Jika segalanya berjalan sesuai dengan rencana, maka baru pada 1 Juli 2019 ini Manchester United mencari pengganti David Moyes.
***
1 Juli 2013 menjadi awal dari era baru Manchester United. Sir Alex Ferguson memutuskan pensiun setelah 26 tahun menangani Setan Merah. Posisinya digantikan oleh mantan manajer Everton, David Moyes.
“Kami memilih David Moyes karena dia menunjukkan konsistensi bersama Everton selama 11 tahun. Dia mampu mengubah wajah Everton,” tuturnya.
Ferguson meninggalkan United dengan status juara Premier League. Mereka baru saja meraih gelar liga ke-20 sepanjang sejarah. Gelar yang cukup membahagiakan untuk dirayakan meski dalam hati, ada kepahitan luar biasa karena sosok pemberi kejayaan tersebut sudah tidak akan lagi memimpin klub ini untuk selama-lamanya. Oleh karena itu, Fergie ingin pelatih yang punya karakter kuat untuk membawa tim ini semakin hebat lagi dan itu ada dalam diri Moyes.
Mantan manajer Preston North End ini sebenarnya hanya menjadi pilihan kesekian dalam daftar penerus Fergie setelah kegagalan menggaet Louis van Gaal, Jose Mourinho, Jurgen Klopp, dan Pep Guardiola. Meski sempat dibumbui pro dan kontra, Moyes dipastikan menjadi penerus Sir Alex dengan kontrak panjang enam tahun.
Selain meninggalkan Moyes, Ferguson sendiri juga meninggalkan pesan penting kepada suporternya. Salah satu yang paling krusial adalah, “Tugas Anda selanjutnya adalah mendukung manajer yang baru,” seperti yang ia ucapkan pada pertandingan kandang terakhirnya. Hal itu merupakan amanat sekaligus pengingat kalau musim ini akan berbeda dari biasanya.
“Saya ingin sekali memperkuat klub ini. Saya tahu tidak mudah, tapi saya berharap kita semua bisa bekerja sama. Tujuan utama saya adalah membawa United meraih kesuksesan dan membuat tim ini menjadi tim pemenang. Saya berharap pada tahun-tahun ke depan kami akan menuai banyak sekali kesuksesan,” kata Moyes.
Musim 2013/2014 ternyata memang menjadi musim yang berbeda bagi United. Sayangnya, kata berbeda di sini bukan dalam makna yang positif melainkan sebaliknya. United tampil acak-acakan selama satu musim penuh meski memiliki pemain yang saat itu berstatus juara.
Sederet rekor-rekor negatif terus dibuat. Puncaknya adalah ketika mereka memastikan diri finis pada posisi ketujuh. Untuk pertama kalinya, United keluar dari tiga besar Premier League. Selain itu, mereka juga menderita tujuh kali kekalahan di Old Trafford. Angka yang belum pernah mereka rasakan sejak Premier League dimulai.
Hanya sepuluh bulan Moyes bisa bertahan bersama kerasnya ekspektas United. Pada 22 April 2014, ia resmi dipecat. Namanya masuk dalam daftar tiga pelatih paling singkat yang menangani MU sepanjang sejarah. Posisinya kemudian digantikan oleh Ryan Giggs yang saat itu masih berstatus sebagai pemain.
Sekarang, mari kita berandai-andai, apa yang akan terjadi jika Moyes tidak dipecat dan masih bertahan hingga enam tahun masa kontraknya berakhir pada 1 Juli ini?
Spesialis Papan Tengah
Bersama Moyes, United sulit beranjak dari posisi tujuh. Tempat itu juga yang akhirnya mereka kuasai di akhir musim. Yang menarik, posisi ini juga menjadi pencapaian pertama Moyes ketika dia menangani Everton pada musim penuh pertamanya (2002/2003).
Pada enam musim awal Moyes melatih, Everton hanya sekali finis pada posisi 4 yaitu pada 2004/2005. Sisanya, mereka finis pada urutan 17 (2003/2004), 11 (2005/2006), 6 (2006/2007), dan 5 (2007/2008). Posisi ini yang mungkin akan dirasakan juga oleh Setan Merah jika ia masih bertahan.
Jika United mengalami kondisi yang sama seperti enam musim pertama Moyes di Everton, maka United hanya sekali saja meraih tiket ke kompetisi Liga Champions dan nyaris terdegradasi pada musim keduanya. Tentu hal ini tidak bisa dibayangkan untuk klub yang rutin mengoleksi gelar seperti United.
Jika hal ini terjadi, maka ada beberapa kejadian yang mungkin saja tidak akan terjadi pada saat itu. Salah satunya adalah kerja sama mahal dengan Adidas. Si Tiga Garis menginginkan kerja sama dengan United karena klub mereka yang memiliki basis fans yang sangat tinggi di dunia. Apabila United masih di bawah Moyes mungkin United akan tetap bersama Nike atau bahkan menjalin kerjasama dengan apparel yang akrab dengan tim papan tengah seperti Macron atau LeCoqSportif.
