Ole Gunnar Solskjaer sebenarnya berada dalam posisi yang sulit saat suporter Manchester United melakukan protes Anti-Glazers sepanjang musim lalu. Untungnya, ia menghadapinya dengan tepat.

Saat suporter United mengepung Hotel Lowry dan Stadion Old Trafford, tidak ada yang bisa dilakukan oleh para pemain, staf, dan Solskjaer. Sampai akhirnya, Premier League memutuskan pertandingan menghadapi Liverpool mesti ditunda.

Secara teknis, ini merupakan kerugian buat United karena di saat yang sama juga harus menghimpun kekuatan guna berjuang di Europa League. Namun, Solskjaer memaafkan apa yang dilakukan para suporter tersebut. Ia bilang kalau demonstrasi adalah hak mereka asal dijalankan dengan damai.

Pun ketika suporter United menyerbu tempat latihan United di Carrington. Solskjaer datang menemui mereka dan berbicara. Solskjaer lnagsung menyatakan bertanggung jawab dan memahami apa yang tengah dikhawatirkan suporter United. Apalagi, Solskjaer juga memang vokal mengkritik wacana pembentukan European Super League.

Akan tetapi Solskjaer tak membenarkan aksi kekerasan saat protes di Old Trafford dan Hotel Lowry. Karena hal ini, sejumlah suporter percaya kalau pelatih berkebangsaan Norwegia tersebut tengah membela Keluarga Glazer.

Namun, sejatinya Solskjaer tengah menekan Keluarga Glazer. Caranya adalah dengan pernyataannya di publik bahwa United perlu memperkuat skuad mereka. Tentu, caranya adalah bukan dengan mengirim para pemain ke gym, tapi mendatangkan pemain baru.

Solskjaer menjalani debutnya di final Europa League dengan buruk. Usai kekalahan dari Villareal, ia mengungkapkan keinginannya untuk merekrut tiga pemain utama baru di musim panas ini. Solskjaer tak mau berpuas diri. Ia ingin memperbaiki capaiannya bersama Manchester United di musim lalu yang berhasil menempati peringkat kedua.

“Kami di sini sekarang, kami perlu melakukan yang lebih baik, kami perlu bekerja lebih baik, bekerja lebih keras, lebih pintar. Tetapi seperti yang ku katakan, dua atau tiga pemain untuk memperkuat Starting XI dan skuad, semuanya penting bagi kami untuk melangkah bahkan lebih jauh,” kata Solskjaer.

“Karena aku yakin pesaing atau penantang kami juga ingin meningkat dan kami ingin meningkat sebanyak yang kami bisa.”

Solskjaer agaknya merefleksikan musim Manchester United di musim panas 2018. Ketika itu, United berada di peringkat kedua, dan Jose Mourinho menyebut kalau musim 2017/2018 adalah musim terbaik dalam kariernya sebagai pelatih.

Akan tetapi, di musim panas 2018, United tampak tak melakukan pembenahan skuad. Contoh termudahnya bisa dilihat dari pemain yang masuk dan keluar.

United hanya merekrut Diogo Dalot dari Porto, Fred dari Shakhtar Donetsk, dan Lee Grant dari Stoke City. Ketiganya tak sukses menampilkan permainan terbaik. Grant bahkan hanya menjadi kiper ketiga.

Di sisi lain, United kehilangan Michael Carrick yang pensiun. United juga melepas Daley Blind ke Ajax Amsterdam senilai 16 juta euro.

Padahal, di musim panas itu, Mourinho punya banyak keinginan untuk memperbaiki skuadnya. Yang paling utama adalah bek tengah. Ketika itu, United dikabarkan tengah mengincar Harry Maguire, Diego Godin, dan Toby Alderweireld. Namun, Ed Woodward dan Keluarga Glazers menolak membiayai transfer tersebut. Di sisi lain, Woodward mengeluarkan kurang dari 70 juta paun untuk Fred dan Dalot.

Hasilnya? United mengawali musim 2018/2019 dengan mengerikan. United hanya meraih tiga poin dari tiga pertandingan pertama. Perjalanan United kemudian berkelok-kelok dengan Mourinho dipecat sebelum Natal.

Jadi tak heran kalau Solskjaer terus mendesak, mengulangi keinginannya agar United melakukan yang terbaik di bursa transfer musim panas ini. Ia pun berulang kali menyampaikan pesannya ini dalam wawancara terbarunya dengan media Norwegia pekan ini.

“Kami ingin pemain terbaik di sini dan klub tahu apa yang kuinginkan. Aku tidak tahu bagaimana pembicaraannya berlangsung, tapi kalau kami ingin bertarung buat trofi terbaing, kami harus punya pemain terbaik pula,” ucap Ole.

Bukan rahasia lagi kalau Ole ingin Jadon Sancho didatangkan pada musim panas lalu. Kini, harapan itu masih ada setelah United kembali menyatakan ketertarikannya pada pemain sayap Borussia Dortmund tersebut. United jelas tak boleh gagal untuk kali kedua.

Solskjaer juga menginginkan rekan yang layak di lini pertahanan untuk berduet bersama Harry Maguire. Keinginan ini juga mengulang harapan yang sama dengan Mourinho tiga tahun lalu.

Solskjaer jelas ingin melakukan segalanya untuk bisa memastikan kalau kesalahan yang sama tak boleh terulang di Old Trafford.

Untungnya, Solskjaer ada di waktu yang tepat. Tekanan membuat Keluarga Glazers menampakkan batang hidungnya. Joel Glazer hadir dalam pertemuan dengan penggemar pada pekan lalu untuk kali pertama sejak 16 tahun. Ia pun memastikan akan mendukung keinginan Solskjaer sebagai manajer di bursa transfer musim panas.

Hanya waktu yang bisa menjawab. Akan tetapi kalau United kembali gagal mendatangkan targetnya musim ini, bukan tidak mungkin perjalanan Ole akan terhenti sebelum Natal tiba. Atau dengan kata lain, Ole akan “di-Mourinho-kan”.

Sumber: Manchester Evening News