Foto: TalkSPORT

Bukan perkara mudah bagi sebuah penggemar klub sepakbola ketika melihat tim favoritnya menjual pemainnya ke klub lain. Apalagi kalau pemain tersebut berstatus bintang, legenda, atau idola dari banyak pendukungnya. Sulit rasanya untuk melihat dia mengenakan seragam dengan warna dan lambang yang tidak kita inginkan.

Itulah yang terjadi saat United melepas Wayne Rooney ke Everton pada musim panas 2017 lalu. Tidak sedikit penggemar Setan Merah yang merasa kecewa akan keputusan tersebut. Mereka ingin melihat Wazza bertahan lebih lama lagi atau bahkan pensiun dengan seragam United. Sayangnya, impian mereka untuk melihat hal itu tidak kesampaian sehingga akhirnya banyak yang merasa kecewa.

Terasa sangat wajar sebenarnya jika penggemar United kecewa. Rooney adalah kapten klub saat itu. Loyalitasnya tidak perlu diragukan lagi. Sempat digoda Chelsea, ia memutuskan tetap bersama United meski terseok-seok bersama David Moyes. Karakternya yang berapi-api di atas lapangan membuatnya mudah dicintai oleh para pendukungnya. Yang paling penting, ia adalah top skor sepanjang masa bagi klub.

Jari telunjuk kemudian diarahkan kepada Mourinho. Mereka merasa kalau Mourinho adalah biang keladi dari perginya Rooney kembali ke Everton. The Special One dianggap tidak menghargai legenda sekaligus simbol United pada saat itu dan dengan mudahnya mempersilahkan pergi.

Akan tetapi, tidak sedikit pula yang merasa kalau Rooney memang harus pergi dari United. Kebersamaan 13 musim harus diakhiri saat itu. Lagipula, Rooney sudah mendapatkan banyak trofi bersama United baik itu tim maupun individu. United butuh regenerasi dan salah satu cara meregenerasi skuat adalah dengan melepas pemain yang dianggap legenda. Cara yang mau tidak mau harus dilakukan meski menimbulkan rasa sakit.

Semua orang tahu kalau Rooney saat itu bukanlah Rooney yang dikenal fans United lima sampai enam tahun sebelumnya. Fisiknya sudah sulit mengikuti permainan cepat Premier League. Catatan golnya makin lama makin menurun. Ada Anthony Martial dan Marcus Rashford yang siap mengisi slot di lini depan. Meski ia juga bisa bermain di lini tengah sebagai gelandang, namun persaingan di ruang mesin United saat itu juga sangat ketat.

Mourinho pun mengakui itu. Di satu sisi, ia ingin Rooney bertahan. Alasannya sederhana, Rooney adalah legenda. Kepemimpinannya diharapkan mampu menjaga stabilitas ruang ganti United yang diisi pemain-pemain muda dan pemain-pemain dengan ego yang besar. Namun di satu sisi, permainan sang legenda cenderung menurun sejak 2014 dan Mourinho butuh upgrade dari skuatnya.

“Jika Rooney nantinya ingin meninggalkan klub, maka itu bukan karena saya ingin dia pergi. Saya tidak akan mendorong seorang legend untuk pergi ke klub lain,” ujar Mourinho ketika itu.

Ia pun menambahkan, “Sulit untuk menjalani situasi seperti ini ketika Anda punya pemain dengan sejarah besar tapi berada di bagian akhir karier mereka. Saya merasakan itu ketika menangani Frank Lampard dan Didier Drogba, pemain yang sudah berada pada periode terakhir mereka ketika saya kembali ke Chelsea. Sulit rasanya.”

Mourinho tidak bisa menjamin kalau Rooney akan mendapatkan tempat di tim utama. Sesuatu yang bertentangan dengan hasratnya yang masih ingin menjadi starter di setiap pertandingan. Menurutnya, hanya dengan cara itu dia bisa membuktikan kalau dia masih layak menjadi pemain inti United. Sayangnya, Rooney memang betul-betul sudah menurun saat itu.

“Saya hanya ingin bermain. Saya berbicara dengan manajer namun sepertinya saya tidak mendapatkan banyak kesempatan. Pergi adalah keputusan yang ideal. Saya sendiri tidak paham kenapa saya bisa tidak bermain dan tidak mencetak gol.”

Saya merasa kalau sebenarnya saya masih berguna untuk tim, namun saya hanya bermain satu menit di final Liga Europa. Pada final Piala Liga, Mourinho meminta saya untuk mengangkat piala meski saya tidak bermain. Sejak saat itu saya hanya bisa berpikir kalau saya harus pindah ke tempat lain,” tutur Rooney pada pertengahan 2018 lalu.

Saya Ingin Melihat United Kalah

Satu musim bermain untuk Everton, Rooney kemudian menjalani satu setengah tahun yang baik bersama D.C. United. 25 gol dari 52 pertandingan membuka jalannya untuk kembali ke Inggris. Derby County kemudian datang dengan tawaran yang tidak bisa ditolak yaitu menjadi player-coach dalam skuat asuhan Phillip Cocu.

Tiga bulan bermain di Pride Park, Rooney langsung mendapat kesempatan untuk bertanding melawan mantan klubnya pada babak kelima Piala FA dini hari nanti. Meski sudah memberikan segalanya bagi United, namun kali ini Rooney datang sebagai musuh dan memiliki misi untuk menyingkirkan mereka dari kompetisi. Perang urat syaraf sudah diluncurkan oleh Rooney. Selain menginginkan United kalah, ia juga ingin merayakan ketika berhasil mencetak gol ke gawang mantan timnya.

“Saya cinta United. Tempat saya meraih banyak kemenangan. Waktu saya di sana luar biasa, kami menjuarai Liga Champions, kami memenangi Premier League, semuanya. Tapi selama 90 atau 120 menit nanti, saya ingin United kalah agar kami bisa lolos,” ujarnya.

“Saya tidak sabar untuk pertandingan besok. Sudah jelas kalau saya menginginkan hasil undian saat itu bertemu dengan United. Ketika nama United keluar, mereka bersorak. Tentu saja saya akan merayakan gol. Saya cinta setiap menit di United, tapi saya adalah pemain Derby County dan saya ingin menang bersama mereka,” kata Rooney.

Ketika akun Twitter @UtdReport mengunggah kutipan wawancara Rooney dengan Wes Brown tersebut, ada beberapa penggemar United yang begitu kecewa. Kesan kalau Rooney tidak menghargai United pun muncul di dalam pikiran.

Namun, ini hanyalah bentuk betapa profesionalnya seorang Rooney. Pendukung Everton juga pernah merasakan betapa sakitnya melihat dia mencium lambang United ketika mencetak gol di Goodison Park. Namun, mau tidak mau hal itu harus dilakukan karena Rooney sudah bukan milik mereka. Pendukung United juga harus siap kalau pada pertandingan nanti Rooney akan meluapkan emosinya ketika berhasil mencetak gol kemenangan bagi The Rams. Toh sampai kapanpun, Wayne Rooney akan tetap dicintai oleh para pendukung Manchester United.

“Pendukung United akan mengerti kenapa saya ingin Derby menang karena setelah itu saya akan kembali menjadi penggemar United dan akan mendukung mereka untuk menang.”