Pep Guardiola membuat rekor baru. Ia menjadi manajer pertama sepanjang sejarah Premier League yang bisa menang di Old Trafford tiga kali secara beruntun. Hal ini tidak lepas dari hasil pertandingan yang berlangsung dini hari tadi ketika City, untuk keenam kalinya dalam delapan musim terakhir, meraih tiga poin di teater impian.
City menjadi kesebelasan yang paling sering mengalahkan United di Old Trafford sejak Premier League diputar pada 1992. Kemenangan ini membawa mereka kembali ke puncak klasemen dengan keunggulan satu poin dari Liverpool. Bagi United, kekalahan ini kembali menghambat keinginan mereka untuk masuk ke empat besar.
Babak Pertama yang Mengejutkan
Kejutan dibuat United bahkan sebelum skuad United diumumkan. Old Trafford mendapat terjangan badai dan hujan deras yang membuat salah satu atap di stadion bocor. Teguran nampaknya bagi manajemen untuk melakukan renovasi.
Sejam sebelum laga, Solskjaer mengejutkan dengan melakukan lima perubahan dari pertandingan sebelumnya. Matteo Darmian kembali bermain sebagai starter di liga setelah Desember. Young dan Shaw juga kembali menempati sisi sayap. Begitu juga dengan Andreas Pereira yang dipasangkan dengan Fred untuk menopang trio Pogba, Lingard, dan Rashford.
Entah wejangan apa yang diberikan Ole, namun United bermain baik pada babak pertama. Pressing mereka berjalan dengan baik. Formasi 5-3-2 ketika bertahan berhasil mempersempit ruang di sisi half space yang menjadi makanan empuk Sterling dan Bernardo Silva. Sterling sendiri kehilangan penguasaan bola 18 kali. Angka paling banyak dibanding pemain lainnya.
Ketika menguasai bola, United akan melakukan counter cepat memanfaatkan akselerasi Lingard dan Rashford. Ada 12 kali serangan balik yang dilakukan United. Beberapa diantaranya bahkan memaksa City melakukan tactical foul seperti yang diprediksi oleh Solskjaer. Akan tetapi, dari banyaknya serangan balik yang dilakukan, hanya sepakan Rashford yang membahayakan gawang Ederson. Sisanya, berakhir dengan kesalahan pemain United itu sendiri.
Kembalinya United pada Babak Kedua
Pada babak kedua, permainan United yang sebenarnya mulai kembali. Ya, United kembali menjadi tim yang mudah lelah, cepat kehilangan konsentrasi, dan melakukan beberapa kesalahan. Hal ini juga tidak terlepas dari tekanan pemain City yang semakin masif pada babak kedua sehingga konsentrasi pemain United untuk bertahan mulai mengendur.
Lini belakang menjadi lebih longgar yang membuat para pemain City leluasa untuk memainkan bola di sepertiga akhir pertahanan United. Pada akhirnya, gawang United jebol ketika sepakan Bernardo Silva ke tiang dekat tidak bisa dijangkau De Gea. Setelah gol ini, pertahanan United semakin menganga karena mereka mencoba bermain semakin menyerang untuk mengejar ketertinggalan.
Sebenarnya, United punya peluang untuk membalikkan keadaan. Dua kali Lingard punya kesempatan emas mencetak gol. Akan tetapi, dua peluang tersebut disia-siakan oleh pemain yang sangat lekat dengan media sosial ini.
Pada akhirnya, City yang kembali mencetak gol. Sebuah situasi serangan balik berhasil membuyarkan fokus Matteo Darmian dan Chris Smalling yang sama-sama berfokus mengejar Aguero sehingga membuka ruang di half space sebelah kiri. Sane kemudian mendapat ruang tembak yang berhasil ia manfaatkan dengan baik.
Solskjaer berupaya menambah daya serang timnya dengan memainkan Romelu Lukaku, Anthony Martial, dan Alexis Sanchez. Namun, ketiganya tetap tidak memberikan dampak yang signifikan. Lukaku kembali berperan menjadi winger, Martial tidak terlalu berperan banyak di sisi kiri, sedangkan Alexis hanya satu kali menyentuh bola. Di akhir pertandingan, Solskjaer menyebut tentang kualitas para pemain serta United yang semakin jauh tertinggal dari City.
Rekor Buruk yang Kembali Dibuat United
Memasuki penghujung musim, performa United semakin hari semakin memburuk. Kekalahan yang mereka dapatkan dari City adalah yang ketujuh bagi United dalam sembilan pertandingan terakhir mereka. Ini adalah catatan terburuk bagi United sejak 1962.
Tidak hanya itu, United juga sudah lebih dari 500 menit tidak bisa mencetak gol melalui open play. Scott McTominay menjadi pemain terakhir yang bisa membuat gol dari situasi terbuka. Sisanya, United hanya mencetak dua gol dari penalti dan mengakhiri pertandingan dengan tidak mencetak gol. Sebuah peringatan bagi lini depan United yang katanya memiliki banyak sosok hebat dalam urusan mencetak gol seperti Martial, Sanchez, Rashford, Lukaku, dan Pogba.
Dua gol yang dibuat City juga membuat gawang United sudah kebobolan 50 kali pada musim ini. Tidak pernah penjaga gawang United memungut bola sesering ini sejak musim 1978/79 saat format kompetisi Inggris masih memainkan 42 pertandingan. Jika format kompetisi dikecilkan hanya saat liga dimainkan 38 laga saja, maka prestasi ini adalah yang terburuk sejak 1915.
Hal ini menandakan kalau lini belakang United saat ini tidak jauh berbeda dengan waktu sesepuh-sesepuh mereka masih bermain bola. Patut diingat kalau saat itu para pemain sepakbola masih berstatus pemain amatir.
Belum Tentu City yang Juara
Ada beberapa penggemar United yang tidak mempermasalahkan kekalahan ini. Salah satu alasannya adalah mereka tidak mau Liverpool yang menjadi juara liga. Kemenangan ini seperti memperlicin langkah City untuk menggagalkan ambisi Liverpool untuk membuka puasa gelar.
Namun tentu saja hal ini mengorbankan peluang United untuk kembali bersaing di empat besar. Peluang untuk ke posisi ketiga yang sebenarnya sempat terbuka, kini semakin mengecil karena jarak yang sudah melebar menjadi enam poin. Hanya peringkat empat yang bisa mereka raih, namun hal itu sebenarnya bisa mereka lakukan jika tiga poin berhasil mereka raih karena di tempat lain, Arsenal kalah dari Wolverhampton.
Lagipula, kemenangan City di Old Trafford belum memastikan mereka juara. Baik City maupun Liverpool hanya dipisahkan jarak satu poin saja dan sama-sama memiliki tiga pertandingan sisa. Dalam kurun waktu tersebut, City masih bisa terpeleset karena akan berhadapan dengan lawan-lawan yang berpotensi mengejutkan macam Burnley dan Brighton.
United bahkan berpeluang mendapat ending yang sangat menyakitkan musim ini. Siapa yang berani melihat kalau ternyata Liverpool yang menjadi juara liga meski City sudah dibantu dengan kemenangan di Old Trafford ini. Satu-satunya doa penggemar United sekarang adalah semoga City tidak terpeleset dalam tiga laga sisa.