Pelatih Bristol City, Lee Johnson tak menyangka bahwa tim asuhannya mampu menggulingkan klub raksasa Manchester United beberapa waktu yang lalu.

Mungkin menang tetap ada dalam targetnya, karena laiknya seorang pelatih tak boleh menyerah begitu saja. Namun kehadiran sebuah botol anggur seharga 450 paun yang dibawa Johnson ke pertandingan tampaknya membuktikan bahwa pelatih Bristol merasa inferior.

Dilansir dari South China Morning Post, Johnson sudah membeli sebuah botol anggur Portugal kesukaan dari pelatih MU, Jose Mourinho. “Saya telah mengambilnya dari celengan anak saya untuk membeli anggur ini,” cerita Johnson sebelum pertandingan dimulai.

Johnson berharap bahwa usai pertandingan, dirinya dengan Mourinho dapat duduk bersama dan berbagi anggur “Barca Velha Red” tahun 2004 tersebut.

“Saya sudah riset sebelumnya dan akhirnya menemukan bahwa Jose menyukai jenis yang satu ini,” lanjut Johnson.

Hadiah anggur tersebut ternyata bukan sekadar untuk silahturami, melainkan Johnson berharap dapat petuah barang 5 sampai 10 menit dari Mourinho. Bagi Johnson, mendapat pelajaran dari Mourinho adalah sebuah komoditi yang penting bagi pelatih muda sepertinya, yang baru berusia 36 tahun tersebut.

“Apalagi Mourinho saat ini sedang dalam permainan puncaknya,” tukas Johnson yang beberapa jam kemudian menyadari bahwa ucapannya tersebut mungkin sedikit berlebihan.

Papan skor di stadion milik Bristol City menunjukkan angka yang tak biasa bagi United dan juga pendukung Bristol City, yaitu 2-1 untuk tim asuhan Johnson. Sorak-sorai baik di atas lapangan, di tribun, maupun di bangku pelatih Bristol tak terbendung.

Lalu bagaimana kabar anggur tersebut?

Sayangnya sejumlah media tidak berhasil mendapatkan kepastian apakah Johnson jadi menuangkan anggur tersebut untuk mendapatkan petuah dari Mourinho. Namun tampaknya Mourinho lah yang mendapatkan petuah dari Johnson malam itu.

“Saya pikir ini adalah hari yang indah bagi olahraga sepakbola,” kata manajer berusia 54 tahun tersebut. “Karena sebuah tim dari liga yang lebih rendah berhasil menang dan masuk ke semi-final [Carabao Cup].”

Ucapan yang memang manis namun tersimpan kepahitan di dalamnya. Tak mungkin sepertinya seorang Special One berbicara terlalu spesial terhadap kekalahan timnya.

Jika kita menilik sejarah pertandingan Bristol City, tampaknya klub 123 tahun tersebut bukanlah pemain baru dalam mengkalahkan Goliat. Klub yang sedang mengejar promosi ke Premier League tersebut telah berhasil juga mengalahkan Watford, Stoke City, dan Crystal Palace musim ini.

Namun jelas hadiah dari mengalahkan United lebih besar rasanya dibandingkan klub-klub lain tersebut. Sayangnya, hadiah tersebut memang sangat besar, yaitu Bristol akan berhadapan dengan Manchester City untuk satu tempat di final menghadapi Chelsea atau Arsenal.

Bagi Johnson lawan selanjutnya baik itu City, Chelsea maupun Arsenal tampaknya tak perlu dalam pikirannya dan timnya untuk saat ini.

“Para pemain ini [Bristol] akan memiliki ikatan selamanya. Kemenangan ini akan semakin mempererat ikatan tersebut,” kata Johnson.

Gol di penghujung waktu tersebut yang menurut Johnson menjadi paku penancap di setiap insan sepakbola di Bristol City untuk beberapa generasi mendatang. Sebuah proses gol yang dimulai dari Matty Taylor yang memberi umpan lambung kepada dada Korey Smith sebelum melesakkan bola ke gawang kiper kedua United, Sergio Romero.

“Beberapa kali saya mencoba masuk ke kotak penalti dan tidak dijaga,” kata Smith si pencetak gol yang menunjukkan kecerobohan dari para bek United. “Jadi saya bilang kepada teman-teman saya saat turun minum untuk mengoper ke saya untuk manfaatkan peluang itu dan terbukti jadi gol.”

Smith tak sendiri dalam merayakan gol tersebut. Selain teman-teman rekan satu tim dan kepelatihan, para fans Bristol menumpahkan kegembiraannya ke atas lapangan usai peluit panjang berkumandang.

Malam itupun bisa menjadi sebuah penantian panjang untuk membalaskan dendam 108 tahun silam, dimana Bristol kalah dari United di final FA Cup tahun 1909. Tahun depan kemarahan United bisa dibalaskan karena seperti dijelaskan sebelumnya Bristol berpeluang besar untuk naik level ke Premier League karena kini berada di peringkat tiga.

“Saya bergabung dengan klub ini saat masih berada di League One [tahun 2014],” kata Smith. “Musim ini sangatlah brilian, dengan para pemain muda yang kian berkembang dan senang rasanya bisa memberikan yang terbaik kepada para fans kami.”

Anggur Smith memang tak jelas berakhir kemana, tapi tampaknya label mahal botol tersebut sudah lunas dengan kemenangan lawan United.

Sumber : South China Morning Post