Manajer Manchester City Pep Guardiola tengah jadi ‘buah bibir’ di daratan Britania Raya saat ini. Akhir pekan lalu, dia baru saja sukses menaklukkan rival sekotanya, Manchester United dengan skor 2-1 dalam lanjutan Premier League Inggris bertajuk Derby Manchester. Kemenangan itu pun terasa sangat spesial bagi sang pelatih dan klub berjuluk The Citizen tersebut, karena berhasil mereka petik di Old Trafford; sekaligus menjadi kemenangan kedua Guardiola dalam derby di stadion kebanggaan fans tim Setan Merah tersebut, sejak dia memulai debutnya di Inggris pada musim 2016/2017 lalu.

Pahitnya bagi United, kemenangan sang tamu malah memutus rekor tak terkalahkan The Red Devils dalam 40 laga kandang, yang hingga saat ini jadi catatan terbaik sepanjang sejarah klub. Sementara, City sendiri malah membukukan rekor kemenangan terpanjang dalam satu musim Premier League, setelah meraih kemenangan ke-14 dalam laga kontra United. Tak cukup sampai disitu, City kembali membuat rekor baru, yakni kemenangan beruntun terbanyak dalam sejarah Premier League, setelah mereka meraih kemenangan ke-15 pada laga kontra Swansea City, Kamis (14/12/2017) dini hari WIB.

Rekor ini pun melengkapi catatan kemenangan terpanjang yang pernah dibukukan Guardiola dalam karier kepelatihannya bersama tiga klub, termasuk City. Ketika memulai debut sebagai pelatih di klub raksasa Spanyol, Barcelona pada periode 2008-2012, manajer berusia 46 tahun itu pun pernah membuat rekor 16 kemenangan beruntun di La Liga Spanyol pada Oktober 2010 hingga Februari 2011. Kemudian, dia kembali mencatat rekor 19 kemenangan beruntun pada Oktober 2013 hingga Maret 2014, ketika berkarier di Bundesliga Jerman bersama Bayern Muenchen periode 2013-2016.

Tidak heran jika banyak klub yang menginginkan Guardiola untuk duduk di bangku pelatih kepala. Bahkan, United pun ternyata pernah berharap manajer berkebangsaan Spanyol itu bisa berlabuh di Theatre of Dreams.

Adalah, manajer legendaris tim Setan Merah, Sir Alex Ferguson yang kabarnya pernah mendekati Guardiola pada 2012 silam, untuk menggantikan posisi dirinya. Namun, tawaran tersebut malah ditolak oleh pelatih kelahiran, Santpedor, Catalunya, Spanyol, 18 Januari 1971 itu. Dia menegaskan sama sekali tidak pernah menyesal telah mengabaikan peluang ke Old Trafford itu.

Baru-baru ini, Guardiola menceritakan soal pertemuannya dengan Ferguson pada lima tahun lalu tersebut. Ketika itu, pelatih ikonik United tersebut tengah mempersiapkan rencana pensiunnya, yang terwujud di akhir musim 2012/2013. Sedang Guardiola sedang menikmati masa bersantai selama 12 bulan, setelah meninggalkan Barcelona akhir musim 2011/2012. Mereka bertemu di sebuah restoran dan mendiskusikan semua hal tentang sepakbola. “Bahasa Inggris saya saat itu tak sebagus sekarang, dan mungkin saya tak mengerti apa yang diucapkan Sir Alex,” kata Guardiola seperti dilansir Goal.

“Kami bertemu di restoran luar biasa untuk makan malam dan saya pikir dia mengatakan sesuatu tentang pergi ke Old Trafford. Tapi saya benar-benar tidak ingat. Kami bicara tentang hidup, tentang sepakbola, tentang Liga Premier, saya ingat. Tapi tidak ada pesan untuk saya soal United. Saya pikir saya ingat itu. Yang saya ingat, Sir Alex bicara sangat cepat dan sulit untuk mengerti dia. Tapi hal itu menyenangkan, karena dia memilih restoran luar biasa, dan tentu saja dia yang bayar!” lanjutnya bercerita sembari tersenyum, dalam kesempatan konferensi pers sebelum laga Derby Manchester.

“Pada periode itu, saya sudah bicara dengan Bayern, dan jelas bagi saya, saya akan pergi ke Jerman. Bayern adalah klub pertama yang menghubungi saya, dan lalu City, tapi saya sudah memutuskan untuk membuktikan diri di Jerman.”

“Setelah itu, sejak saya tiba, City kembali meminta saya dan saya katakan kalau saya ke Primer League, saya akan menuju mereka. Saya bicara kepada Presiden City [Khaldoon Al Mubarak] dan Direktur Sepakbola Txiki Begiristain lagi pada periode terakhir saya di Bayern, dan mereka menunjukkan ketertarikan lebih besar dibanding klub lain,” ungkap Guardiola.

Makanya, eks kapten tim nasionak Spanyol dan Barcelona era 1990-an itu pun kemudian memilih City, yang notabene merupakan musuh bebuyutan United, sebagai pelabuhan berikutnya dalam karier kepalatihannya.

Mungkin, karena dia tidak mengerti dengan permintaan Ferguson ketika bertemu lima tahun silam itu pula yang membuat Guardiola sama sekali tidak pernah menyesal telah melewatkan kesempatan besar untuk menjalani karier luar biasa bersama salah satu klub terbaik di dunia. “Itu sangat penting untuk saya, dan percayalah, saya tidak menyesal,” pungkas Guardiola.