Ketika menjadi pemain, Ole Gunnar Solskjaer telah mencetak 126 gol buat Manchester United. Ada banyak momen menarik dalam karier pria berkebangsaan Norwegia tersebut. Salah satunya adalah momen di pertandingan menghadapi Newcastle United pada 1998.

Momen ini menjadi ironis karena Solskjaer mendapatkan kartu merah, tapi justru mendapatkan pujian dan sanjungan dari para penggemar The Red Devils.

Pada musim 1997/1998, hingga pekan ke-34, United ada di peringkat kedua di bawah Arsenal. Satu-satunya cara bagi United untuk menjuarai liga adalah dengan memenangi sisa empat pertandingan terakhir menghadapi Newcastle United, Crystal Palace, Leeds United, dan Barnsley.

Di pekan ke-35 itu, United menjamu Newcastle di Old Trafford. Skor ketika itu masih sama imbang 1-1. Sisa dua menit pertandingan, Newcastle melakukan serangan balik lewat Rob Lee. Serangan tersebut berpotensi besar menjadi gol karena tak ada pemain United lain di lini pertahanan, selain Solskjaer.

Pemain yang baru dimasukkan tersebut langsung berpikir cepat. Ia tak punya pilihan selain terus berlari untuk mengejar dan menghentikan paksa Lee. Saat wasit meniup peluit. Solskjaer sudah tahu kalau dirinya akan langsung diusir.

Namun, kartu merah tersebut justru mendapatkan tepukan tangan dari para penonton di Old Trafford. Soalnya, tanpa tekel tersebut, Newcastle bisa mencetak gol dan bikin United kalah di kandang sendiri.

Solskjaer mengorbankan keterlibatannya dipertandingan itu dan pertandingan selanjutnya, demi United tak kebobolan. Akan tetapi hal berbeda dilihat oleh Alex Ferguson. Ia marah semarah-marahnya.

Ferguson menganggap kalau pelanggaran yang dilakukan Solskjaer bertentangan dengan cara United bermain. Hal ini yang juga menempel di pikiran Solskjaer hingga kini. Ia tak akan pernah meminta para pemainnya untuk melakukan apa yang dirinya lakukan 23 tahun lalu.

“Aku tak akan meminta para pemainku untuk melakukannya, karena hairdryer yang aku dapatkan setelah pertandingan dan alasan Fergie mengapa ia memberikan hairdryer treatment buatku, adalah valid,” kata Solskjaer.

Alasan Solskjaer enggan pemain didikannya meniru yang ia lakukan, adalah karena Manchester United tidak menang dengan cara “jelek” seperti itu. Bukan cara United main seperti itu, meski para penggemar justru menyukai yang dilakukan Ole.

Solskjaer nekat melakukan itu, demi mengejar Arsenal. Hanya kemenangan yang membuat United masih berpeluang meraih trofi. Sialnya, United gagal dan The Gunners berhasil meraih juara dengan selisih hanya satu poin. Andai United menang di pertandingan lawan Newcastle, hasilnya sudah pasti berbeda.

Meski demikian, andai Ole diberi kesempatan mengulang waktu kembali ke momen itu, ia masih akan tetap mengulangi keputusannya. Mengapa?

“Aku mungkin akan melakukannya lagi, karena aku tak merasa ingin mengubah apapun dalam karierku, karena aku tak merasa akan duduk di sini sekarang. Keputusan sekecil apapun akan memiliki konsekuensinya. Namun, aku akan melakukan hal yang sama,” kata Ole.

“Aku melakukannya karena alasan yang tepat, dan ketika itu aku hanya berpikir tentang teman-temanku juga tim. Kami gagal juara liga dengan selisih sepoin musim itu dan ada dua menit lagi sebelum full time ketika kami harus bangkit dan memenangi pertandingan,” tutup Ole.