Manchester United kembali dipermalukan oleh rivalnya Liverpool. Kali ini mereka dikalahkan tim tamu dengan skor telak 4-0. Lengkap sudah penderitaan Setan Merah di musim ini, di mana sebelumnya mereka juga dibantai 5-0 di Old Trafford pada bulan Oktober. Maka total skor semuanya menjadi milik Liverpool yakni 9-0.
Melihat hasil ini tentu saja memunculkan rasa kecewa. Rasa kecewa ini pun salah satunya diungkap sendiri oleh mantan kapten United Roy Keane. Ia merasa putus asa menanggapi bekas klubnya itu kalah telak di Anfield. Pria asal Irlandia itu benar-benar sampai kehabisan ekspresi.
Kedua pertandingan antara United dan Liverpool musim ini telah menggambarkan jurang besar dalam aspek kualitas tim. Seolah-olah kedua tim sudah bukan dua klub yang layak disebut sebagai rival. Dan sekali lagi hal ini membuat Keane merasa sangat kecewa hingga sedih.
“Ekspresi ini bukanlah kemarahan. Saya hanya marah di awal musim, tapi sekarang, saya justru merasa sedih. Anda melihat tim yang hancur hari ini. Tidak ada hati, tidak ada jiwa, tidak ada pemimpin, dan mereka tidak memiliki kualitas nyata. Mereka sangat jauh dan Anda bisa melihatnya sendiri. Tidak ada kejutan dengan skor dari Untited, dan Liverpool mencetak empat gol,” tutur Roy Keane dikutip dari Sky Sports.
“Ada kekacauan yang terjadi di klub, dan sayang mengira itu muncul dara atas (petinggi). Para suporter tidak punya waktu untuk bertemu dengan pemilik. Mereka (suporter) membutuhkan manajer baru, dan mereka membutuhkan pemain baru masuk. Harus ada pemain buruk yang keluar. Sangat menyedihkan untuk dilihat. Ini bukan klub tempat saya bermain.”
“Yang para pemain mainkan tidak mencerminkan apa yang diperjuangkan Manchester United ketika saya masih bermain. Mereka tidak tahu tujuan. Saya tidak melihat tim Manchester United di luar sana bertarung dan bermain dengan bangga. Pada level ini ambisi mereka akan ketahuan. Sekali lagi, sangat menyedihkan melihat tim ini.”
Roy Keane sangat kritis terhadap sikap yang ditunjukkan oleh para pemain Manchester United di laga melawan Liverpool. Seperti biasanya, ia selalu mempertanyakan karakter mereka, dan menunjukkan fakta bahwa semuanya disebabkan oleh durasi kontrak yang akan habis di musim panas nanti.
Asumsi Keane ini sangat masuk akal. Apalagi jika ditambah pemain tersebut sudah tidak terlalu diandalkan lagi atau tidak mendapat tempat di tim utama. Maka wajar pemain yang akan habis kontraknya akan memiliki motivasi yang sedikit ketika diberi kesempatan bermain untuk Setan Merah.
“Apa yang harus dimiliki pemain Manchester United dalam pengalaman saya adalah tentang karakter brilian. Karakter di mana mereka bisa ingin diajak bekerja sama. Karakter kontributif yang tidak hanya memikirkan diri sendiri. Robson, Bruce, Pallister, Beckham, Giggsy, Butty, semua pemain ini pernah memiliki karakter itu,” ungkap Keane.
“Pemain dengan karakter brilian sudah jarang. Mereka yang memiliki karakter itu akan melihat sekeliling sebelum pertandingan. Mereka pasti berpikir, ‘kami akan memberikan semua yang kami miliki untuk klub ini’. Itulah yang kami harapkan dari pemain United, dan mudah-mudahan bakat baru yang muncul dari sana memiliki karakter brilian tersebut.”
“Karena tim (United) saat ini bahkan tidak disukai. Tidak ada jiwa yang hidup di tim ini. Para pemain bahkan tidak ramah kepada rekan setimnya. Saya tahu sulit bagi pemain untuk melakukan wawancara, tetapi mereka juga seperti robot, tidak ada emosi. Saya ingin tahu apa yang terjadi di tempat latihan. Bagaimana mereka membangun budaya saling peduli dan membantu rekan setimnya?”