Foto: Twitter David de Gea

Momen di Paris itu nyaris terjadi. Punya kewajiban untuk mencetak minimal dua gol demi memaksa laga berlanjut hingga adu penalti, kenyataannya Setan Merah hanya bisa membuat satu gol. Mereka berhasil mengalahkan Manchester City, namun skor akhir 1-0 tetap tidak cukup untuk membawa mereka ke Wembley karena kalah agregat 3-2. Satu piala dipastikan lepas dari jangkauan.

Kedua kesebelasan sama-sama melakukan banyak perubahan dari susunan pemain mereka sebelumnya. United kembali memainkan formasi lima pemain belakang dengan Brandon Williams didorong sedikit lebih ke depan ketika tidak menguasai bola. Di sisi lain, Pep Guardiola menggunakan striker setelah pada leg pertama ia sama sekali tidak memainkan penyerang.

Berikut adalah beberapa hal menarik dari pertandingan yang diwarnai satu gol dan satu kartu merah tersebut.

Manchester United sebenarnya tidak bermain bagus. Tapi, mereka juga tidak bisa dibilang jelek. Ya, setidaknya bisa membuat Kevin de Bruyne tidak paham mengapa timnya tidak bisa mengalahkan United meski mendominasi laga nyaris selama 90 menit.

Ketangguhan David de Gea di bawah mistar adalah jawaban dari betapa stressnya pemain Belgia tersebut. Ada 13 percobaan yang dibuat dengan empat mengarah ke gawang. Namun, empat diantaranya berhasil ia halau. Penjaga gawang asal Spanyol ini adalah pahlawan United pada kemarin malam. Ketika koordinasi lima pemain belakang bisa ditembus, maka De Gea kembali menjadi sosok terakhir yang menggagalkan serangan tuan rumah.

Lini belakang United tampil sangat baik pada pertandingan kemarin. Ada 20 tekel sukses, 12 sapuan, dan 10 intersep yang dibuat sepanjang 90 menit. Harry Maguire tampil bagus dengan aksi tekel krusialnya kepada Raheem Sterling. Aaron Wan-Bissaka kembali menunjukkan diri sebagai raja tekel dengan membuat lima tekel sukses dari lima percobaan.

Lini tengah United juga bermain baik. Keberadaan Fred dan Nemanja Matic, sukses beberapa kali memutus serangan tuan rumah yang mencoba menekan dari lini tengah. Fred membuat enam tekel sukses sedangkan Nemanja Matic menunjukkan ketenangannya dalam mendistribusikan bola dari tengah ke lini depan.

Akan tetapi, bagusnya United hanya sebatas itu. Ketika memasuki sepertiga akhir, serangan United macet total. Hanya ada empat key pass yang dibuat United dan tiga diantaranya datang dari kaki Fred. Satu umpan kunci lainnya datang justru dari kaki Brandon Williams.

Kontribusi pemain depan sangat nihil. Bayangkan saja, trio Lingard, Greenwood, dan James, hanya menyentuh bola sebanyak 15 kali dalam tempo 15 menit pertama. Bahkan, penyelamatan De Gea selama 17 menit (3 kali) jauh lebih banyak dari sentuhan bola Greenwood dalam periode yang sama (dua kali).

Sulitnya United memberikan bola ke lini depan tidak lepas dari permainan City yang cenderung menyempit ke tengah. Dalam skema 3-2-4-1, dua bek sayap mereka yaitu Kyle Walker dan Joao Cancelo justru bermain sebagai bek tengah. Bahkan mereka bermain seperti tanpa bek kanan meski ada Kyle Walker di situ. Ketika tidak menguasai bola, maka Raheem Sterling dan Riyad Mahrez akan mengubah peran menjadi wingback dan membuat lini belakang City bermain jadi lima bek sehingga tidak mudah ditembus. Pep Guardiola beruntung memiliki pemain yang pergerakannya begitu cair di atas lapangan.

Dengan mempersempit ruang, maka mau tidak mau memaksa United melepaskan bola-bola lambung dan berharap akan adanya bola kedua yang bisa dimanfaatkan. Sayangnya, sudah akurasi umpan para pemain United tidak terlalu buruk, mereka juga tidak diimbangi dengan pergerakan tanpa bola dari para pemainnya.

Akun @UtdArena mengungkapkan kalau pergerakan tanpa bola itu cukup penting untuk merusak organisasi lini pertahanan lawan. Sayangnya, United tidak dibekali dengan pemain-pemain seperti itu. Mereka nyaris pasif untuk mencari ruang. Ini yang akan sangat berbahaya bagi Bruno Fernandes karena banyaknya asis yang dibuat menandakan kapasitas rekan setimnya yang cukup bagus dalam mencari ruang.

Pada akhirnya, United lagi-lagi hanya bisa mencari peluang melalui skill individu seperti aksi nutmeg Lingard yang menghasilkan tendangan bebas dalam proses gol Nemanja Matic. Meski berperan dalam proses gol United, tapi si nomor 14 ini menjadi pemain terburuk United karena cukup sering kehilangan bola sampai lima kali.

Bantuan pun juga tidak didapat dari sektor bek sayap. Wan Bissaka boleh menyebut dirinya sebagai raja tekel, namun ia berantakan ketika disuruh menyerang. Begitu juga dengan Luke Shaw maupun Brandon Williams. United hanya melepaskan lima umpan silang yang tidak ada satupun datang dari pemain-pemain yang beroperasi di sisi flank kecuali Daniel James. Padahal, pemain-pemain ini diharapkan bisa menjalankan tugasnya untuk membantu serangan.

Keadaan bagi United kemudian semakin sulit setelah sang pencetak gol, Nemanja Matic, dikartu merah oleh wasit Kevin Friend. Keputusan yang membuat Solskjaer mengeluh kalau bikin gol dengan sebelas pemain saja sudah susah apalagi dengan sepuluh pemain.