Foto: Express.co.uk

Dikontrak 18 bulan untuk menangani Oldham Athletic, nyatanya Paul Scholes hanya sanggup bekerja sebagai pelatih selama satu bulan lebih satu hari saja. Pada Kamis malam waktu Inggris atau Jumat dini hari waktu Indonesia, Scholes memutuskan mengundurkan diri dari klub favoritnya semasa kecil tersebut.

“Dengan sangat menyesal, saya memutuskan untuk meninggalkan klub. Saya berharap setidaknya bisa menjalani 18 bulan ikatan sebagai manajer klub yang saya dukung sepanjang hidup saya. Sayangnya, dalam waktu singkat sejak menangani klub ini, menjadi jelas kalau saya tidak bisa membawa klub ini seperti yang saya inginkan,” tutur Scholes kepada BBC.

Scholes menyebut kalau keputusan mengundurkan diri dari Oldham adalah sebuah penyesalan yang cukup besar. Menurut beberapa media di Inggris sana, Scholes mundur karena mendapat banyak intervensi dari pemilik klub, Abdallah Lemsagam. Hal ini yang membuatnya merasa tidak nyaman sehingga memutuskan untuk mundur dari jabatannya.

Terlepas dari benar atau tidaknya penyebab mundurnya Scholes, Oldham memang tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan sejak berada di bawah kepelatihannya. Latics hanya satu kali menang yaitu melawan Yeovil Town pada pertandingan pertamanya sebagai manajer. Sisa enam pertandingan selanjutnya, Scholes hanya mengantungi tiga hasil seri dan tiga kekalahan.

Mereka juga menjadi tim yang mudah sekali kehilangan konsentrasi di lini pertahanan. Mereka kehilangan sembilan poin dari situasi unggul. Mirisnya, gawang mereka selalu kebobolan pada menit terakhir dalam empat pertandingan secara beruntun.

Posisi mereka pun tetap berada di peringkat ke-14 alias posisi yang mereka tempati sebelum Scholes masuk ke sana. Kemenangan melawan Yeovil sebenarnya sempat mengangkat posisi mereka sebanyak tiga anak tangga, namun hasil minor setelahnya membawa mereka kembali ke posisi tersebut.

Selisih poin mereka dengan tim yang berada di peringkat enam (batas akhir Play off) pun melebar menjadi sembilan angka. Bertambah satu poin dari sejak sebelum ia datang. Hal ini semakin memperkuat alasan kalau Oldham memang tidak berkembang bersama Scholes. Meski begitu, ia tetap akan menyaksikan tim masa kecilnya tersebut berlaga.

“Saya akan tetap menyaksikan tim ini terus berlaga dan mendukung klub sebagai seorang penggemar. Saya akan mendoakan yang terbaik kepada para penggemar, para pemain, dan seluruh staf,” katanya.

Rekor Manajer Tersingkat

Hanya menangani kesebelasan selama 31 hari saja membawa nama Scholes masuk ke dalam rekor sebagai salah satu manajer dengan karier tersingkat di sepakbola Inggris. Setidaknya, ia masih lebih lama ketimbang beberapa nama yang berada di atasnya.

Paul Hart hanya memegang Queens Park Rangers selama 33 hari pada 1996 dan memainkan hanya memainkan enam pertandingan. Di atas Paul Hart ada nama Micky Adams yang hanya memegang Swansea City selama 13 hari. Martin Ling dan Dave Bassett hanya memegang jabatan sebagai manajer Cambridge dan Crystal Palace selama 9 dan 4 hari saja.

Apa yang dialami Paul Scholes tentu lebih baik ketimbang Leroy Rosenior. Ia adalah pemegang jabatan paling singkat sepanjang sejarah sepakbola Inggris. Ia memimpin Torquay selama 10 menit saja. Ia diangkat sebagai pelatih Torquay pada tahun 2007. Namun, masuknya investor baru 10 menit setelah pengangkatannya menjadi penyebab didepaknya Rosenior dari kursi kepelatihan.

Tawa Jose Mourinho

Ada satu orang yang mungkin sedang tertawa ketika mengetahui Paul Scholes mengundurkan diri. Dia sudah pasti Jose Mourinho. Kita tentu sudah tahu kiprah keduanya saat Scholes masih menjadi pundit dan Mourinho menjadi manajer Manchester United. Scholes gemar menyerang The Special One jika United mengalami hasil yang buruk. Sebaliknya, Mourinho merasa Scholes adalah orang yang tidak paham betapa sulitnya menjadi seorang manajer di klub sekelas United.

“Scholes adalah pemain yang bagus tapi bukan pundit yang bagus. Jika Paul kedepannya menjadi manajer, saya doakan dia bisa meraih 25 persen dari gelar yang saya punya. Saya punya 25 piala, seperempatnya adalah enam, jika dia bisa meraihnya, saya yakin dia akan senang,” kata Mourinho musim lalu.

Ketika pertama kali diangkat menjadi manajer Oldham, Scholes sebenarnya sudah siap jika mendapat kritikan. Namun, tidak ada yang menyangka juga kalau Scholes akan menyelesaikan kariernya di Oldham dalam waktu yang tidak sampai sepertiga dari kontraknya.

Rekannya sesama di United, Gary Neville, pernah mengatakan kalau ia kapok jadi pelatih. Ia merasa lebih nyaman bekerja sebagai pundit dan pengusaha ketimbang kembali mengurusi taktik sebuah kesebelasan. Menarik untuk melihat apakah Scholes akan mengikuti jejaknya atau tetap mengambil kesempatan melatih jika memang ada tawaran. Hitung-hitung sebagai upaya untuk memperbaiki karmanya setelah mengkritik keras Jose Mourinho dan para pelatih United sebelumnya.

Jika ia mengikuti jejak Neville, maka sudah dipastikan kalau tawa Mourinho akan semakin melebar. Berbicara jelas mudah, namun menjalani pekerjaan yang sesungguhnya tentu bukanlah hal yang mudah. Mungkin itu yang sedang diucapkan Mourinho ketika membaca kabar pengunduran diri Scholes.