Kecepatan adalah kunci Mason Greenwood muda. Ia pernah menjuarai kompetisi lari saat membela Spenborough Athletic Club di area rumahnya di Bradford. Jarak 100 meter ia libas dengan catatan 13,2 detik. Lima tahun kemudian, ia tak tampil di lintasan atletik, melainkan di megahnya stadion Old Trafford sebagai pemain utama Manchester United.

Nama Greenwood sebenarnya sudah menjadi bahan perbincangan sejak ia membela akademi Manchester United. Para pelatih di timnas Inggris tengah menanti usianya bertambah agar bisa membela tim junior. Ia dikenal karena kedua kakinya yang sama kuat dan bisa menghasilkan tendangan keras.

Pemain berusia 18 tahun itu mencatatkan debutnya secara penuh buat timnas Inggris U-21 pada Jumat pekan lalu dalam kemenangan 3-0 atas Albania. Di pertandingan melawan Belanda, Greenwood diturunkan. Ia mencetak gol debutnya buat timnas Inggris U-21 yang kalah 1-2 di Doetinchem.

“Itu adalah pengalaman yang berbeda di Albania, sesuatu yang bagus. Aku senang bermain di peran yang berbeda, di manapun di lini serang, dan itu adalah malam yang bagus buatku. Aku sedikit tak beruntung ketika tendanganku membentur tiang. Saya akan tetap fokus,” kata Greenwood.

Di Manchester United, Greenwood tak banyak bermain. Di Premier League, ia memang bermain di sembilan pertandingan, tapi berstatus sebagai pemain pengganti dengan menit bermain yang pas-pasan. Hingga pekan ke-12, Greenwood hanya mencatatkan 114 menit di Premier League. Namun, di Europa League, ia sudah bermain tiga kali dengan mencetak dua gol dan satu asis.

Buat pemegang rekor lompatan 4,72 meter di West Yorkshire U-11 ini, menit bermain yang diberikan Solskjaer bisa dipandang dari beberapa sisi. Dari satu sisi, angka ini amat positif. Bahkan, manajer timnas U-21, Aidy Boothroyd, merasa kalau Greenwood masih terlalu muda buat pemain U-21. Di sisi lain, Greenwood ingin mengikuti jejak panutannya di sepakbola yang sudah bersinar sejak usia belasan.

Greenwood, yang rataan golnya satu gol per pertandingan di Akademi Manchester United, menyatakan kalau dirinya ingin mengikuti jejak idolanya; yang secara mengejutkan, ia belum pernah bertemu dengannya: Wayne Rooney.

“Dia adalah Rooney. Ronaldo-nya Brasil juga. Mereka selalu menonjol bagi saya dan saya selalu menghormati mereka. Ronaldo bermain sudah cukup lama, tapi ayahku terbiasa menunjukkanku videonya padaku.”

“Rooney adalah pencetak gol hebat dan itulah apa yang aku inginkan. Anda harus punya seorang panutan. Meski, aku tak pernah bertemu dengannya. Aku telah menyaksikan penampilannya dan highlight-nya di Youtube. Semoga, aku bisa menemuinya suatu hari nanti,” ucap Greenwood.

Greenwood bisa saja segera bertemu Rooney mengingat ia akan pindah dari MLS ke Derby County pada Januari 2020 mendatang. Selain Rooney, Greenwood sebenarnya bisa mengikuti Jesse Lingard  dan Marcus Rashford yang juga alumnus Akademi Manchester United.

Di timnas Inggris, Greenwood berpasangan dengan Phil Foden yang berasal dari Manchester City. Keduanya berbagi kamar di timnas dan membentuk ikatan yang kuat. Greenwood mengungkapkan bahwa Foden, yang setahun lebih tua, memegang peran sebagai kakak.

“Phil adalah salah satu yang termuda di Piala Eropa tahun lalu, jadi dia pernah ada di posisiku dan itu benar-benar membantuku. Phil cuma bilang padaku untuk meraih kesempatan kalau aku diberikan, untuk melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan.”

Di Manchester United, Greenwood merasa kalau Ole Gunnar Solskjaer merupakan manajer yang tepat buatnya. Ia diberikan kebebasan dalam perannya di atas lapangan.

“Manajer kami adalah orang yang amat baik. Jelas, dia adalah pencetak gol hebat di Untied dan aku tahu tentangnya, aku telah menontonnya. Dia adalah manajer hebat di mataku. Aku punya begitu banyak panutan di sekelilingku dan Marcus adalah satu yang lainnya. Aku hanya ingin mengikuti jejak langkahnya,” kata Greenwood.

Sumber: Dailymail.co.uk