Direktur olahraga lebih sering digunakan di luar Inggris. Ini yang membuat posisi tersebut merupakan sesuatu yang baru buat sepakbola Inggris, termasuk di Manchester United.

Dulu, manajer seperti Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger mengurus segala hal di klub mulai dari rekrutmen pemain sampai pemilihan tim. Akan tetapi, mengulang cara serupa di era saat ini bisa dibilang mustahil. Soalnya, baik Fergie maupun Wenger sudah di klub sejak lama.

United dan Arsenal pun memercayai keduanya dan memberi mereka keleluasaan untuk membuat keputusan. Ini yang membuat era manajer yang sangat kuat pengaruhnya sudah berakhir.

Sementara itu, menangani tim elit sungguh besar tekanannya. Di sinilah fungsi direktur olahraga yang membantu pelatih untuk meringankan tugas tersebut. Pelatih tinggal fokus pada latihan, memberikan taktik, dan memilih pemain yang akan diturunkan. Sementara tugas seperti menyiapkan tim muda sampai mendatangkan target transfer, itu diberikan kepada direktur olahraga.

United sendiri memang tengah mengincar direktur olahraga. Apalagi, United kini ditangani oleh INEOS yang paham pengelolaan sebuah klub olahraga. Upaya utamanya adalah dengan menunjuk Omar Berrada sebagai CEO baru Manchester United. Pengalaman lebih dari 10 tahun bersama Manchester City sudah cukup buat United, yang pernah ditangani orang yang tak punya pengalaman di sepakbola dalam diri Ed Woodward.

Setelah mendatangkan orang yang bisa mengurus klub, kini United fokus untuk memekerjakan orang yang bisa menjadi jembatan antara pelatih dengan manajemen klub; dalam hal ini direktur olahraga.

Pelatih kini tinggal fokus pada laga selanjutnya, sementara direktur olahraga bisa membantu membuat strategi yang jelas buat klub di masa depan. Ia harus memastikan klub punya analis, pemandu bakat, dan departemen perekrutan terbaik.

Biasanya, klub dianggap sukses saat mendatangkan pemain tertentu. Namun, di masa kini, perekrutan staf sama penting dan krusialnya buat masa depan klub. Soalnya, kalau klub diisi oleh orang-orang terbaik, maka kita bisa berharap hasilnya juga akan sama baiknya.

Di musim ini, Erik ten Hag kasian betul. Soalnya, para pemain utama di musim 2022/2023 lalu justru banyak yang cedera. Ia tak bisa memasang para pemain terbaiknya gara-gara cedera. Bahkan, Mason Mount yang baru direkrut musim ini juga mengalami cedera panjang.

Hadirnya direktur olahraga sebenarnya bisa memetakan masalah ini. Cedera dan turunnya penampilan memang tidak bisa dipastikan, tapi bisa saja diprediksi. Cedera di musim ini jelas ada andil dari banyaknya laga yang dilakoni para pemain di musim lalu. Penurunan performa juga bisa terjadi karena cedera atau hal di luar lapangan. Contohnya? Marcus Rashford yang mengaku sakit padahal baru nongkrong bersama teman-temannya.

Punya rencana jangka panjang diharapkan bisa mengatasi masalah ini. Soalnya, manajemen kerap melakukan aksi spontan saat klub mengalami penurunan penampilan. Yang paling mudah adalah dengan memecat pelatih.

Pemecatan pelatih amat bisa terjadi andai klub tak punya rencana jangka panjang. Atau, saat pemain cedera, klub membeli atau meminjam pemain secara asal karena panik. Pemikiran jangka pendek ini sering kali berdampak negatif pada klub dan bisa merugikan klub secara penampilan maupunan finansial.

Ini yang terjadi pada United musim ini. Saat para pemain cedera, The Red Devils justru meminjam pemain secara terburu-buru. Padahal, dampak kehadiran para pemain ini juga tidak sebesar itu. Misalnya, Sofyan Amrabat dan Sergio Reguillon. Padahal, United punya Kobbie Mainoo di pos Amrabat. Di sisi lain, United malah meminjamkan Brandon Williams yang posisinya sama dengan Reguillon. Ini jelas sebuah kesia-siaan.

Contoh terbaik saat ini adalah Manchester City. Pep Guardiola menjabat sebagai pelatih utama. Ia dibantu oleh Txiki Begiristain sebagai direktur sepakbola dan Ferran Soriano sebagai CEO. Berkali-kali Pep bilang kalau kehadiran dua orang ini sungguh penting karena mereka punya pemikiran yang sama.

Saat klub memecat manajer atau kehilangan pemain karena cedera, direktur olahraga-lah yang punya kemampuan untuk perencanaan ke depan. Contohnya Brighton and Hove Albion. Saat Graham Potter pindah ke Chelsea di tengah musim, mereka mengizinkannya. Soalnya, Brighton sudah punya pengganti dalam diri Roberto De Zerbi. Pun ketika pemain dijual, mereka sudah punya lima calon untuk setiap posisi. Sehingga, saat klub kehilangan pemain, mereka sudah punya setidaknya data lima pemain di posisi tersebut.

Direktur olahraga jadi penting karena ia tidak terlibat di ruang ganti. Ia punya pandangan yang objektif dalam penilaiannya. Soalnya, bukan hal yang jarang di mana pelatih terikat dengan pemain tertentu. Ia akan selalu memainkan pemain tersebut meski performanya turun. Pun sebaliknya, pemain tertentu jarang dimainkan karena terlibat friksi dengan sang pelatih. Memiliki direktur olahraga yang bisa memberikan nasehat adalah aset yang berguna di masa depan.

United harus segera bergerak karena perencanaan tidak bisa dilakukan hanya dalam semalam. Perlu waktu agar semuanya berjalan sesuai rencana. United harus mengubah cara pikir jangka pendek. Untuk saat ini, merekrut direktur olahraga bisa jadi lebih bernilai ketimbang merekrut pemain baru.

Sumber: The Guardian