Foto: Daily Mail

Jika diminta untuk menyebut siapa insan sepakbola yang memiliki kehidupan paling sempurna, mungkin nama David Beckham adalah salah satunya. Dia terkenal, kaya, punya istri cantik, banyak gelar juara, dan menjadi ikon dari sepakbola itu sendiri.

Karisma seorang Beckham memang luar biasa. Cerita mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, kala sowan ke Jepang beberapa tahun lalu menunjukkan hal tersebut. Ketika itu, banyak bocah yang tidak tahu siapa itu Tony. Namun ketika sang pejabat menyebut nama David Beckham, suasana yang tadinya kaku mendadak berubah seketika menjadi cair.

Meski begitu, Beckham tetaplah manusia biasa yang punya batas kemampuan. Kala prestasinya di level klub begitu luar biasa, ia justru tidak berjodoh dengan prestasi ketika bersama tim nasional.

Semua sudah tahu kejadian apa yang melibatkan Beckham kala mengikuti turnamen internasional. Ia menjadi sasaran amarah publik setelah Piala Dunia 1998. Meski bisa membalas dendam kepada Argentina empat tahun kemudian, namun sinar Beckham redup pada fase knock out saat itu. Di Jerman 2006, Beckham hanya bisa menangis saat ia ditarik keluar karena cedera melawan Portugal.

Situasi serupa juga terjadi di Piala Eropa. Dua kali bermain pada Euro 2000 dan Euro 2004, tidak sekalipun nasib baik menaunginya. Tendangan penaltinya melesat tinggi ketika melawan Portugal pada Euro 2004. Empat tahun sebelumnya, ia bahkan mendapat hujatan langsung dari para suporternya sendiri yang membuat Beckham tidak bisa menyembunyikan kekesalannya.

Euro 2000 di Belanda dan Belgia seharusnya bisa menjadi momen Beckham untuk memperbaiki hubungannya dengan suporternya sendiri. Maklum, mereka masih tidak bisa melupakan aksi konyolnya menjatuhkan Diego Simeone dua tahun sebelumnya.

Karier Beckham perlahan mulai membaik setelah insiden tersebut. Ia yang tadinya hampir dijual ke Juventus, memutuskan bertahan di Manchester. Ia kembali membawa Setan Merah juara liga dengan selisih 18 poin dengan Beckham membuat lima gol pada 11 pertandingan terakhir. Kadar kepercayaan diri menyambut Euro tentu semakin tinggi.

Sayangnya, hal itu tidak sesuai harapan. Inggris berantakan. Mereka terhenti pada fase grup. Beckham lagi-lagi mendapat pelecehan saat mereka bertemu Portugal pada pertandingan pertama grup.

Saat itu, Beckham tidak bermain jelek. Inggris bahkan unggul 2-0 terlebih dahulu dengan Beckham yang mengkreasikan gol tersebut. Namun setelahnya, pertahanan Inggris menjadi longgar dan kebobolan tiga kali oleh Portugal.

Pendukung Inggris marah besar. Mereka kemudian mengejek Beckham setelah pertandingan selesai. Serangannya begitu brutal. Bahkan ada chant yang berbunyi ‘Aku harap anakmu mati karena kanker’ yang ditujukan kepadanya saat itu. Ya, saat itu Brooklyn baru berusia satu tahun.

Beckham kesal yang kemudian diikuti dengan aksinya memberi jari tengah kepada suporter Inggris. Beckham yang dua tahun sebelumnya pasrah menerima hujatan, kini mencoba melawan. Siapa juga yang bisa terima ketika anaknya disumpahi seperti itu.

Manajer Inggris saat itu, Kevin Keegan, langsung membela Beckham saat itu juga. Ia menyebut kalau pelecehan itu adalah yang terburuk yang pernah ia dengar. Sebenarnya, banyak juga suporter Inggris yang memberinya tepukan, namun sebagian kecil suporter kejam itu yang merusak suasana tersebut hingga membuatnya mengeluarkan jari tengahnya.

“Saya angkat topi kepada para pemain yang tidak bereaksi dengan berlebihan. Ini adalah hal terburuk yang pernah saya lihat dan dengar di sepakbola. Ini sudah melampaui batas. Saya terkejut karena serangan tersebut justru mengarah ke anaknya dan itu jelas sangat berlebihan,” kata Keegan.

Yang menarik, Beckham tidak hanya mendapat dukungan dari koleganya melainkan juga dari media. Tentu ini hal aneh mengingat dua tahun sebelumnya Beckham dihabisi oleh media. Sekarang, beberapa media ramai-ramai membela Beckham.

The Sun misalnya. Harian yang katanya paling tidak kredibel ini terang-terangan mendukung Beckham dalam artikelnya. Mereka juga meminta untuk melaporkan kejadian serupa ke pihak berwenang dan menyerang mereka yang menyerang Beckham dengan nyanyian dukungan untuk dirinya.

Hal serupa juga dilakukan The Daily Star yang meminta beberapa selebritas saat itu untuk mendukung Beckham dan melabeli mereka yang menyerangnya sebagai kotoran.

Meski begitu, masih ada beberapa media yang mencoba mengusik dirinya. Daily Mail menulis kalau Beckham memang layak menjadi tanggung jawab nasional. Mantan wakil pemimpin Partai Buruh, Roy Hattersley menyebut kalau Beckham pantas menerima itu karena dia sudah mendapat keuntungan, ketenaran, dan kekayaan dari sepakbola sehingga ia harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi kepada negaranya.

Beruntung Beckham saat itu terhindar dari hukuman UEFA maupun FA. Meski begitu, serangan dan hujatan dari suporternya tidak hilang begitu saja. Pada November 2000, mayoritas fans Inggris mencibir keputusan manajer Peter Taylor saat itu yang memberi ban kapten kepada Beckham. Menurut mereka, Beckham belum pantas jadi kapten saat itu karena dianggap masih terlalu muda.