Selain itu, Ed Woodward mungkin akan kesulitan mencari sponsor yang membuat klub ini tersingkir dari deretan tim dengan pendapatan tertinggi. Tidak hanya itu, nilai saham United mungkin akan semakin melorot dan memungkinkan bagi Glazer untuk menjualnya ke orang lain.
Tidak ada Van Gaal, Mourinho, atau Bahkan Solskjaer
Setelah Moyes dipecat, United berganti pelatih sampai empat kali yaitu Ryan Giggs, Louis van Gaal, Jose Mourinho, dan Ole Gunnar Solskjaer. Nama-nama tersebut mungkin tidak akan menjadi pelatih MU jika Moyes masih bertahan.
Giggs sudah pasti pensiun dan mungkin diangkat sebagai staf Moyes pada musim berikutnya. Sementara Louis van Gaal kemungkinan besar memutuskan pensiun setelah membawa Belanda meraih peringkat ketiga pada Piala Dunia. Seandainya dia tidak jadi pensiun, LVG akan ke Tottenham Hotspur dikarenakan namanya sempat masuk dalam kandidat kuat pelatih anyar lylywhites.
Di sisi lain, Jose Mourinho mungkin sudah menjadi pelatih tim nasional setelah dipecat Chelsea, sementara Ole Gunnar Solskjaer masih tetap bertahan di Molde dan membawa klub ini menguasai kompetisi Norwegia.
Fellaini, Januzaj, dan Welbeck Bertahan, Kroos dan Bale Masuk
Salah satu gebrakan besar Moyes ketika menangani MU adalah pembelian Marouane Fellaini. Di mata United Fellaini adalah pemain spesial. Saking spesialnya, Ed Woodward bahkan menambah ekstra empat juta dari harga asli si pemain. Seandainya Moyes masih bertahan, hampir pasti Fellaini akan menjadi pemain andalannya dan menjadi striker.
Jika itu terjadi, maka nama-nama sepert Radamel Falcao, Anthony Martial, Marcus Rashford, Romelu Lukaku, dan Alexis Sanchez mungkin tidak akan datang. Hal serupa juga tidak akan terjadi kepada Angel Di Maria dan Memphis Depay. Kedua pemain ini tidak akan berseragam United karena Moyes akan memaksimalkan Adnan Januzaj. Selain itu, Danny Welbeck juga akan bertahan mengingat pemain ini menjadi andalan di lini depan.
Meski hanya mendatangkan Fellaini dan Juan Mata, namun Moyes sebenarnya baru akan bergerak liar pada bursa transfer ketika memasuki tahun keduanya. Hal itu ditandai dengan wacana mendatangkan Gareth Bale, Cesc Fabregas, dan Toni Kroos. Ketiga pemain ini adalah incaran Moyes yang gagal didaratkan ke Old Trafford. Bayangkan betapa mengerikannya lini tengah United ketika trio Carrick, Fabregas, dan Kroos bermain. Sudah pasti nama Paul Pogba tidak akan diincar Moyes karena ia sudah punya lini tengah yang tangguh meski tim tetap akan finis pada papan tengah.
Tidak ada Ibrahimovic, yang ada Hanya Arnautovic
Selain Paul Pogba, United pernah punya ikon besar dalam diri Zlatan Ibrahimovic. United tampil jauh lebih baik ketika Ibracadabra memperkuat tim ini pada musim 2016/17. Bahkan kesombongannya sudah muncul saat ia yang pertama kali memberi tahu kalau United menjadi pelabuhan terbarunya ketimbang akun resmi United sendiri.
Namun Moyes nampaknya tidak akan merekrut Ibrahimovic. Dia mungkin akan merekrut Marko Arnautovic, pemain yang ia anggap mirip dengan Ibrahimovic. Ketika Moyes menangani United, pemain asal Austria ini kerap menjadi momok yang menakutkan bagi pertahanan Setan Merah.
“Arnautovic mirip dengan Ibrahimovic. Dia memiliki peran pemimpin yang perlu dia kembangkan, baik itu untuk klub dan timnya. Dia adalah pemain yang bisa memberi pengaruh pada pemain lain,” tuturnya.
Ibra mungkin akan tetap bermain di Inggris. Namun bukan United melainkan salah satu diantara Chelsea, Arsenal, dan Manchester City. Tiga kesebelasan yang sama-sama meminati penggawa asal Swedia tersebut.
***
Itulah yang akan terjadi apabila Moyes bertahan selama enam tahun di Manchester United. Ada dampak positif namun tidak sedikit juga dampak negatif yang akan dihasilkan. Meski semua yang ditulis hanya bersifat pengandaian, kira-kira seperti itu yang akan terjadi jika Moyes bertahan bersama United sesuai dengan kontrak aslinya. Tapi sekali lagi saya tegaskan, tulisan ini semua hanya pengandaian.