Adakah dari para suporter Manchester United yang mempermasalahkan Bruno Fernandes? Tampaknya jarang sekali. Karena bagi mereka, Bruno Fernandes justru menjadi solusi bagi tim. Dan hal ini memang benar. Tidak ada yang salah dari itu.
Namun, mempermasalahkan Bruno bukan berarti menafikan perannya. Hanya saja, bagi semua orang yang memujinya, mereka harus tahu bahwa pemain asal Portugal itu “terlalu diberi beban besar”. Di mana, United selalu “bergantung” pada si pemain dalam setiap pertandingan.
Mereka (United) masih belum menemukan pengganti yang ideal untuk meringankan beban Bruno Fernandes. Pemain berusia 26 tahun itu telah membuat 80 penampilan untuk United dalam satu setengah musim. Peran pentingnya bagi tim Ole Gunnar Solskjaer sulit untuk tidak dilebih-lebihkan.
Angka-angka yang dicatatkan Bruno Fernandes bahkan berbicara sendiri. Total sudah 40 gol dan 26 asis yang ia koleksi. Ia juga telah menjadi pemain No. 10 yang sempurna dalam sistem 4-2-3-1 ala Solskjaer. Tapi masalahnya adalah, ketika Bruno keluar dari tim, tidak ada Rencana B yang seharusnya bisa jadi alternatif.
Kerja keras mantan pemain Sporting Lisbon itu sangat luar biasa. Namun ia pun sangat rentan untuk kelelahan di suatu waktu tertentu. Apalagi saat ini ia bermain untuk Portugal di Euro 2020. Maka ia pasti akan merasakan keletihan ketika kembali ke Old Trafford.
Menjadi semakin tidak mengherankan mengapa hal seperti itu bisa saja terjadi. Mengingat Bruno Fernandes telah memainkan 70 pertandingan untuk klub dan negaranya di musim ini. Hanya berbeda 13 angka (83) saja yang ia mainkan disepanjang tahun 2020. Di sinilah terlihat bahwa beban yang ditanggung sangatlah besar.
Bruno sendiri cuma absen dalam 10 pertandingan United di musim ini, dan tujuh pertandingan di musim lalu. Ia diistirahatkan ketika United bermain melawan West Ham. Namun ia masuk pada babak pertama untuk menyelamatkan permainan. Selain itu, ia juga pernah masuk dari bangku cadangan untuk mencetak gol kemenangan melawan Liverpool di Piala FA.
Solskjaer sering menggunakan Donny van de Beek sebagai pengganti Bruno Fernandes. Tetapi pemain Belanda itu adalah pemain yang berbeda. Ia gelandang yang lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan yang sering dimainkan Bruno.
Van de Beek lebih baik ketika bermain di posisi gelandang tengah atau berperan sebagai pemain No. 6 dan No. 8. Daripada harus memainkan peran seperti yang dilakukan Bruno, yang pada dasarnya lebih kreatif dan lebih menyerang.
Manchester United memang tidak memiliki pendukung yang jelas untuk Bruno Fernandes. Juan Mata bisa melakukan perannya di situ, tapi ia sering memperlambat tempo permainan. Mungkin Jesse Lingard adalah pemain yang paling dekat dengan tipikal Bruno. Tapi sayangnya, Lingard sekarang sedang berada di pintu keluar Old Trafford.
Bruno Fernandes adalah pemain yang unik. Ia selalu melihat ke depan dan sering membuat operan vital yang bernilai tinggi. Itu tidak datang secara alami, dan jarang sekali ada pemain United lain yang bisa melakukan hal sama. Karena ketika Bruno bermain, para pemain Setan Merah terbiasa berlari dengan mengetahui kapan dan ke mana arah operan Bruno.
Namun, mereka (para pemain United) sulit untuk beradaptasi ketika umpan itu tidak datang dari kaki Bruno Fernandes. Jadi mungkin solusi terbaik untuk mengistirahatkan atau setidaknya mengurangi beban Bruno, adalah dengan menghapus peran pemain No. 10 sepenuhnya.
Solskjaer harus memainkan lebih banyak formasi 4-3-3 sebagai gantinya. Formasi ini akan mengurangi ketergantungan para pemain United kepada Bruno. Pasalnya, untuk menemukan seseorang yang dapat melakukan peran serupa, para gelandang Setan Merah akan sama-sama dituntut untuk kreatif.
Paul Pogba telah memenuhi peran itu. Ia menunjukkannya di timnas Prancis, dan Van de Beek juga telah melakukan peran yang sama ketika masih bermain untuk Ajax dan Belanda. Formasi 4-3-3 bisa menjadi sistem alternatif. Pada intinya, formasi ini dapat membantu United menemukan solusi untuk mengistirahatkan Bruno Fernandes.