetap berada di tempat tidur. Saya merasa seperti sekantong kotoran. Hari Kamis, saya baik-baik saja.”

“Sejak saat itu, saya merasa kalah dan mulai menerima kalau hari ini tidak akan menjadi hari saya. Sebelumnya, saya akan terus bertarung, tetapi pada akhirnya saya tahu kalau saya tidak bisa mengalahkannya,” kata Cole kepada Guardian.

Penderita gagal ginjal tidak hanya bermasalah kepada fisiknya saja melainkan juga menyerang mental. Biasanya, mereka akan mengalami perasaan takut akan masa depan dan penolakan kalau ia harus menderita penyakit tersebut. Hal ini ditambah dengan rutinitas yang harus berubah. Bahkan si penderita biasanya akan mengalami rasa rendah diri, kehilangan harga diri, hingga merasa kalau dia tidak menarik lagi. Kondisi yang begitu berat ini membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

Inilah yang dialami Andy Cole sekarang. Dalam wawancaranya tersebut, ia menyebut kalau semuanya justru semakin buruk yang membuat Donald McRae, orang yang mewawancarai Cole, ingin sekali melakukan kontak fisik agar dia merasa nyaman. Karena pandemi, Cole untuk sementara tidak bisa mendapat perhatian secara langsung yang bisa memberikan rasa nyaman kalau dia tidak sendiri.

“Yang paling penting, saya masih ada di sini. Tetapi orang tidak mengerti apa yang Anda alami dengan penyakit ini. Mereka hanya melihat pasien transplantasi dan berkata: “Anda baik-baik saja dan Anda terlihat sangat baik.” Memang benar, tapi itu hanya tampilan luarnya saja. Secara internal, banyak hal yang terjadi. Anda berurusan dengan obat dan suasana hati Anda. Saya masih beruntung tidak menyelesaikannya dengan marah-marah,” kata Cole.

“Kesejahteraan mental Anda adalah yang terpenting karena sangat sulit untuk menghadapi penyakit seperti ini. Suatu hari, Anda akan merasa sebagai seseorang yang sangat sehat, tapi pada hari berikutnya Anda akan merasa seperti sampah.”

Keadaan memang semakin sulit. Cole butuh dukungan, tapi hal itu jelas tidak bisa ia dapatkan. Kondisi Inggris yang sudah menjalani karantina wilayah membuat Cole jelas tidak bisa bertemu dengan keluarga bahkan teman-teman yang bisa membantunya melewati masalah ini.

Begitu juga sebaliknya, keluarganya bahkan mantan istrinya pasti ingin menemui dia. Namun dengan kondisi dunia yang lagi terkunci seperti sekarang, maka untuk bertemu secara langsung adalah hal yang tidak mungkin untuk terjadi. Interaksi melalui telepon menjadi sesuatu yang bisa ia lakukan sedangkan keluarganya hanya bisa meninggalkan paket makanan di depan pintu rumah Cole. Di sisi lain, Cole ingin bertemu langsung dengan mereka.

“Saya ingin keluar, tertawa bersama teman-teman, dan pergi makan malam. Saya tidak tahu kapan saya bisa melakukan itu semua dan itu membuatku gila. Saya terkunci, saya punya banyak waktu untuk merenung dan Anda menyadari betapa sulitnya itu terutama ketika Anda harus menanganinya semua sendiri.”

“Saya tidak ingin bergantung kepada orang lain, tapi sekarang saya harus menelan ludah. Keluarga saya dan teman saya luar biasa. Bantuan mereka sangat berharga bagi saya sekarang. Sepasang teman saya muncul dan saya bicara dengan jarak yang aman. Mereka datang dari London Selatan dan saya tidak bisa mengajak mereka masuk,” tutur Cole menambahkan.

Transplantasi ginjal memang tidak menghilangkan masalah ginjal Cole sepenuhnya. Ginjal baru Andy memang punya peluang untuk bertahan dalam tubuhnya hingga 10 tahun atau lebih. Akan tetapi, bisa saja ginjalnya justru punya masa hidup yang jauh lebih singkat.

Jika hal terburuk yang akan terjadi, maka Cole harus kembali melanjutkan rutinitas sebelumnya yaitu cuci darah sebelum berharap adanya donor lain yang bisa ditemukan.

“Saya beruntung punya Alexander, keponakan Cole yang memberikan ginjalnya. Saya bersyukur masih bisa hidup, tapi saya benci penyakit ini dan tidak akan pernah hilang.”

“Pikiranku tidak bisa berhenti. Saya menjalani banyak malam yang gelisah. Jadi ada banyak kelelahan. Saya takut kalau harus menjalani transplantasi lagi. Ginjal saya bisa berhenti besok sehingga saya harus bertanya pada diri sendiri: “Sanggupkah Anda melakukannya lagi?” Beberapa hari saya merasa bisa, tapi di hari lain saya tidak yakin,” ujar Cole.

Di tengah segala kesulitan yang Cole alami, top skor Premier League 1993/1994 ini masih sempat untuk berbagi kepada sesama. Beberapa waktu lalu, ia meluncurkan Andy Cole Fund yang fokus dalam penelitian meningkatkan transplantasi ginjal.

Dia bertujuan untuk mengumpulkan 500 ribu paun dalam tiga tahun untuk membantu sekitar tiga juta orang di Inggris yang menderita penyakit ginjal. Selain itu, ada 80 persen dari mereka yang sedang menunggu ginjal baru.

“Saya beruntung bisa datang untuk melihat orang-orang yang kondisinya sama seperti saya bermain bola dalam transplant game tahun lalu. Saya menangis, mereka juga menangis. Kami semua mengalami hal yang persis sama.”

“Saya tidak ingin ada orang yang berjuang seperti saya. Dalam beberapa hal, saya telah menghabiskan waktu jauh lebih lama dari enam minggu masa isolasi karena Covid,” ujarnya.

Andy Cole kini sedang mengalami masa sulit terkait beratnya ujian dalam kehidupan. Namun Cole tidak boleh lupa kalau di dalam kesulitan pasti ada kemudahan. Meski saat ini, Cole harus menjalankan segala sesuatunya sendiri, namun ia perlu mengingat kalau ia tidak selamanya sendiri. Ada teman, keluarga, bahkan para penggemar United akan terus mendukungnya sampai kapanpun mengingat apa yang sudah ia berikan kepada Setan Merah. Melihat betapa kuatnya Cole ketika masih menjadi penyerang United, ia seharusnya juga punya kekuatan untuk mengatasi ujian yang tengah dihadapinya ini.