Foto: Bolaskor.id

Manchester United akhirnya meraih kemenangan pertamanya di Premier League musim ini. Bermain di Amex Stadium, kandang Brighton and Hove Albion, Setan Merah menang tipis dengan skor 3-2. Drama menyertai pertandingan tersebut ketiga gol kemenangan didapat United melalui penalti Bruno Fernandes pada menit akhir pertandingan.

Ketika itu, wasit Chris Kavanagh sebenarnya telah meniup peluit tanda pertandingan berakhir. Namun, karena instruksi dari Video Assistant Referee, Chris melihat layar yang berada di pinggir lapangan dan terlihat kalau tangan Neil Maupay menyentuh bola. Sebelum semua pemain meninggalkan lapangan, penalti diberikan kepada United yang dieksekusi dengan baik oleh Bruno. Mengenai tindakan Chris, peraturan VAR memperbolehkan hal seperti itu terjadi karena kejadian tersebut terjadi sebelum pertandingan berakhir.

Bagi United, kemenangan ini tentu penting untuk meningkatkan kembali kepercayaan diri mereka setelah kalah dari Crystal Palace. Selain itu, posisi mereka di klasemen juga sedikit terangkat ke urutan 13. Mengeruk banyak poin sejak awal musim tentu merupakan langkah yang tepat apabila mereka ingin segera mendekat ke papan atas mengingat beberapa kesebelasan lain juga belum konsisten.

Meski begitu, penampilan United hingga tiga pertandingan ini masih jauh dari kata memuaskan. Belum ada pertanda kalau mereka sudah membaik setelah kekalahan dari Palace. Mereka masih terlihat kesulitan mengatasi permainan lawan yang bermain pressing seperti Brighton. Beruntung mereka mendapatkan tiga gol yang salah satunya berawal dari skema counter attack ciri khas Ole yang sayangnya hanya muncul satu kali pada laga kemarin.

Cara bertahan United menjadi perhatian. Beberapa kali mereka gampang dilewati dan high press mereka terkesan berantakan. Padahal, United sudah menumpuk banyak pemainnya di lini pertahanan mereka sendiri, namun mereka tetap tidak mengatasi itu.

Foto: Match of the Day

Sorotan paling utama tentu kepada lini belakang. Beberapa kali pertahanan United gampang dieliminasi oleh Brighton. 18 percobaan menunjukkan kalau lini belakang mereka tidak terstruktur dengan baik. Inilah yang membuat tuan rumah  begitu mudah mengirimkan bola yang enak kepada para pemain depan.

Khususnya bek sayap Brighton yang beberapa kali memiliki ruang untuk melepaskan crossingcrossing berbahaya. Hal yang berbeda justru terlihat dari bek sayap United yang tampak kerepotan untuk mengatasi kinerja mereka.

Aaron Wan-Bissaka beberapa kali kesulitan untuk mengatasi pergerakan Solly March maupun Leandro Trossard. Beberapa kali peluang Brighton hadir pada sektor ini termasuk tendangan March dan Trossard yang membentur tiang. Beberapa kali juga bek 50 juta pounds ini terlambat untuk kembali ke posnya ketika United sedang melakukan transisi.

Pertahanan sisi kanan United yang mudah dieliminasi Brighton (Foto: Match of the Day)

“Saya di sini sampai berteriak pada Wan-Bissaka untuk melihat pemain di belakang Anda. Salah satu hal yang saya lihat adalah penempatan posisi tubuh Wan-Bissaka. Saya menangkap ada tiga sampai empat kali dia salah penempatan posisi. Untuk level tertinggi seperti ini, Anda tidak boleh membuat kesalahan sebanyak itu,” kata mantan pemain Inggris, Joe Cole.

Foto: Match of the Day

Jeda babak pertama, Manchester Evening News (MEN) menyebut kalau Pogba beberapa kali berbicara panjang lebar kepada Wan-Bissaka. Tidak tertutup kemungkinan kalau ini berkaitan dengan posisinya yang beberapa kali mudah dieliminasi oleh pemain Brighton.

Lini belakang United tampaknya mulai memasuki situasi yang mengkhawatirkan. Meski baru dua pertandingan, mereka sudah kebobolan lima gol. Ironis mengingat empat pemain belakang United yang bermain kemarin adalah kunci keberhasilan mereka hanya kebobolan 36 kali musim lalu. Empat pemain ini pula yang membawa pulang clean sheet ketika mereka menang 3-0 pada musim sebelumnya. Sayang, disaat Brighton mulai berkembang sebagai sebuah tim, pertahanan United justru tidak bisa jauh lebih solid dibanding musim lalu.

“Kebugaran mungkin menjadi alasan bagi United, tapi dalam tiga bulan Brighton berkembang sementara United belum. Jika tidak mau musim ini menjadi lebih riuh, maka United harus berubah,” kata jurnalis MEN, Tyrone Marshall.

Belum lagi soal komposisi bek tengah yang masih jauh dari kata solid. Ole memilih kembali untuk menempatkan Lindelof sebagai teman Harry Maguire. Bukan tidak mungkin, Ole ingin membuat kepercayaan diri penggawa Swedia ini kembali terangkat dengan memainkannya alih-alih menempatkannya di bangku cadangan yang berpotensi membuat permainannya menurun. Namun lagi-lagi penampilan dua pemain ini masih jauh dari kata solid.

“Pertahanan itu menjadi masalah United yang paling besar. Saya bisa membuat daftar kesalahan mereka pada pertandingan ini. Kurangnya masalah ini adalah karena mereka tidak punya bek tengah yang dominan, ” kata Rio Ferdinand.

Jeritan penggemar untuk meminta klub membeli tambahan pemain belakang semakin kencang. Namun Ole tampaknya masih puas dengan komposisi pemain belakang yang ia punya. Sah-sah saja bagi dia karena itu adalah pendapatnya. Akan tetapi, Ole tentu punya tugas untuk membuat para pemain belakangnya ini kembali tampil konsisten layaknya musim lalu mengingat mereka adalah salah satu faktor keberhasilan klub menyelesaikan Premier League pada posisi tiga. Selain itu, ia dan staf pelatihnya juga punya tugas utnuk membuat lini belakang United tampil solid sebagai sebuah struktur alih-alih bagus secara individu saja.