Mantan manajer Manchester United, David Moyes, mengatakan secara jujur bahwa waktunya di Old Trafford sangat tidak berakhir dengan baik. Namun meskipun begitu, ia menegaskan kalau ia sama sekali tidak menyimpan dendam kepada klub.
Semua pecinta sepakbola Inggris mungkin tahu jika Moyes pernah dipilih langsung oleh Sir Alex Ferguson untuk menggantikannya sebagai manajer United. Proses pergantian ini begitu terasa ikonik. Kerena Ferguson memilih untuk memutuskan mengakhiri masa kepelatihannya selama 26 tahun dan menyerahkannya kepada manajer lain.
Tapi sangat disayangkan, masa jabatan David Moyes berumur begitu pendek, dan ia dipecat 10 bulan setelah United menunjuknya. Padahal ia sudah dikontrak selama enam tahun. Waktu itu Moyes bahkan tidak berhasil melewati satu musim penuh pertamannya, dan kurang dari satu bulan sebelum akhir musim ia digantikan oleh Ryan Giggs.
Mantan manajer Everton itu adalah sosok pertama yang membuat Manchester United jatuh tersungkur di Premier League. Ia meninggalkan klub di urutan ketujuh –posisi yang sama seperti di bawah Ralf Rangnick saat ini. Dan kemudian ia hijrah ke La Liga untuk melatih Real Sociedad.
“Saya percaya jika Anda seorang pemimpin yang memberikan kabar buruk, itu harus dilakukan dengan cara yang sangat bermartabat. Saya pikir dalam bisnis apa pun, akan ada hal-hal dalam hidup Anda yang berakhir dengan kabar buruk. Dan saya pikir harus ada gaya tertentu yang Anda lakukan,” tutur Moyes kepada podcast High Performance.
“Ketika Anda adalah salah satu tokoh di industri olahraga terbesar di dunia, Anda harus memiliki orang-orang yang tahu bagaimana Anda melakukan sesuatu. Dan saya merasa pada akhirnya, hal seperti itu tidak berakhir dengan baik. Saya terlalu terbuka dan saya terlalu sering berbicara.”
“Media menangkap sikap saya itu sebagai norma, dan itu bisa terjadi. Tapi ya begitulah dunia tempat kita berada (sepakbola). Sampai saat ini saya tidak menyimpan dendam (kepada United). Saya pindah dari sana, dan saya suka kembali ke Old Trafford. Saya pikir banyak suporter yang tidak melihat saya seburuk orang setelah saya. Mereka mengerti betapa sulitnya itu (mengurusi United).”
Selain itu, David Moyes juga telah mengakui bahwa ia berharap bisa tujuh atau delapan tahun lebih tua ketika mengambil peran sebagai manajer Manchester United. Tentunya ia merasa kalau persiapan untuk menjadi manajer tim besar butuh kematangan. Apalagi ia memang dipilih oleh Sir Alex Ferguson untuk menggantikan posisinya.
Hanya saja sayangnya, Moyes bukanlah Ferguson kedua. Karena faktanya memang Moyes tidak bisa meniru mantra gemerlap Ferguson selama lebih dari tiga windu di Old Trafford. Dan ketika menyikapi hal ini, Moyes hanya berkata bahwa ia setidaknya sudah berusaha mencoba menjadi pengganti Ferguson yang pas.
“Saya memiliki beberapa pemikiran hebat tentang Manchester United. Pada saat itu, saya mungkin telah bertemu dengan tiga klub top lainnya baik di Inggris atau di Eropa yang menginginkan saya menjadi manajer mereka. Namun dalam di sisi lain pikiran saya waktu itu, saya tidak akan meninggalkan Everton,” ungkap David Moyes.
“Hanya Sir Alex yang membuat perbedaan. Karena Sir Alex ingin saya menjadi manajer penggantinya, dan dia secara pribadi mengatakan kalau saya adalah manajer Manchester United berikutnya. Tapi itu datang sangat terlambat di akhir musim. Saya kecewa karena saya tidak bisa menghadapinya.”
“Tetapi saya akui Manchester United adalah klub yang spesial. Saya masih berharap mungkin saya seharusnya berada di sana tujuh atau delapan tahun lebih tua. Sayangnya, waktu itu saya merasa cukup dengan modal pengalaman. Tapi ketika saya menjalani dan melihat sejarah United, mereka tidak pernah mengambil superhero sebagai manajer. Tapi mereka mengambil seseorang yang cocok dengan budaya mereka.”