Apakah Premier League selalu diberkati dengan begitu banyaknya striker berkelas di tiap musimnya? Beberapa dari Anda mungkin akan bernostalgia memikirkan hal itu. Jika kembali mengingat Premier League era 1990-an, liga kompetitif itu punya beberapa striker handal, termasuk Alan Shearer, Teddy Sheringham, Les Ferdinand, dan Robbie Fowler. Pada awal hingga pertengahan 2000-an, Ruud van Nistelrooy dan Thierry Henry datang mengisi deretan striker peraih top scorer pada persaingan klub papan atas Premier League.

Namun, era tersebut sudah berakhir, dan kini Premier League kembali memiliki striker mempuni yang akan mengisi daftar peraih Golden Boot di akhir musim nanti. Masing-masing dari lima klub papan atas Premier League, telah menjadi tim-tim yang memiliki striker berkelas, meski masing-masing pemainnya memiliki banyak perbedaan yang signifikan.

Berikut kami sajikan deretan calon peraih Golden Boot 2018.

Sergio Aguero (Manchester City, 6 gol)

Pemain berkebangsaan Argentina itu sudah menjadi salah satu striker terbaik dalam sejarah Premier League, dan mungkin akan menjadi legenda bagi Manchester City. Namun, di musim ini klubnya menuntut Aguero untuk menegaskan dirinya kembali bermain konsisten dan tetap menjadi lumbung gol bagi City. Kehadiran Gabriel Jesus, yang menjadi partner utamanya dalam empat dari enam pertandingan terakhir, tampaknya telah memberi semangat pada Aguero.  Awal musim ini, pasangan duo Amerika Latin itu telah mencetak 12 gol di semua kompetisi.

Aguero juga mencetak Hat-trick ketika City mengalahkan Watford dengan skor telak 6-0 dua pekan lalu. Dan eks pemain Atletico Madrid itu menjadikan dirinya sebagai predator mengerikan di kotak penalti. Melihat peningkatan permainannya itu, Pep Guardiola perlahan mempercayai Aguero dengan memainkannya sejak awal laga.

Romelu Lukaku (Manchester United, 6gol)

Ada sebuah keraguan mencuat saat Manchester United membayar Everton sebesar 75 juta paun untuk Lukaku. Tapi, ia menghancurkan semua keraguan itu dengan penampilan impresifnya awal musim ini. Kegagalannya berada di awah asuhan Jose Mourinho kala masih melatih Chelsea empat musim lalu, sudah dilupakannya. Dan saat ini ia fokus pada bentuk ciamik yang dibuatnya bersama United musim ini.

Manchester United di sisi lain mendapat manfaat penuh dari Lukaku, yang telah berpengalaman selama lima tahun bermain di Inggris bersama West Brom dan Everton. Kesempatan besar dalam meraih Golden Boot telah datang menghampiri pemain bertubuh jangkung itu, dan ia tampaknya bertekad untuk merenggutnya musim ini. Lukaku sangat cocok dengan gaya kokoh United, dan ia juga menunjukkan bahwa ia bisa mencetak berbagai gol.

Alvaro Morata (Chelsea, 6 gol)

Mungkin, ada sebagaian penikmat sepakbola Inggris yang masih merindukan kemampuan Diego Costa dalam memancing emosi lawan saat melakoni pertandingan bersama Chelsea. Namun, Morata telah menunjukkan cara yang berbeda setelah ia didatangkan musim panas lalu. Ia pun berhasil menunjukkan taji pada akhir pekan lalu ketika Chelsea menang 4-0 di kandang Stoke City. Pemain berkebangsaan Spanyol itu menunjukkan kecepatan yang luar biasa, dan ia memiliki hal yang lebih spesial dibandingkan Costa.

Ia bermain dan mengobrak-abrik pertahanan Stoke yang kokoh. Morata, yang akhirnya mendapat tempat di tim utama setelah seringnya ia menjadi pemain pengganti di Real Madrid dan Juventus, telah bangkit dalam menghadapi tantangan tersebut. Beberapa keraguan mungkin tetap berada di atas kemampuan fisiknya. Namun, di sisi lain ia terus berjuang guna mendapatkan hal spesial di akhir musim nanti.

Harry Kane (Tottenham Hotspur, 4 gol PL)

Mendengar nama Harry Kane, pastinya berhubungan dengan naiknya performa Tottenham Hotspur beberapa musim terakhir. Pemain Inggris itu telah menunjukkan jika ia pantas masuk dalam sejarah Premier League sebagai penerus Alan Shearer dan Teddy Sheringham. Kane pun menunjukkan bahwa ia jauh lebih dari sekadar pencetak gol. “Dia lebih mengarah seperti apa yang Alan lakukan, tapi dia masih memiliki sifat Teddy, turun ke lini tengah, itu sebuah kecerdasan,” tutur Ferdinand saat mengomentari Kane kepada ESPN FC.

Hantu kotak penalti menyemat nama Kane. Ia juga sering turun ke posisi tengah untuk membantu proses penyerangan tim secara langsung, dan Kane memiliki tembakan kuat dengan kedua kakinya. Pada bulan Agustus, bulan di mana ia belum pernah mencetak gol di Premier League, sudah terlewat usai. Kane pun dengan segera menemukan langkahnya, untuk kembali bekerja sama bersama Dele Alli dan Christian Eriksen. Ia telah membuat Tottenham menjadi kuat dalam menyerang, dan tidak heran jika Mauricio Pochetino sangat mencintainya.