Foto: UEFA.com

Ketika Anda mendengar tentang Manchester United dan Barcelona, maka Anda akan berpikir mengenai dua tim dengan sejarah hebat di dunia sepakbola. Tidak hanya itu, mereka juga sama-sama pernah diperkuat oleh beberapa pemain terbaik di dunia. Dan, pada kenyataannya, terdapa beberapa pemain yang pernah mengenakan dua seragam dari kedua tim ini. Berikut adalah delapan pemain yang pernah membela Setan Merah dan Blaugrana.

Mark Hughes

Nama pertama yang pernah memperkuat United dan Barcelona adalah Mark Hughes. Sparky pernah bermain untuk tim Catalan tersebut 1986 setelah dua musim memperkuat United. Dia datang untuk menerima pinangan Terry Venables yang sebelumnya sudah mendatangkan pemain Britania lainnya, Gary Lineker. Akan tetapi, Hughes tidak tampil bagus bersama tim Catalan tersebut dan hanya bertahan semusim saja sebelum dilepas ke Bayern Munich.

Bertahan semusim saja, Hughes akhirnya kembali ke Manchester United pada 1988. Pada termin kedua bersama Setan Merah, Hughes mencapai puncak kariernya. Ia bermain selama tujuh musim dengan mencetak lebih dari 300 pertandingan dan membuat 116 gol (467 caps, 163 gol jika digabungkan). 11 gelar berhasil ia kumpulkan sebelum memutuskan hijrah ke Chelsea.

Laurent Blanc

Setelah bertualang di Prancis bahkan sempat ke Italia, mantan pelatih Prancis ini kemudian bermain bersama Barcelona pada 1996/97. Akan tetapi, penampilannya kerap diganggu cedera dan hanya bertahan setahun saja.

Setelah bermain untuk Marseille dan meraih kejayaan bersama timnas Prancis, Blanc direkrut Manchester United pada 2001. Ia diproyeksikan untuk menggantikan Jaap Stam yang pindah secara kontroversial. Akan tetapi, faktor usia membuat dirinya sulit mengimbangi iklim cepat di Premier League. Ia bahkan kerap menjadi biang keladi apabila United meraih kekalahan. Sempat memberikan gelar Premier League pada musim berikutnya, Blanc memutuskan pensiun pada akhir musim.

Jordi Cruyff

United tertarik kepada Jordi ketika ia menunjukkan penampilan apiknya pada Euro 1996. Sir Alex Ferguson bahkan rela terbang langsung ke Barca untuk melakukan negosiasi. Saat itu, Jordi memang menunjukkan penampilan apik bersama Barcelona setelah lulus dari La Masia. Ia kemudian pindah ke United pada 1996 setelah ayahnya berkonflik dengan para petinggi Barcelona.

Sempat menjadi pemain inti sepanjang musim 1996/1997, Jordi kemudian mendapat cedera lutut parah yang membuat penampilannya tidak optimal lagi seperti sebelumnya. Tempatnya di sisi sayap sudah lepas karena diambil alih oleh David Beckham dan Ryan Giggs. Sempat bertahan empat musim, di mana satu musimnya ia menjalani peminjaman di Celta Vigo, Jordi memutuskan untuk meninggalkan Manchester menuju Alaves pada musim panas tahun 2000.

Henrik Larsson

Penyerang asal Swedia ini adalah pahlawan Barca pada 2006. Berkat dua asisnya, ia memberikan gelar Liga Champions kedua untuk Barca setelah menunggu 14 tahun. Itulah kontribusi terakhir Larsson bersama Barcelona sebelum memutuskan pulkam ke Helsinborg.

Pada awal tahun 2007, United mengontrak Larsson dengan meminjamnya selama tiga bulan. Keputusan ini diambil setelah United mengalami krisis karena striker utama mereka, Wayne Rooney dan Louis Saha, mengalami cedera. Meski hanya membuat tiga gol dalam 13 penampilan saja, namun penampilan Larsson sangat membantu mereka untuk merengkuh gelar Premier League pada akhir musim. Niat United untuk mengontraknya lebih lama lagi tidak kesampaian karena si pemain sudah berjanji ingin kembali ke Swedia.

Gerard Pique

Suami Shakira ini sudah dipersiapkan sebagai pemain masa depan United di lini belakang. Potensi itu sudah terlihat sejak ia masih bermain bersama tim akademi. Akan tetapi, keberadaan Vidic dan Ferdinand yang tampil begitu konsisten membuat peluangnya tertutup. Hal ini belum ditambah dengan tidak tuntasnya janji Fergie yang membuatnya memutuskan kembali ke Barcelona.

Kembali ke Camp Nou, Pique tampil elegan berduet bersama Carles Puyol. Gelar demi gelar terus ia berikan. Dua diantaranya adalah treble pada 2009 dan 2015. Gagal melegenda di Manchester, Pique kini menjadi legenda untuk Barcelona.

Victor Valdes

Sama seperti Pique, Valdes juga legenda Barcelona dan sama-sama keluar dari sistem akademi bernama La Masia. Ia memperkuat Barca selama 12 musim, bermain dalam 535 penampilan, dan memberikan 21 trofi sebelum posisinya diambil alih Claudio Bravo karena mengalami cedera lutut para pada musim terakhirnya.

Sempat vakum bermain karena menjalani pemulihan, Valdes dikonrak Manchester United selama 18 bulan pada Januari 2015. Pembelian Valdes bertujuan sebagai deputi dari De Gea yang kehilangan Anders Lindegaard dan Ben Amos. Akan tetapi, ia hanya bermain sebanyak dua pertandingan saja. Konflik dengan Van Gaal membuat dirinya memutuskan menerima pinangan klub Belgia, Standard Liege.

Zlatan Ibrahimovic

Ambisinya merebut gelar Liga Champions, membuat Zlatan Ibrahimovic memilih hijrah ke Barcelona pada 2009. Berkaca dari statistik, penampilan Ibra tidak terlalu buruk. Ia membuat 23 gol dan memberikan gelar La Liga dan Piala Dunia Antar Klub. Akan tetapi, konflik dengan Pep Guardiola membuat masa depannya berjalan singkat. Ia tidak mau dikorbankan sebagai pemain sayap demi Lionel Messi.

Setelah berkelana di Milan dan Paris, Ibra kemudian nyasar ke Manchester United sebagai bagian dari rezim anyar Jose Mourinho. Saat itu, Ibra tidak kehilangan sentuhannya meski begitu diremehkan pada awal kedatangannya. Bersama United pula, ambisinya meraih trofi Eropa tercapai meski hanya gelar Liga Europa.

Alexis Sanchez

Pemain Cile ini adalah nama terakhir yang pernah memperkuat Barca dan United. Bersama Barca sejak 2011, Sanchez tampil memukau sebagai pengganti David Villa yang menderita cedera patah tulang pada Piala Dunia Antar Klub. Tiga musim memperkuat Barca, ia mencetak 41 gol sebelum pindah ke Arsenal pada 2014.

Awal tahun 2018, Sanchez hijrah ke United yang merupakan kesebelasan favoritnya. Prosesnya tidak berbelit-belit karena United menukarnya dengan Henrikh Mkhitaryan. Akan tetapi, lebih dari setahun bermain, kontribusi Sanchez masih sangat minim. Kehadirannya di dalam klub bahkan memicu kecemburuan dari beberapa pemain lain karena gajinya yang paling besar diantara pemain lainnya.