Foto: Twitter.com/ManUtd

Harapan untuk meraih gelar semakin terbuka. Kemenangan telak 3-0 dari Colchester United membawa Manchester United melaju ke babak semifinal Piala Liga musim 2019/2020. Mereka kini tinggal mengalahkan Manchester City pada babak empat besar pada awal dan akhir Januari 2020 mendatang sebelum melangkah ke Wembley untuk memainkan partai final.

Tiga gol United dalam pertandingan kemarin dicetak oleh Marcus Rashford, Anthony Martial, dan bunuh diri dari Ryan Jackson. Meski menang telak, namun United tidak mendapatkan gol itu dengan mudah. Berikut adalah beberapa hal menarik dari pertandingan yang dihadiri 57 ribu lebih penonton tersebut.

Masalah Serupa yang Kembali Terulang

Trofi Piala Liga memang menjadi trofi yang realistis jika dibandingkan Premier League atau Europa League. Oleh karena itu, tidak mengejutkan ketika Solskjaer memainkan beberapa pemain utama pada pertandingan kemarin.

Menghadapi Colchester, yang bermain di Divisi Empat, Ole memainkan Anthony Martial, Marcus Rashford, Ashley Young, dan Harry Maguire. Tidak ada nama James Garner, atau bahkan duet Chong dan Gomes yang sering dimainkan pada kompetisi ini. Beberapa nama lainnya memang bukan pemain inti tapi mereka sudah memainkan banyak pertandingan.

Meski begitu, memainkan pemain utama tidak serta merta membuat United bermain dengan baik. Lagi-lagi mereka menemui hambatan soal kreativitas ketika Colchester bermain bertahan. Para pemain dengan segudang pengalaman ini terkunci oleh lini belakang tim papan tengah divisi empat yang koordinasi pertahanannya juga tidak terlalu rapi.

United menguasai laga bukan lagi setengah lapangan melainkan tiga perempat lapangan. Sangat jarang Colchester bisa melewati garis tengah United. 80% penguasaan bola milik tuan rumah namun kebanyakan dari umpan-umpan tersebut adalah umpan-umpan ke samping kiri atau kanan. 13 sepakan yang dibuat United, hanya satu yang mengarah ke gawang dan mayoritas dari peluang tersebut dibuat dari sepakan jarak jauh yang akurasinya berantakan. Bukti kalau Colchester sukses meredam United pada babak pertama.

Kombinasi Juan Mata dan Andreas Pereira sebagai gelandang serang juga tidak terlalu baik. Alih-alih menjadi playmaker, Mata lebih banyak bertugas merusak ruang antar lini Colchester. Sedangkan Andreas yang justru berperan sebagai kreator serangan United. Akan tetapi, hasilnya tetap nihil.

Ngegas Pada Babak Kedua

Namun tidak semua kesebelasan bisa konsisten bermain bertahan 90 menit. Butuh kekuatan fisik dan mental yang bagus bagi kesebelasan yang ingin memperkuat taktik bertahan mereka. Colchester sendiri masih berusaha untuk bermain menyerang mengingat mereka juga butuh tiket ke semifinal. Satu serangan sempat didapat ketika sepakan Ryan Jackson bisa ditahan oleh Sergio Romero.

Namun Colchester lupa kalau melakukan serangan balik butuh transisi yang cepat. Sayangnya, hal ini yang dilupakan oleh kubu tamu. Seketika serangan Jackson gagal, transisi menyerang ke bertahan mereka tidak berjalan baik. Space kosong di sayap kanan Colchester ini yang kemudian dimanfaatkan Marcus Rashford membuat gol pertama.

Jalannya babak kedua persis seperti ketika United melawan AZ Alkmaar. Yang membedakan adalah tim tamu tidak memberikan ancaman banyak layaknya AZ. Lima menit setelah gol Rashford, lini belakang Colchester mulai goyah dan mereka tidak bisa mempertahankan permainannya sebaik babak pertama. Hal ini yang membuat United sukses menambah dua gol lagi dalam tempo 10 menit melalui Ryan Jackson dan Anthony Martial.

Keunggulan tiga gol membuat Solskjaer melakukan keputusan bijak. Brandon Williams masuk menggantikan Luke Shaw, dan Jesse Lingard menggantikan Marcus Rashford. Masuknya Lingard sebenarnya mengubah peran Juan Mata dan Andreas Pereira. Mata kembali menjalani perannya sebagai playmaker yang dibantu oleh Lingard sedangkan Andreas bermain sedikit lebih ke depan. Namun hal itu tidak bisa menambah gol bagi United.

Musim Terbaik Marcus Rashford

Alih-alih mengharapkan Mason Greenwood, bintang lapangan dari pertandingan kemarin adalah Marcus Rashford. Gol pemecah kebuntuan pada menit ke-51 melepaskan seluruh beban tim yang kembali mendapat kritik setelah babak pertama.

Pemain berusia 22 tahun ini mencetak golnya ke-14. Catatan ini membuat Rashford melewati musim terbaiknya yaitu 13 gol yang terjadi dalam dua musim terakhir. Ia hanya butuh 23 laga untuk menorehkan catatan tersebut. Jika melihat permainannya yang berkembang pada musim ini, maka 20 gol mungkin bisa dicapai oleh pemain yang kini sudah membuat 59 gol sepanjang kariernya bersama tim utama.